Kehilangan seseorang adalah sesuatu yang menyakitkan, tapi mereka yang memahami lebih dalam tahu bahwa kehilangan diri sendiri adalah sesuatu yang jauh lebih membahayakan.
Part 31 || memories
Jangan lupa tekan bintang sebelum membaca cerita ini ya. Terima kasih sudah mau menghargai^^
SELAMAT MEMBACA!
~°~
Canala masuk ke dalam ruangan ekstrakurikuler renang, dimana ada Ruka dan anggotanya yang tengah mendiskusikan sesuatu. Jam di tangannya sudah menunjukan pukul tiga sore, yang berarti sudah lewat satu jam tiga puluh menit dari bel pulang sekolah.
Canala menghela nafas jengah, ia mendudukan tubuhnya di kursi yang tersedia di sebelah pintu masuk. Hampir setiap hari Ruka harus pulang terlambat, ia tahu itu resiko dari ketua sebuah ekskul. Berbeda denganya yang menjadi vokalis band. Latihan hanya dua kali dalam seminggu. Anggota band hanya ada lima orang, termasuk dirinya.
"Rasanya bahagia banget. Saat Ruka lebih memilih gue dari pada Teresa," Ucap Canala dengan senyum sinis nya. "Lagian Benalu kayak dia sok-sokan mau melawan bunga seperti gue," lanjutnya.
"Benalu siapa?" Tanya Ruka yang tiba-tiba sudah duduk di sebelah Canala.
Canala tersenyum manis, ia memeluk lengan kekar Ruka. "Ya, siapa lagi kalau bukan Teresa."
Ruka mengangguk paham. Ia mengelus kepala Canala lembut. "Cocok banget sama Yaksa, sama-sama mirip benalu," Ucap Ruka terkekeh.
"Iye deh, yang baru jadian mah beda," Ucap Dylan yang melihat kemesraan kedua temanya itu.
"Iri bilang bos," Ucap Ruka diiringi gelak tawa saat melihat wajah masam Dylan.
Dylan berdecak kesal, memilih pergi dari ruangan di ikuti anggota yang lainya.
"Maaf ya, lo pasti bosan nunggu dari tadi," Ucap Ruka. Tangannya masi setia mengelus kepala Canala yang bertengger manis di bahunya.
"Gapapa kok, gue juga tau lo harus nyiapin sesuatu buat diesnatalis nanti," Ucap Canala. Ruka tersenyum mendengar nya.
"Lo sendiri apa ngga latihan buat tampil nanti?" Tanya Ruka.
"Udah di siapin dari jauh hari kok, kita tinggal gladi bersih aja besok." Jelas Canala.
"Ya, udah yuk, kita pulang." Ajak Ruka berdiri dari duduknya mengenggam tangan Canala.
Ruka dan Canala berjalan di koridor yang sudah mulai sepi, hanya terdengar suara anggota OSIS yang tengah mempersiapkan sesuatu di lapangan. Acara diesnatalis akan di mulai lusa nanti, biasanya acara yang diselenggarakan akan berlangsung dalam lima hari.
Ruka berhenti mendadak saat melewati perpustakaan. Canala yang melihat nya pun terheran-heran.
"Ada apa?" Tanya Canala saat cowoknya terus menatap ke arah belakang perpustakaan, dimana taman lavender berada.
"Ah, ngapapa kok." Jawab Ruka.
Canala mengangguk, keduanya pun melanjutkan perjalanan ke parkiran. Ruka termenung entah kenapa, ia jadi teringat waktu pertama kali bertemu dengan Teresa. Pertemuan yang singkat tetapi memiliki kesan tersendiri di ingatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benalu [END]✔️
Ficção Adolescente"Bahkan ibunya sendiri membuang anak itu." Semesta pun menghiraukannya, seperti bayangan yang tak pernah di anggap ada, seperti benalu yang tidak pernah di inginkan kehadirannya. *** Nyatanya, ada hasil yang menghianati usaha dan tidak semua usaha...