Sebuah ketertarikan bukanlah suatu alasan untuk seseorang menjalin hubungan. Jika suatu hubungan atas dasar ketertarikan maka tidak memungkinkan hubungan itu akan terjalin lama.
Part 6 || Ketertarikan.
Jangan lupa tekan bintang sebelum membaca^^
Happy Redding:))
~°~
Teresa memijat kakinya yang masi sedikit nyeri. Ia tersenyum pahit saat memandangi ruangan rumahnya yang kosong tak ada orang. Sekarang sudah malam dan Perut Teresa sudah keroncongan sedari tadi.
"Resa mau kemana?" Tanya Lilo saat melihat Teresa berdiri di teras rumahnya.
"Mau keluar sebentar cari makan."
"Mau aku temenin?" Tawar Lilo.
"Tidak usah." Jawab Teresa menatap Lilo sebentar, lalu bergegas pergi.
Teresa berjalan cukup jauh dari rumahnya untuk mencari gerobak ketoprak yang biasa berjualan di sebelah minimarket. Ia tersenyum saat sudah sampai di tempat tujuannya.
"Kang, pesen satu yang pedes ya" Ucap Teresa yang segera di acungi jempol kang Sobri si penjual ketoprak.
Selagi menunggu pesanan nya. Teresa mampir sebentar ke minimarket untuk membeli minuman dan beberapa makanan ringan. Saat tengah asik memilih cemilan. Ia tak sengaja melihat sosok seseorang yang ia kenal tengah berbincang dengan pegawai minimarket.
"Ruka?" Panggil Teresa sembari berjalan mendekati cowok tersebut.
Terlihat dahi Ruka yang mengernyit seperti tengah mengingat sesuatu.
"Lo, cewek yang waktu itu di taman sekolah kan?" Ruka memastikan cewek di depannya ini yang mengangguk antusias dengan senyum merekah di bibirnya.
"Nama gue Teresa." ia mengulurkan tangan nya.
"Lo disini lagi belanja?" Tanya Ruka.
"Ngga gue lagi olahraga." Jawab Teresa yang membuat Ruka terkekeh pelan menyadari pertanyaan konyolnya.
Terjadi keheningan beberapa saat, sampai " lo bisa bantuin gue?" Ucap Ruka mengagetkan Teresa yang tengah menatap wajah cowok itu.
"Eh, iya, bisa kok. Memang nya lo mau gue bantuin apa?" Tanya Teresa.
Ruka menjelaskan tentang masalah dengan berbisik. Teresa mengangguk paham lalu segara membatu Ruka mencari barang yang cowok itu inginkan. Sedangkan Ruka mengikuti Teresa dari belakang dengan senyum kecil yang terhias di wajahnya.
"Makasih ya. Lo udah mau bantuin gue" Ucap Ruka.
"Iya sama-sama." Balas Teresa.
"Yaudah ya, gue mau ambil pesanan ketoprak gue dulu" Ucap Teresa berjalan ke gerobak kang Sobri.
Setelah selesai membayar makanan nya. Teresa mengurungkan niatnya untuk bergegas pulang karena Ruka yang memanggil namanya.
"Gue antar lo pulang. Lo kesini jalan kaki kan? Udah ayok bareng sama gue aja." Kata Ruka beruntung yang membuat Ruka bingung sekaligus senang saat mendengar cowok itu mau mengantar nya pulang.
"Yaudah. Yuk buru. perut gue udah lapar dari tadi bunyi terus" Ucap Teresa segera duduk di boncengan motor Ruka.
Aduh bego banget sih gue, pasti Ruka ilfeel dengan tingkah gue yang kaya gini. Batin Teresa saat melihat Ruka yang tertawa melihatnya.
Teresa hanya bisa menunduk malu saat Ruka mulai menjalan kan motor nya. "Rumah lo dimana?" Tanya Ruka melihat Teresa dari kaca spion.
"Itu di gang depan. Rumah gue ada di dalam sana"
Ruka mengangguk lalu segera masuk ke dalam gang dan berhenti di depan sebuah rumah saat Teresa bilang mereka sudah sampai.
"Makasih ya ka, udah mau nganterin gue." Ucap Teresa.
"Lo sendirian?" Tanya Ruka setelah beberapa saat menatap keadaan rumah Teresa yang sangat sepi.
"Iya gue sendirian. Tapi, nanti sebentar lagi juga pasti kedua orang tua gue pulang kok ka." Jawab Teresa dengan senyum yang menghias wajahnya.
"Resa bohong. Jangan percaya sama dia" Ucap Lilo yang tiba-tiba berdiri di samping Teresa membuatnya berjingkrak kaget.
"Eh, lo, kenapa?" Tanya Ruka menatap Teresa bingung.
"Anu—emm itu" Ucap Teresa tidak jelas. Kepalanya ia tengok kan kesamping menatap Lilo tajam seakan berbicara. Masuk kedalam! Dan jangan ikut campur urusan gue.
"Resa. Hei, lo baik-baik aja kan?" Tanya Ruka.
"Gue baik-baik aja ka. Sekali lagi makasih ya udah nganterin gue pulang. Gue masuk ya udah malam, ngga enak nanti makin banyak yang ngeganggu" Ucap Teresa lalu segera masuk ke dalam rumah meninggalkan Ruka yang masi terdiam heran dengan tingkahnya.
Teresa masuk ke dalam rumah dengan nafas berderu. Sungguh ia sudah tak sanggup. Mati-matian ia berusaha bersikap biasa saja di depan Ruka. Padahal jantung nya sudah berdetak tak karuan sedari tadi, menahan untuk tidak berteriak saking senangnya.
"Resa suka ya sama cowok tadi?" Tanya Lilo yang kini tengah dudu di kursi.
"Kepo lo. Dasar manusia" Ucap Teresa sembari berjalan ke dapur.
"Memangnya Resa bukan manusia?" Pancing Lilo.
"Jelas bukan lah"
Lilo mengernyit kan dahi, menatap Teresa yang tengah asik makan. "Terus Resa ini apa?" Tanya Lilo semakin dibuat penasaran.
Teresa tersenyum manis menatap Lilo yang masi menatap nya dengan sorot wajah bingung. "Sini gue bisikin" Ucap Teresa.
Lilo mendekati Teresa " Gue ini bukan manusia. Tapi gue ini adalah" Teresa sengaja menggantung kan ucapan, melihat Lilo yang masi diam menunggu nya Teresa tersenyum licik "BIDADARI!" Teriak Teresa kencang di telinga Lilo yang membuat bocah itu terjatuh karena kaget.
"Apa sih Resa. Ngga lucu" Ucap Lilo lalu pergi dari hadapan Teresa.
"Yeee ngambek tuh anak" Ucap Teresa di sela-sela tawanya.
~°~
Gimanah dengan part ini suka? Semoga ya.
Tadi ada yang sempat mengira Teresa hantu ngga? Kalau ada sini tunjukin
Jangan lupa vote, coment dan share ya. Ajakin teman, keluarga dan doi buat baca cerita ini. Eh tapi emang punya doi?😂
Bahagia selalu buat pembacaku:))
KAMU SEDANG MEMBACA
Benalu [END]✔️
Fiksi Remaja"Bahkan ibunya sendiri membuang anak itu." Semesta pun menghiraukannya, seperti bayangan yang tak pernah di anggap ada, seperti benalu yang tidak pernah di inginkan kehadirannya. *** Nyatanya, ada hasil yang menghianati usaha dan tidak semua usaha...