Yang pasti semua memiliki jeda. Senja adalah jeda untuk siang.
Hujan adalah jeda bagi panas.
Pergi adalah jeda untuk temu.
Tak ada yang benar-benar bisa menjadi abadi dalam kefanaan dunia, waktu sekalipun.Part 36 || cowok aneh
Jangan lupa tekan bintang sebelum membaca cerita ini ya, terimakasih sudah mau menghargai^^
SELAMAT MEMBACA!
~°~
"Gue suka sama lo," Ucap Rena serius.
"HAH?!" Pekik ketiga cowok itu berbarengan.
Terjadi keheningan di dalam ruangan seni yang cukup luas ini. Semua mata mengarah pada Rena yang kini wajahnya sudah semerah tomat.
"Lo gila?!" Ucap Yaksa dengan wajah tak percaya. Ia berdiri dari duduk nya, berjalan beberapa langkah berdiri tepat di depan Rena.
"Gue serius Sa. Gue udah suka sama lo dari dulu," Ucap Rena menundukkan kepalanya.
Yaksa terkekeh geli. "Gue udah tau," Ucap Yaksa.
Karleta mengerjapkan kedua matanya. Wajahnya cengo mendengar penuturan Yaksa barusan.
"Jadi, emm...apa kita jadian?" Tanya Rena malu-malu.
"Menurut lo?" Ucap Yaksa balik bertanya, matanya menyorot dalam tatapan Rena.
Rena terdiam sejenak. Ia meletakan jari telunjuk nya di kening sebelah kiri, wajahnya seperti berpikir dengan keras sembari membalas tatapan Yaksa.
"Selama ini gue belum pernah melihat lo pacaran tapi kalau jahilin cewek sih sering banget," Ucap Rena masi berpikir. "Tapi akhir-akhir ini sifat lo berubah, lo mulai welcom sama gue. Itu berarti lo udah mulai nerima kehadiran gue di hidup lo, Iyah?" Lanjut nya dengan mata berbinar.
Yaksa termundur pelan saat wajah Rena semakin maju ke depan. "Kenapa lo bisa berpikir kalau gue nerima kehadiran lo?!" Tanya Yaksa lagi.
"Ya, karena saat gue sapa lo kalau ketemu lo senyum. Setiap kita makan di kantin bersama, gue suka natap lo dan lo kelihatan oke-oke aja ngga ngerasa tergantung atau nolak gitu, ngga kayak dulu," jelas Rena semangat.
"Bego," Ucap Adipati setelah sekian lama hanya mendengar pembicaraan keduanya.
Yaksa menghela nafas, membuang wajahnya sejenak dari tatapan Rena. "Gue tau kalau lo suka sama gue karena ya, siapa sih yang bisa menolak paras wajah ganteng gue ini. Semua cewek tergila-gila dan gue tau itu," Ucap Yaksa dengan percaya diri nya.
"Ini lebih bego," celetuk Danila kesal.
"Gue rasa yang bego dia," Ucap Yaksa menatap wajah Rena yang tak paham.
"Sebenarnya gue ngga mau ngomong kaya gini takut buat lo sakit hati, tapi gue rasa ini jalan terbaik sebelum nanti lo makin jauh," Ucap Yaksa dengan intonasi serius.
Karleta bergeming, masi setia menatap kedua orang itu. Ia sendiri ikut was-was mendengar nya.
"Gue welcom sama lo berdua ya, karena kalian temen dari calon pacar gue," Ucap Yaksa melirik Karleta yang berdiri di belakang Rena. "Ngga mungkin kan saat kita kumpul atau ketemu terus gue usir lo?!" Lanjutnya telak sukses menebas hati Rena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benalu [END]✔️
Teen Fiction"Bahkan ibunya sendiri membuang anak itu." Semesta pun menghiraukannya, seperti bayangan yang tak pernah di anggap ada, seperti benalu yang tidak pernah di inginkan kehadirannya. *** Nyatanya, ada hasil yang menghianati usaha dan tidak semua usaha...