Tak selamanya setiap moment harus di abadikan dengan kamera. Ada kalanya, hanya cukup di simpan di ingatan kita.
Part 10 || Suasana
Jangan lupa tekan bintang sebelum membaca. Terima kasih^^ sudah mau menghargai.
~°~
Di bawah pohon mangga, tepatnya di taman lavender. Teresa tengah duduk sendirian dengan mata terpejam. Menikmati alunan musik dari earphone milik nya. Entahlah akhir-akhir ini ia merasa terbebani dengan pikirannya sendiri. Semua ingatan kelam itu, bermunculan kembali tanpa aba-aba. Membuat nya kembali merasa terpukul oleh kenyataan.
"Benar dugaan gue, lo pasti disini" Ucap seseorang duduk di sebelah nya.
Teresa membuka matanya dan langsung bersitatap dengan kedua mata Ruka. Cukup lama keduanya terdiam sampai Teresa tersadar dan mengerjapkan bola matanya.
Ia menundukkan kepalanya. Sial! Tatapan mata Ruka dalam banget, bikin gue salting. Teresa merasa kan kedua pipinya yang memanas.
"Lo kenapa ngga kekantin? Gue cariin dari tadi" Ucap Ruka.
Teresa mengernyit heran. "Memangnya kenapa lo nyariin gue?" Tanyanya balik bertanya.
Ruka tersenyum yang membuat kedua matanya menyipit.
Tenang Res, tenang. Berdekatan dengan Ruka memang taruhannya jantung!
"Gue mau ajakin lo jalan nanti malam" Ucap Ruka.
"Hah, apa?" Tanya Teresa setengah tak percaya.
"Gue jemput nanti malam ya, jam tujuh di rumah lo." Ucap Ruka mengacak rambut Teresa sesaat lalu melenggang pergi setelah memberikan senyum manis nya.
Wajah Teresa semakin panas. Ia mengibas-kibaskan tangannya berharap ada sedikit udara segar yang bisa menyejukkan wajahnya.
Teresa memegangi kedua pipinya. Ia rebahkan tubuhnya di rumput taman. Berguling-guling sebentar lalu duduk kembali dengan sikap waspada. Ia menengok kanan-kiri.
Fiyuh. Untung ngga ada yang lihat tingkah gue tadi. Bisa-bisa nanti ada murid yang lari terus ngadu ke pak Toyib dan bilang gue kesurupan lagi.
Ia menggeleng kan kepalanya, berusaha menghilangkan pemikiran konyol nya dan kembali tersenyum saat mengingat kejadian barusan.
"Ruka! Lama-lama lo bisa buat gue gila!" Ucapnya gemas.
"Yaampun gue butuh air. Iya, gue butuh air!" Teresa berdiri hendak beranjak pergi tetapi, langkahnya tertahan.
"Eh, ngga jadi deh. Gue malu kalo ketemu Ruka di kantin nanti" Teresa meracau tak jelas lalu kembali duduk dengan senyum dan pipi yang masi memerah.
Teresa menatap dedaunan mangga di atasnya. Sekali lagi ia tersenyum sebelum hanyut dalam khayalan nya.
_________________
Teresa beranjak pergi dari taman saat mendengar suara bel berbunyi. Selama istirahat tadi memang ia memilih untuk tidak kekantin. Menghiraukan rengekan Karleta yang memaksa nya ikut.
Ia semakin mempercepat laju jalan nya. Takut keduluan datang ke kelas oleh guru pengajar. Tetapi saat di depan pintu, tubuh nya mendadak berhenti saat melihat keadaan di dalam kelasnya.
Di samping meja guru ada Esa dan Ucup yang tengah melakukan permainan gunting, batu, kertas. Dan yang kalah harus melakukan kayang.
Bagian kursi sebelah kanan, sudah di jadikan tempat konser dadakan oleh Rizki yang memperagakan gaya ala vokalis band diiringi Mahinda, Rindi dan Dinda yang saling merangkul dengan kepala yang kompak mengikuti iringan lagu dari sang vokalis.
Bergeser sedikit ke tengah sudah ada Lily, Mia dan Dewi yang tengah bermain tiktok. Berjoged sana sini, sampai membuat gaya yang ngga ia pahami sama sekali.
Di belakang meja tempatnya duduk. Ada grup K-Pop yang terdiri dari Dinny, Widy, Lindy dan Nailul yang tengah berteriak histeris menonton video tentang BTS di salah satu laptop punya mereka.
Dan tak ketinggalan barisan belakang yang paling berisik. Berisikan cowok-cowok yang bermain game dengan sesekali umpatan yang keluar.
Teresa menatap ke arah Ali yang tengah memijat pelipisnya. Ia tertawa pelan. Di edarkan lagi pandangan nya ke beberapa murid yang tengah sibuk membaca seakan, tak terganggu dengan keributan yang di lakukan teman-teman.
"Bu prety ngga masuk lagi Li?" Tanya Teresa berjalan ke arah meja Ali.
Ali mengangguk pelan. "Iya Res. Lo bisa lihat sendiri kan? Seberapa hancurnya ini kelas. Padahal Bu prety udah ngasih tugas lagi tetapi, tetap aja mereka ngga perduli." Ucap Ali menatap Teresa lelah.
"Lo yang sabar ya" Ucap nya menepuk pelan bahu ketua kelas nya itu. "Walaupun mereka semua bobrok kayak gitu, tapi mereka selalu ngerjain tugas yang guru kasih kan?" Lanjut nya yang segera di angguki Ali.
Teresa lebih memilih berjalan ke meja nya. Duduk di sebelah Karleta yang tengah memakan-makanan ringan. "Dimana-dimana makan mulu kerjaan lo" kata Teresa menyentil pelan dahi Karleta yang mendengus ke arahnya.
"Lo, lagi baca apa Ren" tanya Teresa yang tertarik dengan kegiatan Rena.
"Ini cerita kesukaan gue udah update" jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari handphone.
Teresa mengangguk dan melakukan hal yang serupa. Segera membuka aplikasi dunia oranye dan memilih cerita yang akan menemaninya selama jam kosong.
Rena dan Teresa memang mempunyai kebiasaan yang sama. Sama-sama suka membaca cerita entah di aplikasi atau di novel nya langsung. Bedanya kalau Rena hanya menyukai genre teenfiction dan yang pasti harus happy ending. Sedangkan Teresa menyukai berbagai genre dan dia menerima semua ending di setiap cerita yang ia baca. Eh ada satu yang ia tak suka. Yaitu ending yang ngegantung.
~°~
Halo-halo gimana kabar nya?
Hati masi baik-baik aja apa sudah jatuh cinta sama Ruka🤣 kalo aku udah cinta banget😂Gimana part ini? Ada saran?
Jangan lupa vote, coment dan share cerita ini ya, ajak siapapun yang suka membaca buat mampir ke sini.
Aku selesai nulis ini jam sebelas malam. Kalau kalian baca cerita ini jam berapa?
Kebetulan belum tidur karena di depan rumah, kakak sama Paman lagi main game dan itu sumpah berisik banget:'
Semoga suka dan
Bahagia selalu^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Benalu [END]✔️
Ficção Adolescente"Bahkan ibunya sendiri membuang anak itu." Semesta pun menghiraukannya, seperti bayangan yang tak pernah di anggap ada, seperti benalu yang tidak pernah di inginkan kehadirannya. *** Nyatanya, ada hasil yang menghianati usaha dan tidak semua usaha...