Part 65 || Lagi dan lagi

4.4K 369 25
                                    


Jangan salah terka, sepi juga punya ritme. Baca polanya dan tentukan kapan harus bising kembali.


Part 65 || Lagi dan lagi.

Jangan lupa tekan tombol bintang sebelum membaca cerita ini ya^^ terima kasih sudah mau menghargai^____^

~°•°~

Lorong panjang itu hening. Sehening dan sekalut perasaan orang-orang yang ada di sana. Mereka masi menunggu, satu jam lebih termenung dengan luka dan harapan yang terus di ucapkan. Entah sudah berapa juta tetes air mata yang jatuh menghujam ubin yang dingin, nyatanya semua rasa itu tak sebanding dengan hantaman yang keras di dalam dada. Sakit, sesak dan sangat menyiksa. Tante Mila memang terluka, tapi jika dilihat lebih baik lagi. Maka kau akan mengetahui siapa yang benar-benar paling hancur di sini.

Air mata masi terus meluruh, tanpa kata, tanpa jiwa, sangat hampa. Kedua orang tua Yaksa sudah tak tau lagi bagaimana menenangkan anak nya. Papa Yaksa duduk di samping putranya dan memeluk pundak Yaksa, menepuk-nepuk nya pelan. Sedangkan mama Yaksa memeluk tante Mila yang menangis di dalam pelukan wanita itu. Suara jam yang berbunyi seakan bom waktu yang tengah menghitung mundur. Siap meledakan jiwa sang gadis rapuh yang tengah berjuang melawan maut di dalam sana.

Tubuh Yaksa menegak, ia berdiri saat melihat pintu ruangan IGD yang terbuka pelan. Semua nya sigap mendekat pada dokter yang menampilkan raut tak terbaca.

"Ja-jadi bagaimana keadaan Teresa dok?" Tanya tante Mila mewakili semuanya dengan nada gugup.

Dokter itu menatap raut orang-orang yang ada di depan mereka, lalu melirik sekilas ke arah suster yang ada di sampingnya. Dengan helaan nafas panjang dan anggukan dari sang suster, dokter itu berusaha memaksanya senyum nya.

"Cepat katakan dok, bagaimana keadaan Teresa?!" Bentak Yaksa dengan wajah memerah.

"Pasien..." Dokter itu menjeda ucapannya. Sekali lagi menarik nafas nya pelan, rasanya sangat berat mengatakan yang sebenarnya.

"CEPAT KATAKAN DOK!" Teriak Yaksa yang hendak maju dan meraih jas putih yang di kenakan dokter tersebut sebelum Adipati lebih dulu mencekal lengan nya.

Dokter itu memejamkan mata dan mengatakan yang sebenarnya yang membuat tante Mila langsung terjatuh pingsan dan wajah orang-orang yang memekik tidak percaya.

Yaksa berjalan mundur, membenturkan punggung nya dengan keras ke dinding, ia menggeleng lemah.

"Teresa..." Ucap Yaksa dengan nafas tersengal. "Ngga mungkin," lanjutnya dengan suara lirih.

___________




"Aku ngga mau mati."

"Aku ngga mau mati."

"AKU NGGA MAU MATI!!"

Sangat sakit. Semua yang ia tahan selama ini dan berusaha bebas nyatanya tidak bisa. Rasa sakit itu terus mengikuti, menanam benih pahit yang tubuh dengan begitu mematikan. Ia ingin teriak dan berlari kencang. Ia ingin bangun dari mimpi yang kejam ini!

"Hikss..." Tangis nya dalam sepi. Hanya itu yang bisa keluar dari mulutnya.

"Jadi aku akan meninggal dalam keadaan seperti ini?" Tanya nya dengan suara lirih. Tatapan nya sayu dan kantong mata yang terlihat jelas. Menjelaskan sudah lama gadis itu terus menangis.

Benalu [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang