Hati yang sudah lama kosong ini, seakan menemukan tempat nya sendiri. Seperti tengah berada di alam mimpi, aku melihat nya, sosok rupawan yang tengah berdiam diri.
Part 1 || takut atau berdebar?
Jangan lupa untuk tekan bintang sebelum membaca cerita ini ya^^ terimakasih sudah mau menghargai^________^
🥀🥀🥀
Teresa berjalan dengan tergesa-gesa di koridor sekolah, sebisa mungkin menghindar dari Karleta yang sedari tadi mengikuti nya.
"Teresa tungguin gue dong!" Teriak Karleta yang berlari di belakang nya. Karena tubuh nya yang berisi membuatnya kesusahan untuk mengejar tubuh mungil Teresa.
"Rasain! Siapa suruh ngejar-ngejar gue terus dari tadi." batin Teresa dengan kekehan kecil.
"Gue harus bisa menghindar dari orang aneh itu," Teresa berhenti sejenak menengok kanan-kiri mencari tempat yang cocok untuk bersembunyi.
"Nah, disitu!"
Teresa masuk ke salah satu ruangan yang ntah ruangan apa itu. Bersembunyi di balik pintu lalu mengunci pintunya rapat-rapat. Terdengar suara lari yang berhenti tepat di depan ruangan ini, entah kenapa ia merasa takut. Jantung Teresa berpacu dengan cepat dengan keringat yang mengalir di dahi nya.
"Sett, dah sih anak baru, larinya kemana ya, cepat banget. Padahal kan gue pengen minta traktiran di kantin sebagai tanda perkenalan dan pertemanan kita berdua."
Teresa mendengar dari balik pintu Karleta berbicara seperti itu. Dasar orang aneh, siapa juga yang mau temenan sama dia, dan apa tadi minta di traktir? Udah aneh, nakutin malah mau malakin dirinya juga!
"Kayak nya udah aman," Teresa menghela napas lega. Saat mau membalikan tubuh, bahu kirinya di tepuk pelan dari belakang.
"Gila belum cukup di kejar-kejar orang aneh, dan sekarang gue harus meghadapi hantu penghuni ruangan ini?"
"Heh, lo siapa?"
Dahi Teresa mengernyit bingung. Lalu memutuskan balik badan dari pada mengira-ngira yang tidak-tidak.
"KYAAAAAAAAA!" mata Teresa membulat penuh, dengan kedua tangan yang menutup wajah. Teresa membalik tubuhnya dan refleks karena terkejut dia sampai lupa kalau pintu masi terkunci rapat yang membuatnya membentur pintu dengan keras.
Di dalam ruangan yang tak terlalu besar dan berbau obat itu ketiga cowok tengah berada di sana menatap tubuh yang masi terbaring di atas tempat tidur UKS. Tadi penjaga yang memeriksanya hanya mengatakan bahwa gadis itu hanya pingsan karena benturan, tidak ada luka lain yang membuat mereka harus merasa khawatir.
"Gara-gara lo sih tadi pake ngagetin dia segala, jadi ginikan akhirnya."
"Kok lo malah nyalahin gue si, kan lo juga tadi yang nyuruh gue buat nyamperin tuh cewek."
"Ya, ngga cara pake ngagetin segala, pinter!"
"Bisa diam ngga si lo berdua? Kasian itu cewek dari tadi ngga bangun-bangun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Benalu [END]✔️
Novela Juvenil"Bahkan ibunya sendiri membuang anak itu." Semesta pun menghiraukannya, seperti bayangan yang tak pernah di anggap ada, seperti benalu yang tidak pernah di inginkan kehadirannya. *** Nyatanya, ada hasil yang menghianati usaha dan tidak semua usaha...