Part 51 || Pemilihan waktu

2.7K 341 34
                                    

Ketika semua berjalan tidak sesuai dengan keinginan mu, itu bukan salahmu.
Aku yakin kamu sudah mencoba yang terbaik tetapi, tetap saja gagal. Hidup memang seperti itu, semesta suka mengada-ngada. Hal-hal buruk bisa saja terjadi, bahkan ketika kamu tidak pantas mendapatkannya pun, semesta masi memperhatikan mu.

Part 51 || pemilihan waktu.

Jangan lupa untuk tekan bintang sebelum membaca cerita ini ya^^ terima kasih sudah mau menghargai^________^

~°•°~

Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata ibu tiri? Pasti tidak jauh dengan perlakuan nya bukan? Yang hanya menginginkan uang tanpa mau menjaga dan menyayangi anak tirinya. Apa memang semuanya seperti itu? Bukankah kita tidak boleh menyamaratakan semua nya? Semua perkara sudut pandang bagaimana kita ingin mengetahui dan menyikapi nya saja.

Pemikiran itu tengah berkecamuk di benak Ruka. Cowok yang tengah memandang luasnya langit biru cerah itu, nyatanya terdapat ke khawatiran di lubuk hatinya. Tentang semua perkataan Canala mengenai ibu tiri, ia takut semua itu akan terjadi di dalam keluarga nya. Walau sempat beberapa kali menyakal, tetap saja terbersit di benaknya mengenai semua itu.

"Mama," Ucap Ruka lirih. Cowok itu menarik nafasnya panjang, berusaha mengeluarkan perasaan sesak di dalam sana. Ia menatap ke lantai bawah, dimana banyak nya orang yang berlalu lalang tengah mempersiapkan acara pernikahan papanya.

"Semoga mama di sana bahagia, seperti papa yang tengah berbahagia di sini ma." Setetes air mata jatuh di ujung mata Ruka. Ia memejamkan matanya, mencoba menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

Seorang laki-laki sama halnya dengan perempuan, mereka memiliki perasaan. Bukan seperti robot yang selalu tangguh, ada kalanya mereka akan bersedih, menangisi seseorang yang benar-benar mereka sayangi. Sosok yang memberikan cinta tanpa terselesaikan karena terpisah akan jarak yang paling mengerikan. Jarak antara dunia kehidupan dan dunia yang tak bisa kita jangkau.

Ibunya, sosok cinta pertama sekaligus seseorang yang telah memberikan Ruka luka yang dalam. Bukan luka akibat perasaan benci, melainkan rasa kekosongan hati seorang anak yang tak sepenuhnya terisi oleh sosok mama nya.

"Teresa...benalu?" Gumam Ruka pelan.

"Apa setiap anak yang terlahir dan di benci keluarga nya selalu di anggap benalu?" Tanya cowok. Ia memang sudah mengetahui dari lama cerita tentang Teresa yang di anggap benalu di keluarganya. Canala yang menceritakan itu padanya.

"Dia gadis baik, tidak pendendam dan juga selalu bertingkah apa ada nya, tetapi gue? Cowok yang dengan teganya memperalat Teresa hanya karena gadis itu telah membuat hidup Yaksa lebih berwarna dari pada hidup gue?"

Ruka mencengkeram erat pagar besi pembatas balkon kamar nya, dengan mata yang terpejam rapat dan nafas yang tercekat.

"Jika semesta masi memberikan kesempatan yang kedua untuk ku. Aku mau mempergunakan kesempatan itu untuk bisa dekat dengan gadis yang rapuh itu. Biarkan aku menjadi pelindung dan sekaligus perekat bagi hatinya yang hancur." Mohon cowok itu dengan sungguh-sungguh.

Bayang-bayang senyum dan tangis Teresa terngiang-ngiang di pikirannya nya. Gadis yang dengan tega dirinya permainkan tetapi masi saja mencintainya.

"Teresa, maafin gue," lirih Ruka dengan kedua tangan yang semakin mencengkeram erat pagar besi.

_________

Benalu [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang