Sebenarnya sederhana saja, aku hanya menyukai mu dan mungkin akan menjadi mudah jika kamu pun sebaliknya, tapi perasaan ini hanya sepihak, bukan perasaan yang terbalas.
Part 25 || Jangan terlalu berharap.
Jangan lupa tekan tombol bintang sebelum membaca cerita ini ya^^ terima kasih sudah mau menghargai:))
~°~
Pagi Minggu yang cerah. Sinar mentari menerobos masuk ke sela-sela jendela kamar. Seorang gadis masi tampak betah berada di alam mimpi, mungkin karena alam bawah sadar nya jauh lebih indah dari dunia nyata yang tampak membenci nya ini.
Lilo menatap lelah ke arah Teresa, ia menyilang kan kedua tangannya. Berfikir bagaimana cara membangunkan gadis pemalas itu.
Ia tersenyum senang saat sebuah ide muncul di kepala nya. Dengan cepat ia terbang mengelilingi kamar Teresa membuat suhu di kamar itu berubah dingin karena angin yang ia ciptakan.
Tubuh Teresa menggeliat, ia membuka matanya pelan sembari menggosok kedua tangannya. Otak nya yang masi berkabut belum sepenuhnya memahami situasi yang terjadi.
"Kenapa dingin banget sih, padahal kan kamar gue ngga pakai AC?" Ucap Teresa dengan mata yang masi menahan kantuk.
Teresa tersentak kaget saat melihat sekelebat bayangan di depan nya, ia berdecak kesal.
"Cukup Lilo! Gue udah bangun," Ucap Teresa yang spontan menghentikan aksi teman hantu nya itu.
Lilo cengengesan saat berdiri di depan Teresa yang menatapnya datar.
"Ngapain sih, lo ganggu gue tidur?" Tanya Teresa kesal.
Lilo tersenyum manis, sangat manis. Sampai membuat Teresa ingin sekali menendang kepala kecil itu.
"Aku bosan," kata Lilo dengan nada merajuk.
Teresa menghela nafas pelan. Ia bimbang antara melanjutkan tidurnya atau mengajak Lilo keluar rumah.
"Lagian Resa ngapain sih tidur mulu? Mau latihan jadi orang mati ya?"
Wah, ini hantu kayaknya pengen gue bikin mati dua kali apa yah.
"Terserah gue lah, mau tidur kek mau apa juga terserah gue!" Ucap Teresa kesal lalu membaringkan tubuhnya kembali.
Ia memilih untuk melanjutkan kembali tidurnya, tak ada lagi niatan untuk menemani Lilo jalan-jalan. simpati nya sudah sirna menguap ke udara saat hantu itu mengejek nya seperti tadi.
Lilo semakin cemberut melihatnya, ia pun dengan kesal menarik-narik rambut Teresa yang membuat cewek itu semakin berdecak kesal.
"Ayolah Resa, temanin aku bertemu dengan teman-teman ku," Ucap nya.
Teresa mengibaskan tangannya Lilo dari rambutnya. Dari semalam Lilo terus saja merengek minta agar Teresa mau mengantarnya ke tempat pemakaman itu dan Teresa jelas saja langsung menolak nya mentah-mentah, ia masi bisa berfikir waras untuk tidak mendatangi pemakaman di malam hari.
Cukup sekali saja dalam hidupnya mendatangi tepat menakutkan itu di waktu malam, cukup waktu di persami saja. Ia tak mau kejadian seperti itu terulang kembali!
KAMU SEDANG MEMBACA
Benalu [END]✔️
Ficção Adolescente"Bahkan ibunya sendiri membuang anak itu." Semesta pun menghiraukannya, seperti bayangan yang tak pernah di anggap ada, seperti benalu yang tidak pernah di inginkan kehadirannya. *** Nyatanya, ada hasil yang menghianati usaha dan tidak semua usaha...