Dengan tangan bersilang, matamu menolak apa pun yang datang. Mungkin sesuatu atau seseorang, pernah pergi kemudian tak pulang.
Part 23 || ingatan kelam
Jangan lupa tekan bintang sebelum membaca cerita ini ya^^ terima kasih sudah mau menghargai:))
SELAMAT MEMBACA!!
~°~
Sepulang sekolah Rena dan Karleta sudah janji akan datang ke rumah Teresa. Tepat bel pulang berbunyi, keduanya melesat dengan cepat keluar kelas, tak sabar ingin mendengar cerita yang sudah Teresa janjikan akan menceritakannya kepada mereka.
"Sebelum ke rumah Teresa, kita mampir sebentar ke minimarket ya. Gue mau beli banyak makanan," Ucap Karleta naik ke boncengan motor Rena.
"Ngga bisa nanti aja? Gue pengen cepat-cepat kerumah Teresa nih," ujar Rena mencoba bersikap sebiasa mungkin, padahal di dalam sana sudah ada perasaan meletup-letup akan kekhawatiran nya.
"Ngga bisa! ini masalah penting. Perut gue ngga bisa diam aja selama kita nanti dengerin cerita Teresa, harus ada asupan yang masuk," keukeh Karleta.
Rena mendecih malas mendengar nya. Ia segera menjalankan motornya ke minimarket terdekat sesuai dengan permintaan kerbau di belakang nya ini.
Setelah menunggu beberapa menit di depan minimarket. Rena melihat Karleta yang keluar dari dalam sana sembari membawa satu kantong plastik berukuran besar.
"Lo mau ngabisin itu semua?" Tanya Rena tak percaya. Walau ia sudah berteman lama dengan Karleta, tetapi tetap saja ia masi belum terbiasa dengan porsi makan temanya itu. Anehnya walau doyan makan tubuh Karleta tak gemuk seperti kebanyakan, hanya berisi yang membuat nya semakin imut dengan pipi chaby nya.
Karleta hanya tersenyum lalu segera naik kembali ke boncengan. tak mau ambil pusing dengan sifat temanya di tambah perasaannya yang sedari tadi tak karuan, ia pun dengan mantap mengeras motornya tanpa memberi aba-aba yang sempat membuat Karleta hampir terjatuh kebelakang.
"Nyatai dong anjir, hampir aja lo bunuh gue tadi." Omel Karleta yang di hiraukan Rena.
Rena semakin menambah kan kecepatan laju motor nya yang mau tidak mau membuat Karleta memeluk tubuh nya ketakutan.
Tak butuh waktu lama untuk sampai di rumah Teresa dengan laju motor yang di kendarai Rena.
Benar kan dugaan gue, dia pasti ada di sini.
Rena menghembuskan nafas nya pelan saat melihat sebuah motor yang tampak familiar terparkir di depan rumah Teresa. Ia segera berjalan masuk ke dalam rumah yang pintunya tak tertutup itu, di susul Karleta yang berjalan di sampingnya.
Terdengar suara tawa dari dalam, Rena menatap tak percaya apa yang di lihatnya saat ia sudah berada di ambang pintu.
Teresa dan Yaksa yang tengah duduk di sofa sembari menonton kartun tikus dan kucing yang saling berkejaran di dalam rumah.
"TERESAAA!" Suara teriakan Karleta menginstrupsi keduanya.
Teresa tersenyum senang melihat kedua temanya yang sudah datang, berbeda dengan Yaksa yang menampilkan raut tak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benalu [END]✔️
Teen Fiction"Bahkan ibunya sendiri membuang anak itu." Semesta pun menghiraukannya, seperti bayangan yang tak pernah di anggap ada, seperti benalu yang tidak pernah di inginkan kehadirannya. *** Nyatanya, ada hasil yang menghianati usaha dan tidak semua usaha...