Pandailah memilah dan memilih kemana ceritamu akan bermuara. Karena tidak semua telinga yang terbuka mau benar-benar mencerna.
Part 59 || Benalu.
Jangan lupa tekan tombol bintang sebelum membaca cerita ini ya^^ terima kasih sudah mau menghargai^_____^
~°•°~
Semenjak turun dari angkot dan berjalan ke arah parkiran, Teresa sudah merasakan keanehan di sekitarnya. Dari yang mencuri-curi pandang ke arahnya dengan tatapan yang menurut nya tak baik, tapi Teresa berusaha untuk mengabaikan semua itu. Bisa jadikan, mereka sebenarnya bukan melihat ke arahnya. Gadis itu berjalan di koridor dengan tatapan menunduk, walau sekarang yang tengah Teresa lalui itu koridor kelas X tapi ia tetap bisa merasakan tatapan intimidasi itu.
"Sebenarnya mereka kenapa? Apa ada yang salah dengan penampilan gue hari ini?"
Pikiran Teresa terus berkelana kemana-mana, bingung dengan atmosfer yang ada di sekeliling nya. Saat menaiki lantai dua, entah kenapa perasaan Teresa semakin tidak enak. Dengan kedua tangan yang memegang kedua tali tasnya erat, ia terus berjalan ke arah kelasnya yang sudah dekat.
"Benar-benar ngga nyangka gue sama tuh anak, dari awal sampai sekarang bikin gara-gara terus."
"Iya gitu deh, cari sensasi biar cepat terkenal."
Entah siapa yang mereka bicarakan, tapi Teresa merasa itu sindiran untuk nya. Teman-teman kelas menyindir atau mengucilkan nya itu sudah biasa, tapi sekarang? Anak-anak kelas IPA 5 dan setiap orang yang Teresa temui di koridor juga mulai mengucilkanya. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa semua terasa begitu membingungkan?
"Printer banget lagi awal-awal deketin Ruka, terus Yaksa dan sekarang lo tau? Aldo anak IPS yang suka pulang paling telat juga dia deketin dong!" Ucap cewek yang tengah berdiri di depan pintu kelas IPA 5.
"Wow." Sahut teman-teman cewek itu dengan tatapan pura-pura terkejut.
Teresa menghela nafasnya pelan, mengerti mereka memang tengah membicarakan dirinya.
"Lo pada udah lihat kan foto yang ada di mading?" Ucap cewek itu melipat kedua tangannya, terang-terangan menatap Teresa yang bergeming di tengah koridor.
"Yang waktu dia merusak acara pernikahan bokap nya Ruka?" Sahut cewek rambut sebahu.
Cewek yang menatap Teresa mulai berjalan mendekat. Dagu cewek itu di naikan dan raut wajahnya terkesan terus tersenyum sinis.
"Hai benalu," Ucap cewek itu menaikan satu sudut bibirnya.
Nafas Teresa tercekat, ia menatap dalam cewek yang ada di depannya.
"Maksud lo apa?" Tanya Teresa berusaha sebisa mungkin tidak terpancing emosi. Ia melirik name tag cewek di depan nya itu. Sandra Ayu Dewi.
"Lo tuh, ngga usah sok polos lagi deh," Ucap Sandra. "Udah keliatan sifat asli lo yang sebenarnya. Selain jadi benalu bagi keluarga sendiri, ternyata lo juga jago merusak hubungan orang lain ya," lanjutnya mendorong bahu Teresa dengan jari telunjuk.
"Gue benar-benar ngga ngerti," Ucap Teresa dengan alis mengernyit bingung.
Sandra tersenyum sinis. "Sebaiknya lo segera lihat mading sekarang," Ucap cewek itu berjalan kembali ke arah kelasnya, meninggalkan Teresa yang masi terbengong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benalu [END]✔️
Novela Juvenil"Bahkan ibunya sendiri membuang anak itu." Semesta pun menghiraukannya, seperti bayangan yang tak pernah di anggap ada, seperti benalu yang tidak pernah di inginkan kehadirannya. *** Nyatanya, ada hasil yang menghianati usaha dan tidak semua usaha...