Part 66 || keputusan Teresa

6.5K 409 30
                                    


Aku pernah berharap untuk menghilang saja dari dunia ini. Dunia ini terlihat begitu gelap dan kejam, semestapun tak kenal ampun memberiku permainan menyakitkan. Aku pernah berpikir, apakah aku merasa lebih baik jika aku menghilang?

~ Teresa audiyatama ~

Part 66 || keputusan Teresa.

Jangan lupa tekan bintang sebelum membaca cerita ini ya^^ terima kasih sudah mau menghargai^________^

~°•°~

Tatapan matanya hampa, tergambar jelas kesedihan yang selama ini menimpa nya. Bibirnya bergetar, masi tidak menyangka bahwa ia tidak akan pernah bisa berjalan lagi. Pikirannya berkecamuk hebat. Kenapa semesta hanya membuat kakinya lumpuh? Kenapa semesta tak mengikut sertakan hati nya lumpuh juga? Biarkan dia hidup tanpa bisa merasakan perasaan apapun, atau kenapa semesta tidak sekalian membawa dirinya pergi?

Bagi Teresa, dunia ini begitu kejam. Tak hanya gelap yang menyergap ke dalam keheningan. Tapi juga terus menancapkan duri tajam di dalam tubuhnya. Durinya hanya satu, tapi ia begitu tajam dan semakin bertumbuh besar setiap detiknya, perlahan-lahan menembus rapuhnya hati ini. Hati yang entah sudah berapa ribu kali terhancurkan. Ia ingin pergi, lari dari jerat belenggu yang menyiksa.

"Gue lumpuh," Ucap Teresa dengan suara sendu. Tatapan nya terus terarah pada kakinya yang tak tertutupi selimut.

"Gue ngga berguna."

"Selalu menyusahkan orang."

"Anak pembawa sial dan..." Teresa meneguk ludah nya susah payah.

"Cukup Res, gue mohon," Pintah Yaksa yang berusaha meraih tangan Teresa, tapi gadis itu gegas menarik tanganya.

"Benalu," Ucap Teresa dengan suara lirih menatap mata Yaksa yang duduk di kursi di samping nya.

"Res," panggil Yaksa pelan.

"Pergi," Ucap Teresa dengan tatapan hampa.

"Nggak! Gue akan selalu ada di sisi lo." Yaksa menarik kedua tangan Teresa dan menggenggam nya.

Di dalam ruangan itu mereka hanya berdua. Sekarang sudah malam, yang lain pamit pulang dan tante Mila izin kembali ke rumah untuk mengambil baju ganti Teresa dan datang pagi-pagi sekali nanti.

"Pergi Sa!" Ucap Teresa penuh penekanan.

Yaksa dengan keras menggelengkan kepalanya. Ia mengigit bibir dalam nya, tak mengerti dengan tingkah Teresa.

"Res--"

"GUE BILANH PERGI!" Teriak Teresa kali ini dengan melepaskan genggaman Yaksa. Mata gadis itu berkaca-kaca dengan nafas yang memburu emosi.

Yaksa bergeming. Ia menatap Teresa dalam diam.

"Gue lumpuh," Ucap Teresa berbarengan dengan jatuh nya setetes air mata. "Lo ngga boleh sama gue Sa. Lo harus cari pasangan yang jauh lebih baik dari pada gue," lanjut Teresa yang membuat Yaksa menggeleng tak percaya.

"Kenapa?" Tanya Yaksa dengan suara serak. "Memangnya salah jika gue mencintai lo?" Lanjutnya.

"Gue hikss... lumpuh."

Benalu [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang