Kejar apa yang harus di kejar, tinggalkan apa yang pantas di tinggalkan. Selalu berfikir tentang kemungkinan terburuk agar tidak sering terlanjur terpuruk.
Part 33 || new motherJangan lupa untuk tekan bintang sebelum membaca cerita ini ya^^ terimakasih sudah mau menghargai.
~°~
Ruka berjalan menaiki tangga, memasuki kamarnya. Ia terhenti di depan cermin lemari, menatap pantulan dirinya di sana. Tubuh tinggi dan badan kekar, kulit putih serta wajah nya yang tampan seperti papa nya.
Cowok itu menjatuhkan tubuhnya di atas kasur, menatap langit-langit kamar yang dihiasi banyak lukisan galaksi. Di sudut ruangan terdapat lemari khusus yang cukup besar, disana lah semua piala dan mendali yang ia dapatkan dari perlombaan renang. Dari perlombaan biasa sampai bergengsi ada di sana, tentu saja mendapatkan semua itu tak muda.
Ia dari dulu memang suka berenang apa lagi dengan ibu nya, hanya saja ia baru berani memulai mengembangkan bakatnya itu waktu kelas X dan tentu saja semua demi mendapatkan hati seorang Canala.
Ruka menghela nafas pelan, teringat pembicaraan dengan papanya barusan.
"Papa sangat sayang sama Mama kamu Ruka tetapi, semakin hari entah kenapa papa merasa kesepian. Terkadang kita berdua saat di rumah sibuk masing-masing, papa sama pekerjaan papa. Dan kamu sama kesibukan kamu sendiri." Ucap pak Rahmat.
"Percuma punya rumah megah kalau di dalam nya tak terasa adanya kehidupan. Sepi dan senyap, papa rindu suasana rumah kita yang hangat ka." Ruka tertunduk mendengar nya. Selama ini ia tak pernah berpikir sejauh itu atau memang tidak mau memikirkan nya. hari-hari nya memang di sibukkan dengan latihan renang dan tugas nya yang menjadi ketua ekskul.
"Papa ingin suasana yang berbeda ka," Ucap pak Rahmat sendu. "Papa pengen nikah lagi." Lanjutnya yang membuat Ruka menegakkan tubuhnya.
"Nikah?" Tanya Ruka tak percaya.
Pak Rahmat mengangguk. Ia menghadap ke arah Ruka, memegang kedua bahu anaknya itu.
"Ini memang berat ka. Papa pengen nikah lagi bukanya udah ngga sayang sama almarhumah mama kamu, tapi papa benar-benar kesepian dan papa rasa sudah waktunya agar ada seseorang ibu yang bisa menjaga dan merawat kamu," kata pak Rahmat.
"Memangnya papa sudah punya pilihan?" Tanya Ruka dengan suara tercekat.
Pak Rahmat tersenyum, ia mengangguk semangat. "Papa sudah punya pilihan ka dan papa yakin dia akan cocok dengan kamu," Ucap pak Rahmat yakin.
"Kapan Ruka bisa bertemu dengan orang nya," tanya Ruka penasaran.
"Nanti papa akan kasih tau, kalau sekarang ngga bisa."
Ruka mengernyit kan dahi nya. "Kenapa?"
"Dia sekarang ngga ada disini, jauh. Mungkin beberapa hari atau Minggu depan dia baru pulang dan kita bisa bertemu," Ucap pak Rahmat.
Ruka hanya diam, menatap ke salah satu figuran besar yang ada di dinding kanan nya. Foto ibunya yang tengah memakai dres ungu tengah tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benalu [END]✔️
Fiksi Remaja"Bahkan ibunya sendiri membuang anak itu." Semesta pun menghiraukannya, seperti bayangan yang tak pernah di anggap ada, seperti benalu yang tidak pernah di inginkan kehadirannya. *** Nyatanya, ada hasil yang menghianati usaha dan tidak semua usaha...