Part 45 || Tenggelam dalam luka pilu yang menyayat

3.4K 306 34
                                    


Hanya karena segala sesuatu tidak berjalan sesuai ekspetasimu, bukan berarti dunia dan seisinya berhenti  bergerak untuk orang lain. Sebab menanam harapan, sejatinya tak semata ingin melihatnya bertumbuh dan menjadi. Tetapi, juga menerimanya di saat tak ada sama sekali terjadi.

Part 45 || tenggelam dalam luka pilu yang menyayat.

Jangan lupa untuk tekan bintang sebelum membaca cerita ini ya^^ terimakasih sudah mau menghargai^__________^

~°~

Gadis itu menatap tas hitam di mejanya dengan dahi mengernyit bingung. Ia menatap Karleta dan Rena yang berdiri di depanya dengan dagu terangkat dan kedua tangan di depan dada.

"Ini apa?" Tanya Teresa menatap tas hitam tersebut.

Rena tersenyum sinis mendengar suara Teresa. Cewek itu menyingkirkan tubuhnya, memperlihatkan teman-teman kelasnya yang lain, yang tengah berdiri di depan papan tulis menatap Teresa datar.

"Maksudnya apa sih? Gue benar-benar ngga paham?" Tanya Teresa.

"Iya, benar. Lo mana paham," Ucap Karleta pedas.

"Mungkin akar dari benalu itu mulai merambat ke otak nya dan merusak jaringan di dalam sana," Ucap Rena di akhiri dengan tawa sinis.

"Benar-benar ngga ada gunanya dia di kelas ini," Ucap Dewi di depan sana.

"Benalu kayak dia memang gunanya apa sih?!" Balas temanya yang lain.

"Benalu kan parasit, jadi seharusnya di lenyapkan bukan malah di pertahankan."

"Ini maksudnya apa sih?!" Tanya Teresa menatap teman-teman. "Gue benar-benar ngga ngerti maksud kalian apa," lanjutnya dengan helaan nafas pelan.

"Jijik gue lihat wajah nya yang di pasang sok memelas kaya gitu," Ucap Lily di depan sana. Cewek dengan rambut sebahu, makeup tebal, rok ketat dan tubuh berisi itu menatap Teresa dengan raut wajah marah.

"Emm... Res," Panggil Ali sang ketua kelas menatap Teresa dengan iba.

"Anak-anak bilang kalau lo harus ngebantu kelas kita dalam acara ini dan kebetulan Esa mewakilin kelas kita untuk perlombaan berenang," Ucap Ali menarik nafasnya sejenak saat dirasa pandangan teman-teman nya terarah ke dirinya.

Teresa terdiam, masi menunggu Ali untuk melanjutkan ucapannya yang tertunda.

"Mereka bilang kalau lo harus, emm...bawa barang-barang keperluan Esa ke ruang berenang."

"Udah gitu doang?" Tanya Teresa menatap teman-teman nya. "Kenapa ngga bilang dari awal sih? Kenapa harus pakai acara membuly gue dulu?" Lanjutnya dengan suara tercekat.

"Bacot lo," Ucap Rena membalikan tubuhnya. "Lagian siapa juga yang membuly. Lo doang kali yang merasa," lanjutnya berjalan keluar kelas yang langsung di susul teman-teman nya.

Teresa masi terdiam. Ia menatap Karleta yang masi berdiri di depannya.

"Makanya jadi cewek jangan kegatelan. Semua aja lo embat. Dasar benalu pembawa sial!" Ucap Karleta tajam.

"Kar---" Ucapan Teresa terhenti saat  Karleta gegas keluar tanpa memberinya kesempatan untuk berbicara.

Teresa tersenyum pahit menatap kepergian teman nya. Ia berdiri, mengambil nafas sejenak sebelum membawa tas hitam yang entah isinya apa itu.

Benalu [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang