Part 57 || Perjalanan

2.6K 310 25
                                    


Aku bukan lagi yang dahulu, kini jalan yang ku tempuh bukan lagi menuju hatimu. meski begitu aku tak melupakanmu.

Part 57 || perjalanan.

Jangan lupa untuk tekan tombol bintang sebelum membaca cerita ini ya^^ terima kasih sudah mau menghargai^________^

~°•°~

Jalanan ramai yang mereka lalui tak membuat susana di salah satu motor itu hidup. Teresa dan Ruka keduanya sama-sama diam sepanjang perjalanan. Tubuh Teresa benar-benar kaku dengan mengenakan helm yang kacanya menutupi wajahnya itu, ia dengan  leluasa bisa menatap punggung Ruka tanpa ketahuan. Punggung tegap yang sempat menjadi penopang nya beberapa saat, hati Teresa bergejolak memaksanya untuk memeluk punggung itu untuk terakhir kalinya.

Teresa mengalihkan pandangan nya, tak mau menuruti kata hati nya yang terus memaksa. Gadis itu menatap jalanan dengan tatapan kosong, melamun memikirkan banyak hal. Sampai tubuh Teresa tersentak kaget saat Ruka menarik tangannya untuk melingkar di perut cowok itu.

Cewek itu mengerakan kepalanya kaku, menatap pantulan spion yang memperlihatkan arah pandang Ruka.

"Pegangan nanti jatuh," Ucap Ruka mengelus tangan Teresa yang ada di perut nya.

Teresa mengulum bibir nya ke dalam. Hatinya bimbang, perasaan nyaman yang dulu pernah singgah sekarang kembali lagi. Rasanya ia ingin waktu berhenti barang hanya sebentar, membiarkan nya merasakan pelukan ini lebih lama. Di lain sisi bayang-bayang sosok Yaksa yang menyatakan cinta padanya membuat Teresa tersadar. Ia menarik pelan kedua tangan nya, dirinya merasa sangat egois jika terus melakukan itu. Teresa sadar sekarang Ruka telah mempunyai seseorang, begitupun dengan Yaksa. Hanya dirinya, yang masi terjebak di dalam kegelapan dengan perasaan sepi yang membelenggu.

Teresa menyembunyikan kedua tangannya di belakang tubuh saat Ruka hendak meraihnya lagi.

"Cukup Ka," Ucap Teresa menatap spion motor dengan tatapan sayu. "Lo ngga bisa seperti ini terus. Lo udah punya Canala dan gue cukup sadar diri untuk tidak merebut lo darinya. Sudah cukup banyak penderitaan gue, dari menjadi benalu sampai anak pembawa sial. Gue ngga mau menambah panggilan yang ngga diri gue suka sama sekali," lanjutnya.

Ruka bergeming, cowok itu tak merespon sama sekali. Tatapan fokus ke depan, tapi pendengaran nya hanya fokus pada ucapan gadis di belakang nya.

"Gue lelah memikirkan kapan semua ini akan selesai, rasanya benar-benar menyakitkan terus berada dalam keadaan seperti ini bertahun-tahun."

Teresa menundukan kepalanya.  "Gue juga pengen ngerasain yang namanya hidup bahagia Ka," Ucap Teresa lirih. Entah terdengar sampai ketelinga cowok itu atau tidak, yang pasti Teresa berharap semua itu akan terjadi suatu saat nanti. Dimana dirinya bisa hidup dengan tawa bukan dengan luka dan tangis yang menemaninya sepanjang waktu.

Waktu terus berjalan, tanpa terasa mereka sudah sampai di tempat perlombaan Ruka. Tempatnya jauh dari keramaian, di luasnya lahan itu hanya ada satu bangunan yang megah dengan di kelilingi tanaman dan pohon-pohon tinggi di sekeliling nya.

"Ini dimana Ka?" Tanya Teresa heran. Matanya terus menatap keadaan di sekeliling nya, tenang tapi juga menakutkan. Ia bisa merasakan sepi disini bukan benar-benar sepi, tapi sepi yang mengusik. Teresa meneguk salivanya, takut terjadi sesuatu seperti waktu hiking. Ia benar-benar tidak sanggup jika harus menghadapi hal seperti itu lagi.

Benalu [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang