Dua belas

161 8 0
                                    


Setelah Pulang sekolah
Aku dan teman teman sekelas ku prepare untuk pergi ke tempat bioskop.

"Lu sama siapa ra?" Tanya ku pada Naura
"Sama bagus" jawab Naura
"Elu Han?" Tanya ku pada Hana
"Sama Mike" jawab Hana

"Lu mau sama siapa nay? Devanka, Jono sama helmi kosong, Gua juga kosong si tapi bukan motornya, melainkan hati :)" Sambung Al sambil curcol

Aku seketika melirik Helmi dan devanka

"Baguuus, yang dilirik Helmi sama devanka doang, Gua engga :)" protes Jono
"Yaudah, gua sama lu deh" ucap ku mengambil jalan tengah
"Gamau ah, Lu berat, nanti ban motor gua bocor" tolak Jono
"Ngeselin banget sumpah!"

"Gua gabisa bareng lu deh nay, akhir akhir ini Aqila cemburuan banget, gua takut ke pergok" tolak Helmi secara halus
"Yaudah gua ngegrab" ucapku yang tak mau memperpanjang masalah
"Masih ada satu opsi lagi, devanka" sambung Hana
"Sebelum di tolak buat ke 3 kalinya" sambung ku
"Apaansi, Suudzon Mulu. Yaudah ayo, Bawa helm semua kan? Berhubung pajak motornya bayak yang mati, kita lewat belakang aja, menghindari polisi" ucap devanka
"Okesiap"

Kita pun berangkat

Di tengah tengah perjalanan

"Dev, bentar bentar, itu didepan ada polisi" Ucapku sambil menepuk pundak Devanka
"Mana?" Tanya devanka memperhatikan sekeliling
"Itu didepan yang pake rompi ijo" aku menunjukan letak polisi itu
"Apa iya?" Tanya devanka memastikan

"Gaessss, Ada polisi gaes!!!" Teriak ku kepada teman teman yang berhasil membuat mereka panik
"Hah dimana?" Tanya Jono
"Itu didepan"
"Mau gimana?" Tanya bagus
"Muter balik! Muter balik!" Perintah Al
"Gabisa ngaco, belakang mobil gede semua" timpal Helmi
"Iiiihhh gimana dong, masa nanti motor gua ditilang" gerutu Naura yang terlihat panik
"Mampus gua ga boleh bawa motor lagi nanti" sambung Hana

Semuanya panik

Sedangkan motor harus tetap melaju, kalo engga abis ditabrak mobil mobil gede di belakang.

"Ko diem aja si? Kita harus apa?"
.
.
.
.
.

Semakin mendekat
.
.
.
.
.

"duhhh gimana ni?"
.
.
.
.
.
Semakin dekat
.
.
.
.
.
Semakin dekaaaaaaat

Dan

Setelah terlihat dengan jelas, ternyata bukan polisi gaes, Ini Tukang parkir Yang pake Rompi ijo :)



Tau kan kalian?
Iya dibelakangnya bukan tulisan polisi, Tapi Petugas parkir daerah.

"Shitttt, bukan polisi bodoh!" teriak Al sambil bernafas lega
"Awokwok anjiiir, udah panik banget gua 🤣" ucap Naura sambil tertawa ngakak
"Mines berapa si lu nay? Bisa salah liat gitu🤣🤣🤣" sambung helmi
"Gila, Bikin orang spot jantung" dumel Mike melirik sinis ku
"Lagian ainaya dipercaya awkwk, Panikan bangetsi kalian :v" ledek devanka
"Loh ko berubah? Tadi polisi kok gua liatnya, seriusan" Ucapku yang heran, kenapa tiba tiba jadi tukang parkir? Apaiya salah liat?
"BERUBAH BERUBAH, KEPALA BAPAK KAU BERUBAH!" Timpal yang lain sambil terus mengendarai motor

Sesampainya di bioskop

Kita masih cekakan dengan peristiwa tadi.
Nggak kebayang kalo tadi beneran polisi :v

"Dapet yang jam berapa nay?" Tanya Helmi
"14.30 masih 15 menit lagi, kalian duduk di sebelah sana ajaya, gua print tiket dulu" ucapku sambil menunjuk bangku diujung sana
"Okeeee" ucap teman teman ku serempak

Pintu teater 4 Telah dibuka
Dimohon kepada pengunjung untuk langsung memasuki teater karna film akan segera diputar

"Niii tiket kalian, Duduk sesuai tiket" Ucapku memberikan mereka masing masing tiket

Setelah masuk studio, kita berpencar mencari kursi masing masing

Karna emang ada beberapa yang beda barisan.

Bodohnya, aku kenapa milih yang ke pisah? Dan parahnya harus sebelahan sama Devanka. Harus apa? Masa minta tuker?

"Kenapa lu duduk disini?" Tanyaku basa basi
"Kan elu yang ngasih tiketnya" jawab devanka
"Oiyadeng, Yaudah permisi" aku melewati devanka, dan duduk di sebelahnya

Kali ini film yang diputar adalah film horor, Baru 12 menit film dimulai sudah ribuan kali anak perempuan seisi bioskop teriak teriak.

Jujur, risih banget dengernya, bikin enggak menikmati film.
Tapi gapapasi, wajar refleks. Kalo aku bukan tipe yang takut karena horornya, tapi lebih yang ke Nggak enak liat bagian bunuh bunuhanya.

"Uweeee" aku mengeluarkan ekspresi muntah, Sedaritadi merasa enek,mual dan pusing. Ku rasa darah rendah ku kumat.

"Mampus gabawa sangobion :(" batinku kesal

"Nay kenapa?" Tanya devanka yang langsung melihat ke arah ku
"Gapapa"

"Uweee" sudah mencoba menahan tapi apa daya
"Nay, kenapa si?" Tanya devanka lagi
"Gapapa dibilang, Gua ke toilet dulu bentar" ucapku berpamitan

Aku mencoba berdiri dan ke kamar mandi.
Sumpah, rasanya kek lagi mabok, jalan sempoyongan gitu.

30 menit berlalu

"Permisi mbak, boleh izin masuk? Temen saya tadi izin ke toilet, tapi udah 30 menit belom balik balik, saya mau cek takutnya kenapa Napa" ucap devanka yang menghampiri ke toilet perempuan dan meminta izin kepada Mbak mbak itu
"Iya silahkan, Jangan macem macem tapi ya mas! 😒" Ucap mbak mbak itu mengizinkan tapi dengan tatapan tajam
"Iya mbak siap, permisi"

"Hufttt, untung sepi" ucap devanka bernafas lega

Tok tok tok (Devanka Mengetuk pintu toilet yang sedaritadi ku singgahi)

"Nay, lu ngapainsi lama banget?"
"Nay? Are you oke?"
"Nay...."

"Gapapa" ucap ku didalam toilet yang sudah duduk lemas tak berdaya
"Gapapa gapapa gimana, 30 menit lu di toilet ga balik balik" protes devanka

"Nay, kenapasi? Sakit? Ayo langsung ke klinik, biar gua wa yang lain" ucap devanka
"Engga! Apaansilu, udah lu balik Sono, dalam hitungan ke 3 kalo ga balik gua teriak nih ya? Seolah olah lu macem macem sama gua" ucapku
"Dih apaansi lu"
"Satu..." hitungan ku dimulai
"Tapi nay..."
"Dua..."

Aku dan Rahasia kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang