Gagal, gagal dan gagal.

156 13 0
                                    

Aku memutuskan untuk kembali ke Jogja.

Mencoba mendaftarkan diri di Universitas Gajah Mada, melalui jalur SNMPTN.

Hari pendaftaran.

Semua data sudah ku masukan, aku sudah mendaftarkan akun ltmptku.

--- S K I P ---

Hari pengumuman, penerimaan peserta SNMPTN.

Pengumuman diperlihatkan secara online pukul 12.00 nanti.

Aku sudah menunggu di depan laptop sekitar 30 menit sebelumnya.

.
.
.

"Makan siang dulu, Nduk" teriak Eyang putri ku dari meja makan.
"Nanti aja utiii, Aku lagi nunggu pengumuman" teriak ku balik.

Beberapa lama kemudian, ibuku datang memasuki kamar ku.

"Gimana, mbak?" Tanya ibuku.
"2 menit lagi Bu, Duhhh deg-degan" gumam ku sambil menggigit-gigit jari.

Pukul 12.00

"Isssshhhh! Ko nggak bisa?" Gerutu ku mencoba mengotak-atik laptop ku.

10 menit berlalu

"Udah bisa?" Tanya ibu mengelus pundak ku mencoba menenangkan.

Aku menggeleng frustasi.

-
Drttt drttt drttt (handphone ku bergetar terus-menerus)

Teman-teman ku yang berasal dari SMA negeri mengabarkan bahwa mereka telah berhasil masuk universitas yang diinginkan dengan jalur SNMPTN.

Ikut senang mendernya, tapi aku masih di keliling rasa khawatir, Hasil ku belum muncul sampai sekarang.

"Ibu baru dapet kabar, Wifi-nya eror, Mbak. bukan servernya berarti yang eror" ucap ibuku setelah mengecek handphone nya.

"Yaudah, aku beli kuota dulu sebentar, biar bisa di hotspotin ke laptop" ucapku yang langsung mencari counter terdekat.
"Hati-hati mbak"

5 menit kemudian aku kembali, dan langsung mengecek hasil ku.

"1, 2, 3!" Ucapku menghitung, ketika mengucapkan angka '3' aku langsung menekan tombol enter.

Hasil keluar

Air mataku menetes tanpa izin.
Iya, aku tidak lulus masuk universitas Gadjah Mada jalur SNMPTN.

"Ndakpapa, masih banyak jalan yang lain" ucap ibuku mengusap lembut bahu ku.

Kalian tau? Itu rasanya malah semakin sakit.

-
Hampir seharian aku mengurung diri dikamar, Merenungi hasil sambil menangis.

Entahlah, kali ini benar-benar merasa jatuh, benar-benar merasa nggak berguna.

Drttt (handphone ku bergetar, tanda notifikasi WhatsApp)

WhatsApp

0812××××: Permisi Mbak, kami dari E-florest, ingin mengirim kan bunga ke alamat Mbak, Mohon ditunggu ya...

Belum sempat aku membalas, Tiba tiba.

"Mbaaak, ada yang nyariin" teriak ibuku.
"Sebentaaar"

Aku langsung bergegas menghapus air mata dan mencuci muka agar tidak begitu kelihatan jika aku habis menangis.

-
@Depan Gerbang.

"Apa betul ini Dengan Mbak Ainaya?" Tanya Mas-mas pengantar bunga.
"Iya saya sendiri" jawabku.
"Saya juga sendiri mbak, Kali aja mau hidup bersama :v" sahutnya.

Aku dan Rahasia kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang