Minggu, 28 Februari 2k20

176 8 0
                                    

Minggu, 28 Februari 2k20

Tok tok tok (suara ketukan pintu)

"Mbak... Mbak... Bangun, Ada yang nunggu tuh, di depan" panggil ibu ku sambil mengetuk ngetuk pintu

Aku membuka mata, lalu melihat jam.
Masih pukul 05.30

"Aku udah subuh buk, Bangunya nanti siang aja" teriak ku melanjutkan tidur.

"Ehhh jangan tidur lagi, itu di depan ada yang nungguin" sahut ibu

Aku menarik nafas malas
"Siapa, si?" dumel ku kesal
"Devanka"

Jawaban ibu berhasil membuat ku lompat dari kasur, Berlari ke kamar mandi untuk segera mandi.

-------
"Kenapa? Ganggu gua tidur, tau ga?" gerutu ku menghampiri Devanka

padahal batin ku 'kenapa kalo mau dateng enggak bilang? Kan aku bisa skincare-an duls😭'

"Ohgini, ternyata kalo coba coba gangguin macan tidur :v" ledek devanka terkekeh
"Bidadari bukan macan, enak aja" gerutu ku

"Loh, ko masih di sini? Katanya mau lari pagi?" Sambung ibuku

Aku membulatkan mata, menatap Devanka bingung

"Hah? Lari pagi?"

"Iya Bu, ini udah mau jalan ko, Ayo Nay. Pergi dulu ya, Bu. Assalamualaikum" ucap Devanka, lalu bersalaman untuk pamit pergi membawa ku

"Dev..." panggil ku
"Apalagi, Nay? Udah buruan pake sepatu! keburu terang" perintah Devanka

"Arghhh mager tau!"
"Gua kan baru bangun, masih belom kumpul nyawa nya" protes ku
"Yaudah tidur lagi sana, gua biar lari sendiri" sambung Devanka dengan nada datar
"Duh ngambek :v iya iya ini pake sepatu-_"

Aku menurut kesal

"Udah, ayo" ucap ku yang langsung duduk di motor Devanka
"Ngapain disitu?" tanya Devanka menoleh ke arah ku.
"Loh katanya mau lari pagi? Kita dari sini ke joging area, naek motor, kan?" tanya ku memastikan
"Enggak ada naek motor naek motor, namanya lari pagi berarti harus lari, lari itu pake kaki. Ayo" ucap devanka menarik ku
"Tapi Dev..."

Belum sempat aku menyelesaikan pembicaraan, Devanka sudah berlari.

"DEVANKA TUNGGUIIIIIINNNN!!!" teriakku.

------
Devanka mulai menyamakan langkah kakinya dengan langkah kaki ku.

"Kalo enggak kuat langsung istirahat, jangan sok kuat" ucap Devanka berlari lari kecil
"Dih, siapa yang enggak kuat? Gua kuat!" Kata ku dengan lantang
"Halah, lemah juga lu :v"

Aku yang tak terima dengan perkataan Devanka langsung menantangnya untuk lomba lari.

"Bicit, mending lomba lari aja ayo! Palingan juga elu yang kalah, wlee" tantangku sambil menjulurkan lidah
"Enggak mau, nanti lu kenapa kenapa, gua yang repot" tolak Devanka yang khawatir jika terjadi sesuatu dengan ku.
"Bilang aja takut kalah, payah." ucapku meremehkan Devanka
"Ayo! Siapa takut!" Jawab Devanka menerima tantangan ku
"Yang kalah beliin eskrim" pinta ku
"Kalo lu menang, sama kulkas kulkasnya juga gua beliin" kata Devanka penuh kesombongan.

"Satu"
"Dua"
"Lariiiiiii" ucapku yang berlari sebelum hitungan ke tiga.

Aku berlari dengan sekuat tenaga, tanpa memikirkan matahari sudah mulai di atas kepala.

Memenangkan perlombaan ini adalah satu satunya cara untuk membuktikan kepada Devanka bahwa AINAYA SALSABILA PUTRI TIDAK SELEMAH YANG DEVANKA BAYANGKAN.

"Masih kuat?" tanya Devanka yang mulai menyusul ku lebih depan

Ku palingkan muka ku, lalu ku lanjutkan berlari sekuat tenaga.

Aku dan Rahasia kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang