Lima Satu.

147 15 3
                                    

Setelah sampai Jogja, aku tidak langsung pulang kerumah.

Beberapa faktor harus ku urus di secret food dan secret store.

@Secret Food

"Mbak, stok ubi ungu lagi langka dan mahal, tapi peminatnya semakin banyak. Apa kita ganti variant ubi aja?" Tanya salah satu karyawan.
"Jangan, kalo beda jenis ubi khawatir akan beda rasa juga. Kamu tenang aja, nanti saya akan cari suplier ubi ungu yang bagus dengan harga standard" ucapku memberikan solusi.
"Oke mbak, siap"

Baru beberapa langkah...

"Mbak, untuk soft opening secret food yang di Bandung gimana? Mau diadain promo buy 1 get 1 tiap menu, giveaway atau gimana?" Tanya salah satu karyawan bagian marketing.

'Duh gimana, dah ini? :( Kenapa tiba-tiba nggak bisa mikir? :( Arghhh kenapasi?' batinku kesal sendiri.

"Untuk promo soft opening yang dibandung, saya percayain semuanya sama kamu. Kalo ada ide baru, nanti saya kabarin" ucapku.
"Oke mbak, terimakasih"
"Sama-sama, goodluck! 精神! (Semangat)!" ucapku memberikan semangat.
"Kayanya mbak Ainaya deh yang butuh semangatttt" godanya menyenggol ku.
"精神 Mbak Ainaya!"
"Xièxiè :v"

---
Urusan selesai.
Aku kembali kerumah.
Bukanya beristirahat, aku malah langsung membuka laptopku, dan meneruskan skripsi yang harus ku kerjakan.

"Boleh nyerah, nggak si? Capek banget, mau nikah aja😭!!!" Gerutu ku mengacak-acak rambut.

'latihan jadi istri yang baik :v'
'latihan jadi istri yang baik :v'
'latihan jadi istri yang baik :v'

Seketika kata-kata itu berputar terus-menerus di otak ku.

"Jadi istrinya Devanka nggak boleh banyak ngeluh! Semangaaatttt! Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Aku harus sebanding sama Devanka! Biar kalo bener-bener jadi istrinya, nggak ada orang yang bilang 'ko mau sama Ainaya? Aianya kan blabala' Semangat semangat Ainayaaaa!!!!!" Teriak ku menyemangati diri sendiri.

Yatuhaaan, ko ambisius bangetsi Ainaya buat dapetin Devanka? 🤣.
Udah sering patah, udah sering jatuh, masih aja pake semangat 45 buat Devanka jadi miliknya :v


       --- D i s i s i  D e v a n k a ---

"Kata ibu lu, Kemaren Ainaya kesini?" Tanya Bagus sambil menyeruput kopi panas.
"Iya" jawab Devanka.
"Hah? Ko nggak bilang?!" Ucap Naura terkejut dan langsung menggebrak meja.
"Yah, kopi gua ampar-amparan, dah :)" gerutu Al yang melihat begitu naas nasib kopinya yang sudah tumpah akibat gebrakan meja Naura.

"Buruan ceritain Dev, kapan Ainaya Dateng? Terus dimana dia sekarang? Nggak mau tau gua harus buat perhitungan sama dia! Bisa-bisanya pergi gitu aja!" Cerocos Naura penuh emosi.
"Udah pulang kemarin, ada skripsi dan bisnis yang harus di urus katanya..." Ucap Devanka.

Sontak mereka menanyakan soal 'Bisnis' yang Devanka bicarakan, dan Devanka mencoba menjelaskannya.

"Gemesh bangetsi Ainaya, Tiba-tiba pergi, pas balik udah sukses. jadi mau..." Ucapan Helmi terpotong.
"Apa? Jadi mau menjadi pendamping hidupnya? Ngaca Mon maap! Ainaya enggak bakal mau sama kamu. Heuuu!" Omel Aqila yang hingga sekarang masih berhubungan dengan Helmi.
"Omelin, Qil! Udah tau Ainaya maunya sama gua, ya? :V" sahut Mike.
"Yeee, gua bilangin Shofi tau rasa lu!"

Aku dan Rahasia kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang