Selamat ulangtahun, Dev!

146 12 0
                                    

Matahari mulai menampakan senyum nya, Begitupu aku.

         Entahlah, semalaman Devanka terus menerus berada difikiran ku. Bahkan, tepat pukul 12.00 aku memberikan ucapan selamat kepadanya (lewat mimpi :v).

"Selamat ulangtahun, Dev" ucapku tersenyum lalu memasukan kado Devanka kedalam tas ku.

-----------
Hari berjalan seperti biasanya, Setiap kali teman-temanku menyinggung soal ulangtahun Devanka, Devanka hanya tertawa kecil dan tidak terlalu menggubris.

"Nadiaaa" teriak ku kepada salah satu junior PMR.
"Iya ka, kenapa?" Ucap Nadia menoleh ke arah ku.
"Nanti ada kumpul PMR?" tanyaku kepadanya.
"Ada ka, sekitar jam setengah 3" jawab Nadia.
"Kalo gitu, aku titip ini ya buat ka Devanka" ucapku memberikan paperbag coklat yang berisi kado untuk Devanka.
"Apa ini ka?"
"Em... Titipan ka Devanka, titip ya. Makasih banyak Nad, aku permisi, Dadaaah" ucapku melambaikan tangan lalu berlari.

@toilet sekolah

"Huffffttt, akhirnya bisa ngasih juga. Yaaaa walaupun enggak langsung hehe" ucapku bercermin sambil mengatur nafas.

Aku berusaha kembali ke kelas dengan keadaan tenang, anggap tidak terjadi apa apa. 

'Yaampun, kenapa rasanya panik bangeeet :( panas dingin gini, duh!' batinku

                        ------------------

"DOR!" Suara Naura dan Hana mengejutkan ku.
"Ishhhh-_ bikin kaget aja!" dumel ku.
"Kenapa, lu? Nahan ber*k? Keringet dingin gitu" tanya Naura mengerutkan dahi.
"Enggak, Apaansi" jawabku jutek.
"Jangan ditahan, ayo gua anterin ke kamar mandi" ucap Hana menarik tanganku.
"Enggak. Anterin gua ke tata usaha aja yuk, gua mau nabung" ucapku mengalihkan pembicaraan.
"Skuyyy" sahut Hana dan Naura serempak.

Aku merogoh Ransel ku untuk mencari buku tabungan.

"Loh, kok saldo gua banyak banget?" kataku setelah melihat saldo di buku tabungan.
"Berapa emang?" Tanya Hana.
"1jt300, perasaan kemaren cuma 1jt" paparku memperjelas.
"Emang segitu mungkin, elu aja yang lupa" timpal Naura.
"Enggak ya. Gua udah nggak nabung sekitar semingguan, uangnya juga masih gua simpen belum ditabungin" ucapku.
"Ibu lu kali yang nabungin tanpa sepengetahuan lu" sambung Hana.
"Ibu gua nggak pernah tau soal tabungan gua perasaan, tapi coba deh gua tanya" ucapku yang langsung mencoba menghubungi ibu.

-
"Apa katanya?" tanya Naura setelah aku selesai menelpon ibu.
"Tidak tahu menahu, katanya"
"Yaudahsi, bagus. Rezeki nomplok, kapan lagi kan :v" ledek Hana
"Enggak gitu, Han. Kalo uang haram gimana?" Ucapku yang terus-menerus berfikir.

"Ohiya baru inget!" Ucapku yang mengangetkan Naura dan Hana.
"Apaan?"

Mata ku tertuju pada Devanka, tanpa isyarat Devanka langsung tersenyum simpul.

"Makasih ^^" ucapku kepada Devanka lalu membalas senyumnya.
"Hah? Apanya yang makasih?" Tanya Hana dan Naura yanh merasa heran.
"Emmmm.... Enggak enggak, yuk ^^" ucapku menarik tangan Hana dan Naura lalu keluar kelas.
"Lah, kita nggak jadi ngeributin saldo yang nambah, nih?"
"Lah, kenapa jadi senyum senyum begitu, Nay?"
"Nay, Wei!"

Masih ingat kejadian seminggu yang lalu? Kejadian dimana Devanka menjadi kompor untuk mentraktir sekelas mengatas-namakan aku?

Waktu itu... Devanka sempat langsung mengganti, tapi aku tolak karena menurut ku enggak perlu.
Tapi kali ini dia mengganti dengan cara yang membuatku salah tingkah.

Aku dan Rahasia kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang