Hari demi hari telah ku lewati.
Aku merasa betapa bahagianya diriku saat dekat dengan Devanka.Tapi rasanya... Keterlaluan banget nggak, sih? Suka sama manusia yang udah punya rumah untuk pulang?
Bayangin, kalo kamu yang di posisi Ratu, yang liat laki-lakinya bersama perempuan lain?
Fikiran itu terus-menerus memenuhi isi kepala ku, entah apa yang harus ku lakukan sekarang.
'Apa iya, menghindar dari Devanka jalan terbaik buat saat ini?' batinku.
'tapikan, selama ini perbuatan gua sah-sah aja, atas dasar persahabatan' batinku lagi.Peri berbaju putih berkata
"Udahin dari sekarang, sebelum rasa sayang kamu muncul terlalu dalam. Inget, dia sudah jadi milik orang lain."Peri berbaju merah berkata
"Yaelah, sebelum janur kuning melengkung masih ada kesempatan untuk nikung. Lagi pula, Devankanya juga selalu terima kamu, kan?.""Ratu itu perempuan, begitupun kamu, sama-sama perempuan enggak boleh saling menyakiti" timpal peri berbaju putih.
"Bukan menyakiti, ini namanya berusaha bersaing secara sehat" timpal peri berbaju merah."Arggggghhhh!!!!!!!!" Teriak ku sambil mengacak-acak rambut.
"Tapi bener juga kata peri putih, daripada rasa nya semakin dalam tapi enggak terbalas, mending stop dari sekarang" ucapku.
"Oke! Mulai hari ini aku berusaha menghindar dari Devanka! Eh, enggak, harus bersikap sewajarnya dan secukupnya sama Devanka!" Ucapku tegas mengambil keputusan.------------------------
Ku langkahkan kaki ku didepan koridor sekolah."Selamat pagi, Ka"
"Pagi Ka Ainaya"
"Ka Ainaya"Sapa para adik kelas kepadaku.
Beberapa murid dominan membenci ku karna katanya aku adalah 'Manusia sok ngatur' tapi bagi beberapa siswa yang menyukai ku, aku dinilai sebagai 'penegak kedisiplinan'.
Tapi apapun sebutannya, aku tak peduli. Aku hanya menjalankan tugas, dan tugas ku harus bermanfaat."Selamat morning Kaka Ainaya" sapa Devanka yang tiba-tiba berjalan disampingku.
":)" Aku hanya memberikan senyum simpul lalu mempercepat langkah kakiku."Panggilan kepada, Seluruh murid kelas 12 TKJ, untuk segera memasuki lab komputer. Karna praktek akan segera dimulai" ucap guru piket memberikan informasi lewat pengeras suara.
"Nay, titip buku. Gua mau ke toilet sebentar" ucap Devanka memberikan bukunya kepada ku lalu berlari.
'ohiya, gimana caranya bisa ngehindar? Sementara gua kan duduknya sebelah sebelahan sama Devanka' batinku.
@lab komputer
"Saya sudah share link-nya, dipahami lalu di praktekan. Bel pelajaran ke dua harus sudah selesai" ucap pak Rahmat memberikan tugas.
-
"Bentar lagi ada yang teriak-teriak minta hotspot, nih" ledek Devanka sambil menatap layar handphone nya.
"Mau hotspotan sama gua, nggak? Hariini paketan gua masa berlakunya abis, tapi masih 6Gb" ucap Devanka.
"Nggak usah makasih, gua hotspotan sama Helmi aja" tolak ku langsung menuju komputer Helmi."Helmi, ko hari ini keliatan beda, ya? Kek nambah ganteng gitu >.<" Godaku.
"Iya-iya hotspot, udah gua nyalain, tuh" ucap Helmi yang tentunya sudah paham maksud dan tujuanku.Aku kembali duduk, membuka link yang diberikan pak Rahmat dan mencoba memahami nya.
"Apaan banget ini coba? Bacanya aja bikin kangker otak, gimana ngerjainnya?😭" Gerutu ku memegangi kepala.
"Dicoba dulu, nanti kalo udah mentok gua bantu" sambung Devanka.
"Oke" ucapku singkat.Devanka telah selesai mengerjakan, tapi aku? Masih stuck di suatu problem.
"Kenapa? Problem dimana?" Tanya Devanka yang berniat membantuku.
"Nggakpapa, bisa ko" ucapku yang sok bisa.
"Coba sini liat, biar gua ban..."Belum sempat Devanka menyelesaikan pembicaraan, aku langsung pergi untuk mencari bantuan.
Aku kembali duduk dengan membawa Bagus.
"Gus, nih gateway nya itu pake IP yang mana? Ether1 atau 2?" Tanyaku kepada Bagus.
"Lah, itu Devanka udah selesai. Kenapa nggak tanya Devanka?" Tanya balik Bagus melirik Devanka.
"Males banget ngajarin Ainaya mah :v" ledek Devanka yang sama-sama menyembunyikan kalo aku sedang menghindarinya.
"Biarin Nay, besok Devanka jangan dikasih bekel yang lu bawa" ancam Bagus.
"Iya lah, ngapain juga ngasih-ngasih Devanka, Wkwk" ucapku tertawa kecil.Setelah tugas ku selesai, aku pergi ke toilet sejenak.
Tanpa sadar, Devanka mengikutiku."Nay" panggil Devanka saat ku ingin melangkahkan kaki ke toilet perempuan.
"Sebentar, kebelet" ucapku mempercepat langkah.Aku berdiam diri cukup lama di toilet, berharap Devanka tidak akan menunggu ku.
"Udah?" Ucap Devanka yang membuatku terkejut.
"Huffft, kenapa?" Tanya ku mengatur nafas.
"Kenapa ngehindar?" Tanya Devanka balik.
"Siapa yang ngehindar?" Tanya ku melemparkan pertanyaan kembali.
"Elu lah, masa Gua"
"Nggak ada yang ngehindar" jawabku.
"Lu bisa bohong sama orang lain, tapi enggak sama diri lu sendiri" timpal Devanka."Nayyyy, ngapain lu?" Teriak Naura dari kejauahan
"Mau ikut ke kantin nggak?" Tambah Hana
"Ikuuuuut" teriak ku.
"Gua mau ke kantin, babay" ucapku berlari dan melambaikan tangan kepada Devanka.Batin Devanka
'Ainaya kenapa coba? Salah apa gua? Ko tiba-tiba ngehindar gini?'-
'Maaf ya Dev, semoga bisa terbiasa kaya gini, biar gua nggak terlalu berharap sama lu' Batinku yang berjalan tapi terus-menerus menoleh ke arah Devanka."Jalan liat depan kali" ledek Naura.
"Nggak punya spion, Ra. Takut ada yang nabrak, wkwk" sambung Hana tertawa.
"Bicit lu pada, mau ngapain ke kantin?" Ucapku
"Ngelondry baju! Ya jajan lah, ngaco aja pertanyaan lu" gumam Naura
"Lah, jadi galak banget lu, Ra?" Tantang ku.
"Lah, iyalah, emang yang boleh galak elu doang?" Timpal Naura.
"Stoooop! Yatuhaaaan, dua manusia suaranya lebih lebih kaya satu kelas, kedengaran noh sampe lantai satu" omel Hana.
"Nyenyenye" sahutku dan Naura serempak.
"Sabar, nggak boleh ngehujat, sabar :)" kata Hana sambil mengelus dada.Jika rasa tidak bisa dihandari, setidaknya sikap bisa dikendalikan.
![](https://img.wattpad.com/cover/209399739-288-k598942.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Rahasia kita
Roman pour AdolescentsKalian harus tau baik-baiknya aku aja, Harus tau seneng-senengnya aku aja, ketawanya aku aja. Soal sakit, luka dan sedih biar aku sendiri yang merasakan :).