Aku merasa ada yang tidak beres dengan perasaan ku, emosi ku dan respon ku terhadap Devanka.
Akhir akhir ini, aku selalu mengharapkan notifikasi darinya.
Setiap Devanka membalas chat ku dengan selisih waktu yang lama, aku selalu memikirkan hal yang tidak tidak.
"Assalamualaikum, Mbak Ainayaaaaaa" teriak Shofi dari luar gerbang.
Akupun tersedar dari lamunan, melihat dari jendela kamar, dan segera keluar untuk menemui Shofi.
"Kenapa lama banget si, mba? Shofi telpon telponin juga enggak diangkat," gerutu Shofi.
"Iya maaf," ucap ku lalu berjalan ke tempat aku mengajar les."Mbak? Mbak? Mbak Ainaya!" Ucap Shofi yang memanggilku dengan nada tinggi.
"Ehiya kenapa?"
"Kenapa, si? Keliatannya kaya cemas banget" ucap Shofi menduga duga.
"Sok tau deh, enggak enggak, gapapa" ucap ku yang memperbaiki ekspresi wajah agar terlihat baik baik saja.------Devanka POV
Devanka dan teamnya sedang berlatih bersama untuk tournament mobile legend yang akan diikuti 2 Minggu mendatang.
"Jangan ambil buff, biar gua aja"
"Maju ngaco!"
"Serang Serang"
"Ah Fani nya nyampah, sialan""VICTORY!"
Suara itu berhasil membuat mereka bersorak gembira."Dev, tadi sore kemana lu? Gua liat lu di jalan kayanya" tanya Helmi.
"Kerumah Ratu" jawab Devanka dengan singkat.
"Widiiiih, mulai berani ngapelin anak orang nih, sekarang?" goda teman temanya yang langsung mengerubungi Devanka.
"Apaansi, Cuma kerumah Ratu, terus nganterin dia beli bahan bahan buat tugas prakaryanya. Udah" elak Devanka.
"Nyenyenye"
"Tinggal bilang iya aja gengsi banget kayanya :v" goda Al.
"Apaansi ah, udah ah latihan lagi buruan, belom maksimal tadi" ucap Devanka yang berusaha mengalihkan pembicaraan.Helmi, Al, bagus dan yang lain hanya saling tatap menatap sambil tersenyum meledek.
----- Back to Ainaya POV -------
TKJ Girls
Naura: Assalamualaikum gaes, Tugas pak Rahmat ada yang udah ngerjain?
Hana: Waalaikumsalam
Hana: tugas yang Mane?
Hana: emang ada tugas?
Ainaya: iming idi tigis? Tuman banget, pura pura amnesia segala.
Naura: Biasa :v
Naura: Lu udah kan, Nay? Liat dong
Ainaya: Belom, Gatau kenapa gapernah mood ngerjain tugas kalo pelajaran pak
Naura: terus gimana, dong?
Hana: kalo ada yang belom, pasti abis nih sama pak RahmatFikiran ku langsung tertuju pada Devanka. Devanka salah satu murid emas pak Rahmat, Sudah pasti dia telah mengerjakan tugas.
Tut.... Tut..... (Suara panggilan telepon)
"Waalaikumsalam, Pas banget!" ucap Devanka sangat bersemangat.
"Apanya yang pas banget?" tanya ku mengerutkan dahi.
"Eh enggak enggak, Kenapa nelpon?" tanya devanka balik.
"Ohiya, mau tanya tugas pak Rahmat, udah belom?" ucapku yang langsung to the point.
"Kayanya enggak perlu dijawab juga udah tau deh jawabanya apa"Aku menarik nafas kesal.
"Hehe, iya karna diriku tau dirimu sudah mengerjakan, boleh kah diriku melihat tugas dirimu?" kata ku dengan lembut.
"Cih, sok manis" gerutu Devanka.
"Kalo enggak mau ngasih bilang aja, gua bakal matiin telponya" sahut ku dengan nada datar.
"Eeeh iya iya, nanti gua fotoin, tapi..."
"Oke, makasih Dev! Sayangggg Devanka" ucap ku dengan menggunakan logat Upin Ipin saat mengucapkan 'sayanggg opa'.
"Hah? Gimana gimana?" ucap Devanka yang heran dengan ucapanku.-----------
Jam pelajaran ke dua sudah di mulai, tapi guru tak kunjung datang."Freeclass!!!" Sorak ketua kelas saat dikabarkan pak Rahmat tidak hadir hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Rahasia kita
Novela JuvenilKalian harus tau baik-baiknya aku aja, Harus tau seneng-senengnya aku aja, ketawanya aku aja. Soal sakit, luka dan sedih biar aku sendiri yang merasakan :).