Aku tak menjelaskan secara detail aku hendak kemana dan dalam waktu berapa lama kepada mereka.
Ku lihat jam tangan ku, sudah berada pada angka 12 pas.
"Hari ini harus selesai semua!" Gumamku bersikeras menyelesaikan beberapa tanggung jawab.
---
@Tempat lesAku mencoba berbicara kepada Tante Rina untuk mengundurkan diri sebagai pengajar ditempat bimbelnya.
"Yakin mau bener-bener pindah?" Tanyanya.
Aku mengangguk yakin.
"Yaudah, jaga diri baik-baik ya. Ini pesangon buat kamu, makasih banyak selama ini udah bantu Tante" ucap Tante Rina menyodorkan satu lembar amplop.
"Ishhh, nggak usah tan. Simpen aja" tolak ku merasa tak pantas untuk menerimanya.
"Nggakpapa ambil aja""Gini aja Tan, amplopnya nanti Tante kasih ke Shofi aja, aku sekalian titip ini ya buat shofi" ucap ku memberikan surat berwarna merah muda.
Tante Rina menerimanya dengan baik.
"Pamit ya Tante, Assalamualaikum" ucapku berpamitan lalu bersalaman.
"Iya waalaikumsalam, hati-hati Nay."---
Pramuka ✓
Urusan ngajar-mengajar ✓"Tinggal urusan hati nih yang belum" gerutu yang bermaksud untuk izin dengan Devanka.
Bagaimana pun juga, Devanka telah berkorban banyak untukku.
Ini hanya pamitan sementara, aku taakan benar- benar pergi dari kehidupannya.---
Ku langkahkan kaki ku menuju rumah Devanka.Tap ---
Langkah ku seketika terhenti.Terlihat persis didepan mataku, Devanka yang memasang wajah sangat bahagia sedang bergandengan tangan bersama Ratu.
"Kalo gini, Auto mau nyanyi lagu Menepi-Guyon wathon. Wkwk" gerutu ku tertawa kecil, dengan mata berkaca-kaca.
Sakit, sangat sakit.
Bagaimana tidak? Melihat orang yang disayang menyayangi orang lain.
Tapi mau cemburu pun nggak berhak :)Ku urungkan niatku untuk berpamitan, dan segera pulang kerumah.
---
@Rumah"Assalamualaikum" salamku memasuki rumah dengan raut wajah sedih.
"Masih inget pulang? Ndak usah pulang aja sekalian! Gagalin semua rencana ibuk!" Bentak ibu ketika aku memasuki rumah.
'Sudah kuduga :)'
"Bu, maaf. Tadi aku..." Ucapanku terpotong.
"Kamu tau Ndak si? Ibu kaya gini tuh demi kamu! Demi kamu sehat dan sembuh! Kamu kira Nggak repot ngurus ini semua?!" Bentak ibu sambil mengeluarkan tetes demi tetes air mata.Fiks baru kali ini aku bikin nangis ibu :') Bener-bener udah gagal jadi manusia :")
"Kalo emang ndak mau pergi bilang! Ndak usah cari-cari alasan kaya gini, ibuk capek mbaaak 😢 capek harus ngurus ini dan itu! Demi kamu!" Ucap ibu dengan suara semakin meninggi.
Aku hanya terpaku diam, karena aku tau berbicara sekarang pun malah akan menimbulkan amarah ibu semakin memuncak.
"Tiket keretanya sudah hangus, ibu Ndak tau harus gimana lagi. Sekarang terserah kamu :)" ujar ibu menyelesaikan pembicaraan lalu pergi.
---
Aku memasuki kamar dan merenung.---
Pukul 17.00"Aku udah beli tiket keretanya, jam 8malam kita berangkat" ucapku menyodorkan tiket kereta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Rahasia kita
Teen FictionKalian harus tau baik-baiknya aku aja, Harus tau seneng-senengnya aku aja, ketawanya aku aja. Soal sakit, luka dan sedih biar aku sendiri yang merasakan :).