"Sekedar suka atau terlanjur cinta, tak ada alasan untuk tidak bisa merasakannya."
- Devaniel Marvien -
Jika Devan bisa beranggapan begitu, Ana juga bisa membantahnya agar tidak jatuh terlalu dalam.
"Devan itu playboy, dia bisa mengatakan kalimat...
Tidur untuk melanjutkan mimpi, atau bangun untuk mewujudkan mimpi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari minggu adalah hari dimana semua orang bisa bersantai-santai ria. Menikmati makanan atau aktivitas yang membuat dirinya senang, tanpa memikirkan pekerjaan atau pelajaran yang bisa membuat kepala pusing tujuh keliling.
Namun tidak untuk seorang perempuan berpostur tubuh semampai itu, yang seharusnya sebagai pelajar, dihari minggu ia bisa menghabiskan waktu di tempat keramaian seperti mall, atau tongkrongan yang biasa dikunjungi oleh para remaja seperti cafe, ia hanya bisa memegang sapu dan alat pel.
Setelah membersihkan pakaian, mencuci piring dan menyapu, mengepel adalah aktivitas berikutnya. Ibunya pernah bilang dia boleh melakukan apapun atau meminta apapun asal dihari minggu ia membantu pekerjaannya.
Dengan alat pel yang berada di tangannya, Ana berdiri mengambang di depan pintu, memeras kain pel untuk menghilangkan air yang ada didalamnya sebelum mengelapkannya di atas lantai. Rumah yang begitu besar ini harus ia bersihkan seorang diri, seandainya Ana memiliki uang lebih banyak, ia akan membelinya.
Ana menyeka keringat yang menetes pada dahinya sebelum mengangkat ember berisi air itu untuk dibawanya ke kamar mandi. Bersamaan dengan Ana meletakkan ember tersebut, ponsel yang berada di saku celananya bergetar menandakan sebuah pesan masuk.
Pesan singkat dari Jessica berisi ajakan keluar itu membuat Ana terdiam beberapa saat. Semua aktivitas yang harus dilakukan sudah selesai Ana kerjakan, seharusnya ibunya bisa memberikan ijin untuk sekedar main keluar.
Ana bergegas mengambil handuk yang berada di belakang pintu kamarnya, ia masuk ke dalam kamar mandi lalu membersihkan diri. Sekiranya sudah cukup bersih, Ana keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit tubuh telanjangnya kemudian kembali masuk ke dalam kamar.
Ana memilih satu setel pakaian yang menurutnya sangat cocok untuk dipakai keluar bersama Jessica, tidak ada make up tebal, Ana hanya mengoleskan sunscreen pada kulit wajahnya, dan sedikit polesan lip cream pada bibirnya.
Penampilan Ana lebih baik dari sebelumnya, kini lebih rapih dibanding dengan penampilan tadi saat dirinya mengerjakan pekerjaan rumah yang begitu berantakan. Setelah meraih tas selempang kecil yang menggantung di dinding, Ana melangkah keluar dari kamar untuk menghampiri ibunya yang sedang memasak.
"Ma, minta duit dong." Ana mengadahkan telapak tangan ke arah ibunya yang sedang merapihkan meja makan. "Nggak banyak kok, dikit doang."
Wanita yang dipanggil mama itu menoleh, menghentikan gerakan membersihkan meja. "Duit terus, buat apa?" tanyanya kemudian, tatapannya terarah mengamati pakaian anak perempuannya, pakaian yang di bagian bahunya terbuka itu di padukan dengan celana jeans panjang hitam, dan rambut panjang yang dibiarkan tergerai. "Mau kemana kamu pakai baju kaya gini?"