Prolog

164K 7K 49
                                    

Peringatan, Jangan baca cerita ini jika anda memiliki riwayat penyakit jantung! Dahlah, jangan banyak bacot, selamat membaca. Jika anda melihat bintang pada pojok kiri silahkan untuk ditekan, cerita ini tidak mengandung yang iya-iya. Hanya adegan kiss yang nempel-nempel aja, gak sampe adegan yang itu.


Gadis itu mencoba untuk memperpanjang langkah kakinya. Bukan dikejar sesuatu, tapi sedang dikejar waktu. Saat tepat berada digerbang sekolah, yang sedikit menyisakan celah, gadis itu menghembuskan napas lega sekaligus lelah.

"Huftt... tepat waktu," tutur pelan sang gadis.

Ia beranjak untuk melewati gerbang, yang dapat ia terobos karena ukuran tubuhnya yang memang mungil.

"Avitha Grearya, telat lagi hem?" Suara bariton khas pria tua itu, membuat Vita lagi-lagi menghembuskan napas kecewa.

"...."

Pak Sam, guru dengan label 'Killer' telah tertempel lekat pada keningnya. Hobinya dalam menghukum siswa terlambat benar-benar membuat Vita menelan bulat-bulat kenyataan yang akan menimpahnya.

"Vita, alasan apa lagi yang ingin kamu berikan? Sebelum WC diujung sana menyambutmu, atau lapangan kotor yang menantimu, nak."

Bukan sekali dua kali Vita terlambat kesekolah. Namanya bahkan telah memenuhi buku catatan siswa yang bermasalah.

"Bangun telat," tukas Vita dengan tenang.

"Alasan kamu Vita, sudah berapa kali bapak bilang sama kamu. Nyari alasan itu jangan yang sama!"

"Itu faktanya pak," jawab Vita menatap gurunya dengan wajah polos.

"Bersihkan lapangan, bapak tidak ingin melihat sampah sekecil apapun itu. Kerjakan sekarang!"

Vita sedikit berlari pelan menuju kelas, tapi karena matanya tak benar-benar fokus pada jalanan. Kakinya tersandung lantai yang berlubang, karena tidak siap, Vita menerima kenyataan yang akan terjadi berikutnya.

Hap!

Mata Vita yang tepenjam, membuat ia terbengong. Ia terjatuh, tapi kenapa tidak sakit?

"Aw!" Ringis kasar seseorang membuat Vita mengerjap.

Ia terkesiap saat tubuhnya ternyata jatuh pada pelukan pria asing, yang tengah meringis sambil mengikat pinggangnya.

Tunggu, mengikat? Maksudnya dia dipeluk sekarang?!

Dengan insting sebagai wanita baik-baik, Vita menjauh diri dengan bangkit dari jatuhnya. Tak menyadari memar yang terlihat di keningnya dan juga dagu pria itu.

"...."

"Saya minta maaf," ujarnya meminta maaf, dan bahkan mulai beralih pergi.

Tapi, sesuatu menahan lengannya, tangan pria itu menahannya.

"VITA!!"

Teriakan peringatan itu datang dari arah jam 6, tepatnya dibelakang Vita. Alarm bencana 'pun telah berbunyi dipikiran Vita.

"Vita? Masalah apa lagi yang kamu perbuat huh?!"

Sedangkan pria yang sedari tadi sibuk membersihkan pakaiannya, kini beralih menatap guru tua yang tengah sibuk memarahi muridnya.

Dan parahnya sang murid hanya menatap gurunya dengan mata mengerjap polos.

"Tenang pak, itu hanya kecelakaan kecil," ujar pria itu tak kalah datar.

Pak Sam kini menatap pada pria disampingnya.

"Loh, pak Derga?"

"Jadi saya gimana pak?" tanya Vita memotong pembicaraan keduanya.

"Bapak pusing menceramahi kamu nak. Pak Derga kebetulan guru baru yang akan mengajar di kelasmu, antarkan dia di ruangan guru kamu sebelumnya."

"Setelahnya beri jalan kearah kelasmu. Itu hukuman, sekarang cepat laksanan!" Lanjutnya memberi peringatan.

"Oke," balas Vita bergumam, membuat pak Sam hanya menggeleng kepala sambil barlalu pergi.

Vita kembali menatap guru yang baru saja ia ketahui bernama Derga. Guru yang masih tampak begitu muda, beda dengan pak Sam yang memiliki wajah tua bak nenek sihir, atau kakek sihir?

Tanpa sepatah kata, Vita melangkah mendahului Derga. Beberapa langkah kemudian, Vita menengok kebelakang.

"Bapak gak mau join?" tanya Vita membuat Derga tersadar.

Astaga, murid macam apa dia ini?

Late and Kiss [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang