Terkadang kita harus bersikap bijak, bukan karena kita tidak sakit hati tapi karena berbesar hati itu bisa berbalas pahala dari Allah.
🍁🍁🍁
Gimana kesan hari pertama Ramadhan, ada yang beda?
Utamakan membaca Al-Qur'an dulu ya sebelum baca ini. Semoga wabah ini segera berakhir. Aamiin
🍁🍁🍁
Brakk!!
Keduanya, Mas Azril dan Rayhan tampak kaget melihatku membuka pintu dengan kasar. Entah apa yang membuatku tiba-tiba berlari kencang menghampiri pintu lalu mendobraknya. Rasanya aku ingin buru-buru menghampiri Rayhan yang kini menatapku dengan heran.
Mas Azril yang semula berjongkok, kini bangkit dan berusaha menghampiriku. Binar matanya menatapku seolah bertanya 'ada apa'. Aku menggeleng, lalu berjalan menghampiri Rayhan, mengabaikan Mas Azril yang hampir tiba di dekatku.
Aku menangkup pipi Rayhan dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Sayang ..." jeda beberapa detik, "Rayhan tadi manggil Bunda apa?"
Rayhan menatapku bingung, lalu pandangannya beralih kepada Mas Azril yang tengah memperhatikanku. Aku pun ikut menatap Mas Azril, namun dia hanya angkat bahu seolah juga bingung denganku. Lalu Rayhan kembali menatapku, dia masih diam dan tampak berpikir.
"Ooo ... Panggil Ummi," jawabnya lugu.
"Alhamdulillah, berarti Bunda nggak salah dengar," kataku lalu memeluknya erat.
"Bunda nggak suka ya Rayhan panggil Ummi?"
"Suka sayang, panggil Ummi terus ya, Nak." Aku benar-benar bahagia, akhirnya Rayhan mau memanggilku Ummi. At least, ini hanya sebuah panggilan tapi entah kenapa aku sangat bahagia.
Dulu, aku pernah memintanya untuk memanggilku dengan sebutan ummi, tapi dia menolak. Katanya, panggilan ummi untuk ibu kandungnya yang sudah meninggal. Jadi, akhirnya dia memanggilku Bunda. Dia memanggil Mas Azril dengan sebutan abi, sedangkan memanggilku dengan sebutan bunda, rasanya ada yang nggak singkron. Harusnya kan abi dan ummi.
Dulu, begitu pemikiranku. Mungkin bagi sebagian orang itu nggak masalah, tapi bagi seorang wanita hal itu cukup mampu menimbulkan perasaan yang tak karuan. Tapi, seiring berjalannya waktu, aku mulai melupakannya hingga saat ini tiba.
Rayhan terkekeh geli setelah aku melepaskan pelukanku, "Siap Ummi. Berarti sekarang Rayhan punya dua ummi ya? Ummi Niken dan Ummi Wafiq."
"Iya," jawabku sembari mengangguk-anggukkan kepala dengan senyum yang masih mengembang. Mataku melirik Mas Azril yang tengah memperhatikan kami.
"Jadi ke masjid nggak ini?"
Seakan tersadar, dengan spontan Rayhan langsung menepuk dahinya. "Oh iya Bi, lupa. Ummi sih peluk-peluk segala."
"Hus, nggak boleh gitu. Abi aja pengen dipeluk Ummi."
Tatapanku langsung mengarah ke Mas Azril. "Abiii, jangan mulai deh."
🍁🍁🍁
Tidak bisa dipungkiri, dalam kehidupan itu selalu ada dua hal yang saling melengkapi. Susah dan senang, tangis dan tawa, wanita dan lelaki, dan masih banyak lagi. Seperti yang baru saja aku alami ini, rasanya baru kemarin aku bahagia mendapat panggilan baru dari jagoanku. Namun, hari ini aku harus menambah porsi sabarku saat mendengar ucapan ibu-ibu di kompleks tempatku tinggal.

KAMU SEDANG MEMBACA
MERINDU SURGA
Teen FictionKetika kamu meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberikan ganti yang lebih baik. Wafiq percaya itu. Sejak hidayah Allah menyapanya, ia mulai merindukan surga. Ujian demi ujian semakin menguatkannya. Hingga Allah hadirkan kembali f...