28# Positif

906 85 2
                                    

Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.
(Qs Ar Ra'd : 28)

🍁🍁🍁

"Wabah virus corona masih terus menghantui sejumlah negara di dunia. Tak terkecuali Indonesia. Jika sebelumnya Indonesia menjadi salah satu negara yang belum terinfeksi, kini Tanah Air sudah mengonfirmasi kasus pertamanya."

Allahuakbar!

Suara di berita pagi ini benar-benar membuatku tersentak, kekhawatiranku ternyata bersambut dengan adanya dua warga Indonesia yang kini positif corona. Meskipun begitu, aku tidak henti-hentinya berdoa agar virusnya berhenti di situ saja. Semoga tidak menyebar.

"Bi, udah dengar berita pagi ini?"

Mas Azril yang sedang mengancingkan baju di dekat meja makan menoleh ke arahku. Matanya menatapku dengan tatapan seolah bertanya 'apa'.

Aku mendengus sebal, laki banget sih. Kalau nggak perlu-perlu banget nggak ngomong, kalau ngomong pun irit banget. Emang laki banget deh!

Untungnya aku dulu pernah mengikuti kajian mengenai perbedaan perempuan dan laki-laki. Perempuan itu cenderung suka berbicara atau bisa dikatakan cerewet, sedang kalau laki-laki emang irit bicara.

Perempuan mampu mengeluarkan hingga 20.000 kata sehari, sedang lelaki hanya 7.000 kata saja dalam sehari. Jadi jangan heran ketika saat malam suami jadi lebih irit lagi bicaranya, karena 7.000 kata yang dia miliki sudah dihabiskan saat di luar rumah. Entah dengan client, teman kerja, atau siapa pun itu.

Alhamdulillah, aku bersyukur banget bisa mengikuti kajian ini. Waktu itu kajiannya diisi oleh dr. Aisah Dahlan, aku suka sekali dengan cara berbicaranya. Tegas, mudah dipahami dan lucu.

Meskipun saat itu aku belum menikah, tapi mengikuti kajian pranikah itu menurutku sangat penting. Soalnya untuk menikah itu mencakup 70% persiapan nikah, selebihnya adalah pernikahan itu sendiri. Tanpa bekal yang cukup, entah bagaimana kita akan menghadapi pernikahan. Terlebih setelah menemukan masalah, biasanya egolah yang akan berperan ketika bekal ilmu tidak mencukupi.

"Indonesia udah ada dua orang yang positif, Bi. Ummi takut deh," ujarku lirih.

Mas Azril segera menyelesaikan kegiatannya mengancingkan kemeja, kemudian dia menghampiriku yang tengah menyiapkan sarapan. "Yang penting ikhtiar Mi, lalu tawakal kepada Allah. Jaga juga psikis Ummi, jangan sampai takut berlebihan."

"Tapi, Bi. Katanya virus ini bahaya, ya?"

"Semua virus bahaya, Mi. Sering-sering mengingat Allah, insyaaAllah hati menjadi tenteram. Mulai sekarang kita harus jaga kebersihan ya?" katanya seraya mengusap bahuku.

Aku mengangguk, ku pasang senyum termanis untuk suamiku di pagi yang cerah ini. "Abi, hari ini ke mana?"

"Abi mau ngisi seminar bisnis, nanti kalau Abi udah pulang kita ngobrol ya? Abi pengen sharing sama Ummi tentang bisnis nih, lagi butuh saran dari Ummi."

Lagi-lagi aku hanya mengangguk.

Mas Azril terkekeh, "ada untungnya juga ya punya istri anak marketing. Lumayan bisa buat diskusi."

"Abi, ah," kataku seraya mencubit perutnya yang langsung disusul ringisan kesakitan dari Mas Azril. "Rayhan, mana, Bi?"

"Tadi sih lagi mandi, Mi."

Alhamdulillah, aku bersyukur banget anak laki-lakiku itu sudah bisa mandi sendiri. Semenjak aku menikah dengan Abinya, dia malu kalau harus dimandiin. Katanya, dia nggak mau merepotkanku, takut kalau-kalau dia akan ditinggalkan dan nggak punya ibu lagi.

MERINDU SURGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang