24# Wanita Dengan Kecemburuannya

989 88 0
                                    

Setiap orang memiliki dua ruang dalam hatinya, yaitu masa lalu dan masa depan.

- MERINDU SURGA -

🍁🍁🍁

Jangan lupa utamakan baca Al-Qur'an dulu sebelum baca cerita ini ya. Nggak nyangka Ramadhan kurang 22 hari, sedih juga ya Ramadhan seakan tenggelam oleh berita covid-19 ini.

Tidak henti-hentinya berdo'a, semoga wabah covid-19 ini hilang sebelum Ramadhan.

Jangan lupa follow @fifean di instagram ya, di sana aku juga share beberapa postingan yang insyaa Allah bermanfaat 🤗

🍁🍁🍁

Senin, hari yang penuh dengan amalan sunnah. Namun, entah kenapa kali ini rasanya seperti hari yang berat. Ah, bukan salah hari Senin sih sebenarnya, tapi karena diriku sendiri yang sedang bermasalah. Aku masih enggan menanyakan kepada Mas Azril tentang foto mendiang istri pertamanya yang disimpan di gudang.

"Jadi, iklan tanpa landing page itu sangat fatal ya."

Suara Bu Kurnia yang naik satu oktaf mengagetkanku dari lamunan tentang Mas Azril. Aku masih menerka-nerka maksud terpendam dari motif penyembunyian foto kemarin.

"Mbak, kamu sakit? Kenapa kelihatannya nggak fokus?" bisik Mbak Lia, teman seperjuanganku. Kami sama-sama menjadi advertiser.

Aku menggeleng, lalu ku paksakan untuk tersenyum. Ku lihat Mbak Lia mengangguk dan kembali memperhatikan Bu Kurnia yang tengah menjelaskan.

"Orang shalat kalau nggak pakai sarung dan cuma pakai celana pendek, shalatnya sah nggak?"

Lagi-lagi nada tinggi yang ku dengar, sepertinya Bu Kurnia memang lagi di zona berbahaya. "Tidak, Bu," jawabku lirih.

"Iklan kalau nggak pakai landing page ya ibaratnya seperti orang shalat tapi cuma pakai celana pendek, nggak sah. Leads yang masuk belum mateng, makanya kalau laporan CS ditanyain kendalanya apa mereka cuma jawab di read."

Aku dan Mbak Lia manggut-manggut. Kunci kalau lagi brifing sama atasan itu pokoknya iyain aja. Pasal satu, atasan selalu benar. Pasal dua, kalau atasan salah kembali ke pasal satu. Jadi, iyain aja ya!

Tapi ya jangan iya-iya aja doang juga sih, harus sambil memikirkan juga. Nanti kalau tiba-tiba dilempar pertanyaan bingung sendiri.

"Jadi, langkah yang harus diperbaiki apa?" tanya Bu Kurnia. Ia menatapku bergantian dengan Mbak Lia.

Wuss, seketika ruang brifing jadi dingin banget.

"Apa?" tanyanya lagi.

"Perbaiki landing page, Bu." Aku dan Mbak Lia menjawab bersamaan dengan sedikit gugup.

"Oke, bagus. Pokoknya dealdone hari ini ya."

Astaghfirullah! Boleh nyebut nggak?

Padahal dulu Bu Kurnia nggak pernah mempersalahkan cara periklanan kami yang hanya memakai canvas. Itu cara dari manager Tim IT yang kini menjadi seorang trainer FB Ads. Namun, sejak kepulangan Bu Kurnia dari seminar, kami tim IT benar-benar dikuras tenaga dan pikirannya.

Aku melirik wajah Mbak Lia, dari raut wajahnya aku bisa merasakan ketakutan yang cukup besar. Dia orang yang kuat, tapi bukankah setiap orang punya batasnya masing-masing?

Dengan perlahan, tanganku bergerak untuk meraih tangan Mbak Lia. Begitu menemukannya, aku langsung menggenggamnya seolah menyalurkan energi dan semangat yang tersisa yang aku punya.

MERINDU SURGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang