17# Memenuhi Janji

971 90 17
                                    

Laki-laki itu yang dipegang janjinya. Bagaimana pun aku tetap harus menepati janjiku, meski itu sudah terlambat.

-MERINDU SURGA-

🍁🍁🍁

Aku membaca skrip iklan yang sudah aku susun dari berjam-jam lalu. Setelah mengulang hingga dua kali, akhirnya aku puas dengan skrip iklan kali ini.

Kali ini aku mengangkat isu "semua tempat seenak pojokan" dengan target market ibu-ibu muda yang baru saja melahirkan. Sementara untuk produknya sendiri yaitu homedress yang dilengkapi kancing di bagian depan dada—sering disebut busui friendly.

"Mbak, ini aku setor skrip iklan ya."

Mbak Yumna menoleh ke arahku kemudian mengangguk. "Siap, Mbak. Ini mau pakai warna apa visualnya?"

"Apa ya? Kalau dari hasil testingku, konsumen kita suka warna kuning dan ungu. Pakai warna ungu aja gimana?" ucapku meminta pendapat.

Lagi-lagi Mbak Yumna mengangguk. "Tapi besok aja ya? Ini nggak cukup waktunya, udah mau jam pulang."

Aku terkekeh. "Iya, nggak papa."

Setelah aku menyusun skrip iklan, aku harus menyetorkannya kepada desainer grafis agar diwujudkan dalam bentuk visual. Diprediksi tahun dua ribu dua puluh besok, semua konten iklan itu berupa video—jadi sejak beberapa bulan lalu aku selalu minta visual dalam bentuk video. Paling hanya sekali dua kali saja aku meminta iklan berupa gambar.

"Pulang yuk!" ajak Mbak Anis.

"Bentar lagi Mbak, duluan aja." Aku memang belum selesai mengecek iklan, ada beberapa masalah yang harus diperbaiki karena CTA kurang dari satu persen.

Mbak Anis mengangguk. "Oke duluan ya?"

Aku tersenyum, "Iya Mbak, fii amanillah."

"Iya assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." Aku kembali berkutat pada iklanku, setelah mengganti tumbnail aku langsung memencet publish.

Baru saja aku hendak memasukkan ponselku, tiba-tiba ada pesan masuk.

Brother : Kata Bunda, kalau udah selesai langsung pulang

Wafiq Arhaburrizqi : Siap komandan 👍

***

Setelah shalat magrib aku menyempatkan diri untuk membaca surat Al-Kahfi, mengingat ini malam Jum'at. Aku selalu berusaha untuk bisa membaca satu surat penuh sekalian, karena memang pahalanya sangat besar.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ بِمِائَةِ آيَةٍ فِي لَيْلَةٍ كُتِبَ لَهُ قُنُوتُ لَيْلَةٍ

Barangsiapa membaca 100 ayat dalam satu malam maka tertulis baginya pahala seperti melaksanakan shalat sepanjang malam (Shahih, HR Ahmad, ash-Shahihah: 644 al-Albani)

Drrr... Drttt...

Baru saja aku melipat sajadah seusai mengaji, ponselku bergetar. Aku sedikit kaget karena getaran ponselku lumayan keras. Terlebih lagi setelah membaca siapa penyebab ponselku bergetar, hatiku langsung berpacu lebih kencang.

Mas Elang : Assalamu'alaikum dek. Mas mau nanya, kamu belum ada yang lamar kan?

Aku menegang membaca pesannya, tidak ada angin tidak ada hujan dia datang kembali. Setelah lama tidak ada kabar, dia tiba-tiba menanyakan perihal lamaran. Ke mana aja dia selama ini?

MERINDU SURGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang