25# Amanah Seorang Istri

1K 94 16
                                    

Kamu boleh meminta apa saja yang kamu inginkan kepada Allah, tapi ada hal yang perlu kamu ingat. Terkadang Allah akan memberikan apa yang kamu butuhkan, bukan apa yang kamu inginkan.

🍁🍁🍁

H-12 Ramadhan, hutang puasa sudah lunas belum nih?

Yuk pemanasan baca Al-Qur'an lebih banyak biar nanti pas Ramadhan bisa maksimal baca Qur'annya 😇

🍁🍁🍁

Rencana Allah itu memang sangat luar biasa, tidak seperti skenario di film-film yang mudah ditebak. Di awal-awal si tokoh utama akan menderita, dijahati oleh tokoh antagonis kemudian akhirnya tokoh antagonis itu meninggal dan tokoh utama hidup bahagia. Right?

But, skenario Allah sangat tidak bisa ditebak. Siapa sangka kalau akhirnya aku akan menjadi istri dari suami wanita yang pernah ku berikan kaos kaki empat tahun lalu.

Padahal dulu, aku selalu berharap mendapatkan laki-laki sholih dan tentunya masih lajang. Sungguh, manusia itu memang hanya bisa berencana. Sedang Allahlah yang paling tahu, mana yang terbaik untuk hamba-Nya.

"Jadi, wanita yang pernah ku berikan kaos kaki di rumah sakit itu umminya Rayhan?" tanyaku untuk kesekian kalinya.

Mas Azril mengangguk. "Kamu ingat waktu Abi memberikan kaos kaki di parkiran?"

Aku mencoba mengingat-ingat. "Waktu Abi ngasih trus langsung pergi gitu aja?"

"Iya."

"Tahu nggak Bi, waktu itu jantungku berdebar kencang," kataku, tapi aku langsung menutup mulutku dengan telapak tangan. Ya Allah, aku keceplosan.

"Oh ya?" Mas Azril mendekat dengan memicingkan matanya.

Aku mundur hingga punggungku menempel pada kepala ranjang. "Hehehe, enggak kok, Bi."

"Bohong sama suami itu dosa, Abi yakin kamu sudah tahu itu kan?"

"Iya-iya, jujur deh," pasrahku.

Mas Azril kembali memberi jarak dengan menarik tubuhnya ke belakang. "Sebenarnya kaos kaki itu Abi belikan untuk Niken saat di rumah sakit. Abi tahu, saking sakitnya kami sama-sama lupa bahwa dia belum pakai kaos kaki saat ke rumah sakit. Lalu saat di administrasi Abi teringat dan membelikannya kaos kaki di supermarket depan rumah sakit."

Aku mendengar nada sedih dalam nada bicaranya. Benar, Mbak Niken punya tempat sendiri di hati Mas Azril. Aku jadi merasa bersalah tadi sempat memojokkannya.

"Abi melihatmu saat itu."

Aku terkejut,"seriusan, Bi?"

Mas Azril mengangguk, "iya, tapi kamu udah mau pergi. Tepat saat mertuaku menghampiri kalian. Setelah kamu pergi, Abi baru menghampiri Niken dan ikut menemaninya masuk ke ruang bersalin."

"Ketika diperiksa Niken sudah bukaan lima. Abi melihat dia begitu kesakitan, bahkan Abi membiarkannya mencengkeram lenganku sampai berdarah. Abi merasakan perih, tapi Abi tahu Niken lebih kesakitan. Dia sedang berjuang melahirkan anak kami."

Sekarang Rayhan juga anakku, Bi!

Batinku seakan tidak terima, padahal memang benar Rayhan anak kandung Mas Azril dan Mbak Niken. Kendati begitu, aku masih menyimak cerita Mas Azril. Aku rasa sudah saatnya Mas Azril mencurahkan kesedihannya.

MERINDU SURGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang