Jangan bosan-bosan untuk bertaubat. Karena itu adalah salah satu cara untuk membuat Allah semakin menyayangi kita.
-MERINDU SURGA-
🍁🍁🍁
"Kamu dulu aja deh," balas Mbak Hilda.
Aku mesem menanggapi ucapannya. Maunya sih cepat-cepat ijab sah, tapi ya gimana? Calonnya aja malah kabur ke Kalimantan. Tuh kan, jadi ingat Mas Elang lagi.
Mas Elang apa kabar?
"Calonnya belum ada, Mbak."
"Mbak, nyari calon suami itu kayak ustadz di depan itu lho. Masyaa Allah idaman banget," kata Salwa tak mau kalah.
"Mukanya spaneng gitu," elakku.
"Ya siapa tahu kan kalau sama istrinya dia romantis gitu," ucap Salwa masih mencoba membujukku.
"Hush, jangan halu deh. Fokus sama isi ceramahnya, jangan sama ustadznya," kataku mengingatkan.
Salwa langsung nyengir kuda dengan mata menyipit. "Maaf Mbak," katanya.
Tiba-tiba ponselku bergetar, aku meraih tasku lalu mengambil ponsel yang sampai saat ini masih bergetar. Mataku terbelalak kaget melihat nama si pengirim. Mas Elang, alhamdulilah akhirnya dia balas pesanku juga. Seketika bibirku langsung tersenyum.
Mas Elang
Kenapa?
Maaf Dek, hapeku kemarin disita, soalnya pelatihan dulu.Terjawab sudah pertanyaan ku selama ini, untungnya tidak dicopet atau hilang. Tanpa diperintah, bibirku langsung melengkung ke atas. Ada rasa lega di dalam sana begitu tahu keadaan Mas Elang baik-baik saja.
Kirain kenapa, kok nggak dibaca-baca. Biasanya sering bikin story, ini juga nggak bikin sama sekali.
Sekarang udah dibalikin?
✔✔Kangen ya? 😄
Ini cuma dikasih waktu satu jam aja, pelatihannya masih 8 hari lagiIh, nggak tuh
✔Dua menit, tiga menit, balasanku masih saja centang satu. Aku mencoba scroll ke atas untuk melihat waktu Mas Elang membalas pesanku. Aku mendengus kecewa, ternyata sekarang sudah lebih satu jam dari saat dia membalas pesanku. Pasti sekarang hapenya sudah disita lagi.
"Faktor penghambat orang taubat itu ada lima, tahu nggak apa aja?" tanya Ustadz Alfariq yang langsung memecah perhatianku.
Aku langsung memasukkan ponselku kembali ke dalam tas lalu mulai menulis rangkuman ceramah di dalam buku catatanku. Setahuku sih salah satunya rasa malu, kadang orang masih enggan benar-benar taubat karena rasa malu ataupun gengsi.
Karena hanya terdengar kasak-kusuk, sementara tidak ada yang berani menjawab Ustadz Alfariq tersenyum lalu mengangguk maklum. "Yang pertama yaitu teman. Percaya atau tidak teman itu merupakan setan paling berbahaya. Kalau setan kita bacain ta'awudz aja udah pergi, kalau teman? Ya nggak mempan."
"Kamu ngapain, Sal?" tanyaku ketika mendengar Salwa membacakan ta'awudz di depan Mbak Hilda.
"Coba buktiin ucapan Ustadznya itu, Mbak," jawabnya polos.

KAMU SEDANG MEMBACA
MERINDU SURGA
Fiksi RemajaKetika kamu meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberikan ganti yang lebih baik. Wafiq percaya itu. Sejak hidayah Allah menyapanya, ia mulai merindukan surga. Ujian demi ujian semakin menguatkannya. Hingga Allah hadirkan kembali f...