1# Jus Alpukat

2.4K 119 4
                                    

Done better than perfect.

-MERINDU SURGA-

🍁🍁🍁

"Mbak Wafiq, dipanggil briefing tuh."

Aku yang sedang berpusing-pusing ria mengecek laporan langsung terlonjak kaget karena ada yang mencolek bahuku. Kepalaku tiba-tiba semakin berdenyut tak karuan. Aku menoleh dan langsung menemukan Mbak Anis berdiri di belakang kursiku.

"Briefing sama siapa?" tanyaku.

"Bu Kurnia," jawabnya.

Dia tersenyum penuh arti, sedangkan aku langsung menghembuskan napas kasar. Briefing dengan Bu Kurnia itu terkadang bisa memakan waktu hampir setengah hari sendiri. Akibatnya pekerjaanku jadi keteteran.

"Oke makasih Mbak," ujarku pada Mbak Anis yang langsung mendapat anggukan olehnya.

Aku bangkit dengan ogah-ogahan, mencari buku serta bolpoin yang entah di mana tadi aku meletakkannya. Ah ini dia, ternyata ada di bawah keyboard. Aku tersenyum saat melewati beberapa rekan kerjaku yang memberi semangat lewat tatapan matanya. Mereka sudah hafal, kalau Bu Kurnia sampai jauh-jauh berkunjung ke sini, berarti ada hal penting yang akan dibicarakan.

Dengan senyum yang dipaksakan, aku mengangguk. "Makasih," ujarku terus melangkahkan kakiku menuju ruang briefing.

"Manggil saya Bu?" tanyaku begitu kepalaku melongok masuk ke pintu yang sedikit terbuka.

Ku lihat Bu Kurnia mengalihkan pandangannya dari laptop di depannya dan beralih ke arahku. "Ah iya, sini masuk Mbak."

Aku tersenyum sungkan lalu membuka pintu sedikit lebih lebar agar seluruh tubuhku bisa masuk. Memang sih tubuhku tidak terlalu gemuk, tapi kalau jaraknya hanya sekitar sepuluh centi ya mana bisa masuk?

"Hari ini cantik banget," ucap Bu Kurnia dengan senyum khasnya.

Awalan briefing yang bagus. Aku sedikit lega karena kali ini Bu Kurnia moodnya sedang bagus, buktinya beliau memujiku? Padahal hari ini aku hanya mengenakan celana kain dipadukan dengan kemeja kotak-kotak pudar dan jilbab rawis senada.

"Hehe, makasih Bu."

"Jadi begini Bu Kasih dan Mbak Wafiq."

Aku sedikit kaget mendengar nama Bu Kasih disebut, lalu menoleh ke sisi kananku. Ternyata Bu Kasih duduk manis di sisi kananku. Eh, sejak kapan Bu Kasih ada di sini? Atau hanya aku yang kurang fokus sehingga tidak menyadari kehadiran Bu Kasih? Padahal jarakku dengannya hanya sekitar setengah meter. Aku meringis merutuki diriku sendiri.

"Mulai sekarang kita akan ada produk tambahan lagi. Karena sebentar lagi memasuki bulan puasa, jadi saya putuskan untuk menambah baju koko couple ayah dan anak," jelas Bu Kurnia.

Mataku melirik Bu Kasih yang fokus menyimak. Kemudian ku tarik sudut bibirku ketika mataku bertemu dengan mata Bu Kasih. Ah aku mulai paham ke mana arah briefing ini, tapi kenapa perasaanku tiba-tiba tidak enak ya?

"Berhubung Bu Kasih saya berikan tugas untuk mengurus masalah produksi gamis yang melonjak, jadi untuk masalah pemotretan saya serahkan ke Mbak Wafiq ya?"

Tuh kan, pantas saja perasaanku tidak enak.

"Usahakan habis ini langsung menghubungi model foto kita ya, kalau perlu langsung minta Mbak Wati untuk menyetrika bajunya agar bisa segera difoto. Mbak Wafiq juga koordinasi sama Mbak Mia untuk foto. Minimal hari ini sudah bisa dapat foto dan bisa launching iklan ya, Mbak!" kata Bu Kurnia dengan senyum penuh harap. Matanya menatapku intens.

MERINDU SURGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang