[6] Pria dibalik tirai

619 48 1
                                    


"Siapa yang tak terpikat ketika mendengar lantunan ayat suci, apalagi dengan suara merdu yang menyentuh kalbu."

_MY DREAM_
@nunungayuerna9

🌈🌈🌈

Mentari sudah menampakan sinarnya, tapi udara dingin masih terasa. Hujan tadi malam masih menyisakan air di beberapa dedaunan dan jika tertiup angin suaranya sekilas seperti hujan. Tak ketinggalan bau tanah yang masih menyengat.

"Ummi Zara berangkat kampus dulu." Ucap Zara sembari mencium tangan Ummi lanjut menghampiri Irwansyah. "Bi Zara berangkat ya ?"

"Ada kelas pagi ?"  Tanyanya.

"Enggak ada sih, Zara mau ikut seminar dikampus. Kebetulan mulainya pagi Bi."

Irwansyah mengangguk paham.

"Assalamualaikum." Ucap Zara sembari melangkah keluar rumahnya.

"Waalaikumsalam."

****

Sampai di lobi Sasa dan Zara mulai duduk di baris paling akhir. Mereka menyapu pandangan. Suasana yang begitu indah dengan tema bunga.

"Sa, aku jadi inget waktu dulu kita ikut lomba menggambar. Dulu kita saingan sampai aku pinjem pensil warnanya aja enggak boleh sama kamu."

Sasa terkekeh. "Iya maaf, aku sengaja takut gambaran kamu mangkin bagus, jujur waktu itu takut kalah. Eh ternyata yang juara satu kamu, aku malah juara tiga."

"Makanya jangan pelit sama temen. Manusia yang baik adalah mereka yang mau bantu, ketika melihat orang kekurangan. Dan yang kekurangan itu aku.

"Apaan kamu orang kaya kok ! Kekurangan dari mananya."

"Ihh kurang warna biru Sasa ! Warna biru aku ilang, dan waktu itu Abi aku lupa buat beli warna biru." Balas Zara kesal.

"Derita !" Celetuk Sasa membuat Zara makin kesal dibuatnya.

Seminar hampir selesai, Sasa mengajak Zara untuk pergi kesuatu tempat. "Ra, ke kafe Permai yuk. Udah lama enggak kesana." Ucapnya.

kafe Permai adalah tempat tongkrongan anak-anak kampus, tempatnya bersih, nyaman letaknya juga sangat strategis dan tidak terlalu jauh dari kawasan kampus. Rumornya pemilik kafe itu seorang mahasiswa tapi belum jelas siapa orangnya.

"Ya, tapi sholat duhur dulu yuk." Pinta Zara.

"Aku masih halangan Ra, aku tunggu di kafe aja gimana ?"

Zara mengangguk dan memilih pergi ke masjid sendirian.

****

Sesampai di masjid ia duduk dipinggir lantai masjid sembari sibuk mencopot sepatu, kemudian beranjak ke tempat berwudhuan wanita. Ia mulai melepas jarum pentul yang masih terkunci di hijabnya lalu lanjut mengambil air wudhu untuk mabasuh sebagian anggota tubuhnya.  Selesai ia masuk ke dalam masjid untuk melaksanakan sholat duhur dengan khusyuk.

Seusai sholat Zara melepaskan mukenah dari tubuhnya  untuk ia lipat tak sengaja ia mendengar suara ta'awudz dibalik tirai pembatas antar perempuan dan laki-laki. Lalu Zara menoleh ke arah sumber suara masyaAllah suaraya begitu indah apalagi ia dibaca surah Ar-Rahman lafaz dan lantunanya menyentuh kalbu begitu mengetarkan jiwa raga. Tak sadar ia melebarkan senyuman manisnya.

PANGERAN SYNDROMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang