"Menghibas rambut basah seakan menghibas mawar merah. Terkena percikan keringatnya seakan sedang diberi cinta."
_MY DREAM_
@nunungayuerna9
🌈🌈🌈Kantin adalah tempat nongkrong dan juga tempat untuk mengisi perut yang lapar. Disini tak setenang di perpustakan yang harus mengutamakan ketenangan, tapi kalau disini bebas untuk melakukan hal apa saja. Mulai dari nyanyi, ngobrol hingga ketawa keras tidak ada yang merasa terganggu. Sudah menjadi lumrah dan tak ada larangan bagi siapa saja. Itulah enaknya nongkrong di kantin, saling menghargai satu sama lain. Walaupun tak saling kenal, beda fakultas tapi mereka tak malu-malu untuk ikut bergabung dan makan bersama.
"Suaranya bikin kangen deh," Ujar Sasa sembari senyam senyum tak jelas. "meleleh hati eneng."
"Suara indahnya masih terdengar jelas ditelinga dede." Sahut Zara.
Baru saja mereka melaksanakan sholat dhuhur, kini mereka sudah berada di kantin dan kembali mengingat sembari mengkhayal dengan sosok pria yang membuat mereka penasaran. Siapa sebenarnya yang menyanyikan sholawat nabi di masjid, kalau saja tak ada tirai pembatas yang berada di masjid mungkin saja mereka tak akan dihantui rasa penasaranya semakin memuncak.
Sasa menyipitkan mata. "Dede apa dedel."
"Suara siapa tuh." Sambung Pak Bambang sembari mengantarkan pesanan mereka berdua.
"Itu loh Pak, yang tadi sholawat di masjid ?" Balas Zara.
"Oh itu mah Nizam yang sholawat."
"Kok Pak Bambang bisa tau kalo itu mas Nizam ?" Sahut Sasa heran.
"Iya kan tadi saya ikut jamaah bareng di masjid." Balas Bambang.
"Tuh kan pasti mas Nizam yang sholawat, Soalnya Zara juga pernah denger mas Nizam baca Al-quran suaranya merdu banget sampai menggema dipenjuru ruang masjid. Jadi sholawat juga pasti merdu." Kata Zara.
"Iya masih terngiang ngiang indah suaranya mas Nizam." Sahut Sasa.
"Hampir semua anak fakultas teknik hafal suara indah Nizam, udah itu kasian baksonya nangis, gara-gara kalian cueki."
"Eh, gara-gara baksonya nangis, kuahnya jadi makin banyak deh."
Sasa memutar bola mata kesal. Dan Pak Bambang hanya bisa tersenyum sembari menggeleng-geleng.
****
Dari kejauhan terlihat Iqbal dan Dodi berjalan beriringan melewati koridor kampus, serta tas yang dicangklongkan dipundak kanannya. Cara berjalan mereka bak seperti model, dari bawah hingga atas nyaris sempurna. Ternganga melihat pesonanya, wanita melihatnya sampai tak sadar bola matanya terus mengikuti arah jalan mereka. Keringat yang terus bercucuran dipelipisnya menambah kharisma mereka, termasuk Iqbal yang menghibaskan rambut basah seakan menghibas mawar merah. Wanita yang kena percikan keringatnya seakan sedang diberi cinta. Bukannya cepat diusap justru di raba lalu dicium seakan mencium bau parfum yang wangi sampai ke ubun ubun.
"Ce'elah gaya lu tong,"
Iqbal berhenti lalu menatap Dodi.
"Lu enggak ekspresi cewe tadi gimana ? gara-gara gue kasih keringat langsung bahagia, nah lu mau enggak kasih kringet enggak ? Gue kasih gratis nih,"

KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN SYNDROME
Novela Juvenil_SELESAI_ PANGERAN CINTA => [ Romance -- Spiritual ] AWAS BAPER !! ⚠️ Zara adalah anak tunggal dikeluarganya, Dia seorang mahasiswi. Orang tuanya ingin Zara menikah dengan laki-laki yang merupakan anak dari sahabat Abinya. Mendengar itu hati Zara te...