[17] Suami idaman

446 29 2
                                    

"Suami idaman itu seperti apakah menurut kalian ?

Yang bertanggung jawab, sholeh, setia, bekerja keras. Yang tutur katanya lembut dan sabar tanpa batas ketika menghadapi sosok wanita, yang suka sekali marah-marah tanpa sebab, suka sekali dimanja dan disayang sayang. Itulah wanita

SETUJU ATAU TIDAK

???"

_MY DREAM_
@nunungayuerna9

🌈🌈🌈

"Assalamualaikum." Salam Nizam sembari membuka knop pintu rumahnya. Ia baru pulang dari kampusnya, tepatnya pukul jam 4 sore.

"Waalaikumsalam." Balas kedua orang tuanya yang sudah dari tadi menunggunya di ruang tamu. Nizam melangkahkan kaki hendak menunju ke kamarnya, tapi langkahnya terhenti saat Ayahnya memanggil dirinya.

"Zam sini duduk dulu, Ayah sama Bunda mau berbicara sebentar." Kata Alif, Ayah dari Nizam yang memiliki pawakan tinggi besar, hidup mancung. Sepertinya orang tua Nizam ingin mengatakan sesuatu kepada anak pertamanya itu.

"Iya Yah." Balasnya sembari melangkahkan kaki menghampiri mereka lalu duduk berhadapan dengan kedua orang tuanya.

"Gimana usaha kafenya ?" Tanya Alif.

"Alhamdulillah makin laris Yah."

"Alhamdulillah." Balasnya serentak.

"Kalo Villa Villa yang di Bandung gimana kabarnya Zam ?" Sambung Arumi Ibunda Nizam yang memiliki paras cantik sifat lemah lembut dan sholehah. Jadi tidak heran jika Nizam menjadi sosok anak sholeh dan setelah tumbuh dewasa menjadi laki-laki pembisnis seperti jejak Ayahnya. Mereka sangat bangga memilikinya, tak sia sia jika dari kecil sudah didik dan dibenting dengan ilmu agama.

"Masih tahap pembangunan Bund, insyaAllah tahun depan selesai proyeknya."

"Barakallah nak,"

"Aamiin Bund."

"Nizam, kamu kan sekarang sudah dewasa dan sudah mapan juga. Tak adakah terlintas difikiran mu untuk segera menikah ?"

Nizam menghela nafas. "Nizam sulit untuk mencari pasangan yang menerima Nizam apa adanya, bukan karena paras apalagi kekayaan yang Nizam miliki, sebab suatu waktu akan lenyap jika Allah menghendaki. Karena semua hanya titipan."

"MasyaAllah nak, Bunda bangga sekali dengan cara pemikiran mu." Balas Arumi sembari tersenyum kagum.

"Jika Ayah sama Bunda menjodohkan kamu gimana ?"

"Mungkin dengan dijodohkan kamu lebih percaya dengan sosok wanita pilihan Bunda dan juga Ayah. Karena Ayah dan Bunda tak akan asal memilih calon untuk mu, pasti akan melihat dari bibit bobotnya. Dan InsyaAllah Bunda akan mencarikan yang terbaik untuk mu Zam."

Nizam tersenyum. "InsyaAllah, Nizam terima saran Ayah dan juga Bunda, dan semoga pilihan Ayah dan juga Bunda terbaik untuk Nizam yang bisa berjuang mendapat ridha-Nya."

****

Disalah satu Mall yang terbesar di kota semarang Dodi, Iqbal, Zara, dan Juga Sasa sedang bermain game disana. Karena ini buka malem minggu jadi Mall tidak terlalu rame, tapi justru itu mereka sangat senang karena tidak perlu mengantri untuk bermain. Sebelum main game, mereka diharuskan membeli koin terlebih dahulu. Setelah membeli koin baru mereka bermain sepuasnya.

PANGERAN SYNDROMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang