[11] Cerita dikala hujan

466 42 4
                                    

"Hujan selalu meninggalkan kenangan. Esok atau nanti jika hujan turun kembali, bayang itu akan muncul dihadapan ku, lalu mengingatkan kembali kisah itu."

_MY DREAM_
@nunungayuerna9

🌈🌈🌈

Setelah selesai meletakan jaket ke atas punggung Zara, lalu pria itu menatap Zara yang masih aja menutup matanya.
"Jangan takut, aku tidak akan melakukan apa-apa." Ucapnya.

Zara membuka pelan-pelan matanya lalu menatap balik ke pria itu. "Iya. Aku cuma kaget aja." Balasnya.

Gimana tidak terkejut, gimana tidak grogi, gimana tidak jantungan, gimana tidak malu, orang yang datang itu Nizam. orang yang sangat sangat dicintai oleh Zara. Ini kali pertama mereka mengobrol bersama. Ini moment yang sangat berharga, moment langka untuk Zara sendiri. Dia berbangga diri, kalau saja dia tidak punya malu mungkin saja dia sudah jungkir balik atau salto dari gedung yang paling tinggi sekali pun dia mau. Asalkan dia bisa bersanding dengan Nizam.

"Kamu belum menjawab pertanyaan ku yang tadi, Kamu disini nungguin siapa ?" Nizam kembali bertanya.

"Nu_ Nunggu hujan reda." Ucap Zara polos

Nizam menghela nafas berat. "Kamu pulang sama siapa ?" Tanya Nizam cuek.

"Nunggu taxi lewat." Balas Zara singkat.

"Pulang sama aku aja." Balas Nizam tanpa pikir panjang membuat gadis itu menelan ludah sedalam mungkin, karena sangkin terkejutnya. Sampai-sampai gadis itu bukam layaknya patung. Kemudian Zara tersenyum membayangkan yang belum terjadi. Dan lagi-lagi Zara kehabisan kata-kata ketika dihadapkan dengan Nizam, salah satu pria yang dia kagumi.

"Mau diantar pulang enggak ?!" Tawarnya sedikit menekan.

"MAU ! eh." Ucap Zara keceplosan.

Nizam pun tersenyum tipis. "Ya sudah ayok ke kafe permai dulu. Mobil ku terparkir disana."

Dianggukkan oleh Zara seraya beranjak dari tempat duduknya. Payung yang di pegang Nizam sengaja dicondongkan ke arah Zara, agar tidak terkena percikan air hujan. Padahal punggungnya Nizam sendiri terkena tetesan hujan sehingga bajunya basah. Mereka sudah sampai di tengah jalan tiba-tiba suara petir mengejutkan mereka, dengan cepat Zara memeluk Nizam erat sembari teriak ketakutan.

Nizam pun terkejut bukan main, ini kali pertama dia di peluk seorang wanita. "Suara petirnya sudah pergi." Ucap Nizam.

Zara baru sadar kalau dia sedang memeluk seseorang yang bukan mahramnya. "Eh, astagfirullah !" Ucap Zara terkejut seraya melepaskan pelukanya yang masih menempel ditubuh Nizam. "maap maap aku enggak sengaja. Maap." Ucap Zara merasa bersalah terhadap Nizam.

"Ayok cepat jalan." Kata Nizam datar

"Hujan membawa cerita antara aku dengannya. Dan hujan selalu meninggalkan kenangan. Seandainya hujan akan turun kembali esok atau nanti, pasti bayang itu akan muncul dihadapan ku. Lalu mengingatkan kembali kisah itu. Ya Allah, maafkan atas kehilafan aku ini." Batin Zara sembari menggigit bibir bawahnya takut.


Setelah sampai didepan kafe permai, mereka berdua masuk ke dalam mobilnya, Zara duduk disamping Nizam. Disepanjang perjalanan mereka terlihat canggung, tidak ada obrolan sama sekali. Membuat Zara meringuk seraya bermain ponsel, bolak balik buka menu tidak ada kegiatan apa-apa. Dibenak Zara mulai terngiang dia takut Nizam marah atas kejadian tadi. Dia ingin sekali angkat bicara tapi malu, dan bingung.

"Rumah kamu dimana ?" Ucap Nizam, membuat Zara terkejut karena sedang asik memikir sesuatu.

"Hah ? Tadi nanya apa ?"

PANGERAN SYNDROMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang