Usianya genap menginjak 27 beberapa bulan kemarin. Namun, Pagi ini masih saja sibuk huru-hara minta dibuatkan sarapan dari Ibu tercinta. Sarah pergi bekerja biasanya menggunakan motor apapun yang ada dirumah, sebab Vespa matic kesayangannya sering dipakai Lana kuliah. Hari ini, klien yang akan Sarah temui cukup padat. Terlihat dari asistennya yang hampir resign itu sudah melampirkan beberapa dokumen mengenai background dari kliennya.
Seperti kebanyakan manusia pada umumnya. Selepas bekerja, Sarah segera mencari teman makan siang yang akan ia ganggu hari ini. Hingga terbesit satu manusia. Vino Andreano-lol, nama kontaknya.
Setelah mengirimkan pesan dengan Vino. Sarah langsung menelpon salah seorang lagi sahabat laki-lakinya, Zidane.
Tak seperti Vino yang jual mahal, Zidane cepat mengangkat telepon Sarah"Selamat pagi pak, Zidane. Mau makan siang bareng gue sama Vino gak?" Tawar Sarah dengan suara begitu riang.
"Ogah, gue mau ngelukis aja. Kalian aja berdua biar kayak nge date, Haha" Canda Zidane.
"Kupret lo" Sarah mematikan panggilan itu agar tidak bertambah kesal dengan jawaban Zidane.
Merasa sudah mendapatkan target, Sarah kembali menyimpan Handphonenya untuk mengobrol sejenak dengan asisten sebab sebentar lagi waktu makan siang.
"Gue hari ini masih ada klien?" Tanya Sarah pada Asistennya.
"Sehabis makan siang free. Kenapa, Ra?" Jawab setelah melihat schedule Sarah sejenak.
Sarah tersenyum senang "Gue ada mau ketemu orang penting nanti" jelas Sarah tanpa ditanya terlebih dahulu.
"Oke" Sang asisten tidak lanjut bertanya karena ia sudah tahu makna orang penting Sarah, sahabatnya.
Matahari siang menerobos masuk ke ruang kerja Sarah. Tepat pukul dua belas siang, Sarah dan asistennya sudah mencar untuk pergi mencari makan siang.
Sarah melangkahkan kakinya keluar rumah sakit segera. Namun tak berapa lama ia bertemu dengan Vino yang sedang berjalan sendirian. Karena memang kantor mereka berdua berdekatan.
"Vino!" Seru Sarah heboh seperti melihat artis.
Vino sudah sangat sangat terbiasa dengan kelakuan teman yang ia kenal sedari kelas 1 SD. Vino menoleh dan menghentikan jalannya agar mereka dapat berjalan bersama.
Sarah mulai mengeluarkan rantang yang berisi makanan ia masak. Vino menatapnya datar. "Vin, nih gue bawain ayam goreng saus mentega tapi ada serundengnya" ucap Sarah ketika mereka sudah duduk disalah satu meja.
Vino menatap sejenak makanan itu "Agak aneh sih, Ra. Tapi sini gue makan" Vino mengambil alih rantang-rantang tersebut dan memakannya dengan lahap tanpa komentar.
"Gue pesen minuman, ya" Sarah bangkit dan memesan dua buah infused water.
"Gimana?" Tanya Sarah sambil menaruh minumannya. Sarah sungguh menunggu komentar Vino. Karena menurutnya itu yang paling jujur.
"Enak, bisa dimakan. Gue rasa ada yang kurang tapi gue gak ngerti apa. Lo revisi aja lagi" komen Vino jujur.
"Anak coorporate banget ya, revisi-revisi" tawa Sarah mengisi telinga Vino.
"Yaudah, makan-makan. Nanti waktu makan siang abis" Vino memotong acara gurauan Sarah. Perempuan itu jika sudah bercanda, tidak ingat jam. "Selesai kerja ngapain lo?" Tanya Sarah sambil menyedot infused water.
"Sebagai 3D Artist gue selalu free, Ra"
Sarah manyun-manyun gemas. Bukannya dijawab malah flexing ucap Sarah dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold And Bedu [END]
RomanceBerat jika ditanya pasti apakah Sarah memiliki perasaan lebih dari teman untuk Vino, begitu juga sebaliknya. Hingga tiba di usia dewasa, diusia yang sudah seharusnya mereka memikirkan bagaimana langkah selanjutnya dalam hidup mereka. Benarkah Sarah...