~Siuman~

88 13 0
                                    

Sampai akhirnya, Agatha terbangun di malam hari gara gara ada dokter yang masuk untuk mengganti perban Rifqi.

"Permisi, pasiennya mau di ganti perbannya dulu." Dokter.

"Oh iya dok silahkan." Agatha mempersilahkannya.

"Kondisi dia gimana dok?" Tanya Agatha lagi.

"Kondisinya masih sangat lemah." Dokter sambil terus mengganti perbannya dengan hati hati.

"Kira kira dia siuman nya kapan ya dok?" Agatha.

"Itu tergantung kehendak tuhan. Sabar aja ya." Ucap dokter dan langsung pergi meninggalkan ruangan Rifqi.

Agatha pasrah dengan keadaan Rifqi.

"Ki, kapan lu bangun?" Ucap Agatha.

"Jahat lo, gue kesepian anjir!" Ucap Agatha mulai kesal.

Agatha hanya menghembuskan nafas pasrah sambil mengelus elus rambut Rifqi.

Perut Agatha tiba tiba berbunyi menandakan dia lapar karena dia dari tadi sore belum makan.

"Tunggu di sini yah, gue laper. Gue mau ke kantin, mau makan sebentar yah." Ucap Agatha kepada Rifqi.

Agatha pergi ke kantin. Kantin masih buka karena ini masih jam 9.

"Bu, mie rebus nya satu ya." Ucap Agatha.

"Iya." Ucap penjual itu.

Agatha kini sedang duduk di bangku kantin sambil menyantap mie nya.

Saat Agatha melihat sekeliling rumah sakit, Agatha melihat ada seseorang yang masuk ke dalam rumah sakit. Orang itu mirip sekali dengan ojek yang menusuk Rifqi.

Agatha segera mengikuti nya. Sial nya saat Agatha mengikutinya, Agatha kehilangan jejaknya.

Agatha langsung kepikiran tentang Rifqi dan langsung berlari menuju ruangan Rifqi untuk mengecek keadaannya.

"Rifqi!" Ucap Agatha sambil membuka pintu ruangannya.

Rifqi masih tertidur pulas dalam mimpinya. Agatha bernafas lega melihat Rifqi masih dalam keadaan baik baik aja

"Huh, untung lu ga kenapa kenapa ki." Agatha.

"Gue bakal begadang buat jagain lo, tenang aja." Ucap Agatha.

Agatha mulai bosen dengan aktivitas nya dan mulai mengantuk.

Rifqi pov~

Pagi hari pun tiba. Sinar matahari yang amat cerah menerangi ruangan yang sedang kesepian sedikit demi sedikit.

Matanya terganggu oleh sinar matahari dan akhirnya dia membuka matanya. Ya itu Rifqi.

Bekas tusukan masih terasa perih. Rifqi menyadari Agatha masih tertidur pulas di atas tangannya.

"Kamu nungguin aku bangun ya? Sampe ketiduran." Ucap Rifqi agak lemas.

Rifqi menyadari Agatha akan terbangun dari mimpinya, Rifqi langsung pura pura tidur lagi.

"Hoam.. tadi kaya ada suara Rifqi?" Agatha.

"Ki lo udah bangun ya? Apa gue cuma mimpi yah? Huft." Ucap Agatha pasrah.

Agatha berdiri untuk membuka gorden agar cahaya lebih masuk ke ruangan itu. Agatha menatap ke jendela dan melihat taman.

"Ki, kalo lu bangun, kita jalan jalan di bawah. Cuacanya bagus banget padahal. Gue kangen sama lo." Ucap Agatha yang masih menghadap ke jendela.

Tiba tiba ada yang meluk pinggang Agatha dari belakang. Agatha yang terkejut menyikut pinggang Rifqi yang tertusuk pisau.

"Akhh, aduhh, ahh.. sakit." Ucap Rifqi meringis kesakitan.

"Rifqi? Ya ampun lu ga ngapa? Kita ke tempat tidur lagi." Ucap Agatha panik dan langsung membantu Rifqi menuju tempat tidur nya.

"Duhh ki maaf banget, gue ga tau. Dokter!" Ucap Agatha dan langsung memanggil dokter.

Dokter akhirnya datang dan langsung menangani Rifqi. Rifqi di ganti perbannya dan di periksa lagi keadaannya.

"Dok gimana keadaan dia?" Tanya Agatha khawatir.

"Keadaan nya sudah jauh lebih baik. Nanti jam 12 saya akan ganti lagi perbannya ya." Ucap dokternya.

"Iya dok makasih." Ucap Agatha.

Dokter langsung meninggalkan ruangan Rifqi.

"Duhh, Ki maaf ya. Gue bener bener kaget. Lagian lo ngapain sih pake meluk meluk gue?" Ucap Agatha kesal.

"Kangen kan? Ya gue peluk." Ucap Rifqi.

"Lho lu denger? Berarti lu dah bangun dong dari tadi?" Agatha.

"Hehe iya aku udah bangun." Rifqi.

"Ih ngeselin banget. Tau ah!" Ucap Agatha cemberut.

"Haha iya maafin aku ya. Udah dong jangan marah yang penting kan aku udah bangun." Ucap Rifqi dan masih di diemin sama Agatha.

"Ayo, katanya mau jalan jalan. Cuacanya lagi bagus tuh." Rifqi.

"Iyaudah ayo." Agatha.

"Udah ga marah?" Rifqi.

"Jalan sendiri lu!"Agatha.

"Jahat banget!" Rifqi.

"Bodo." Agatha.

"Ih, bantuin dong. Tar kalo lukanya sobek lagi gimana?" Rifqi.

"Yaudah iya." Agatha langsung mengambil kursi roda yang sudah di persiapkan untuknya.

Agatha segera memindahkan Rifqi ke kursi roda itu. Mereka menuju ke taman dan mereka duduk di bangku taman.

"Masih sakit?" Agatha.

"Cie khawatir." Goda Rifqi.

"Hm, masih sakit?!" Tanya Agatha lagi dengan kesal.

"Masih, sakit banget." Ucap Rifqi yang tiba tiba tiduran di pangkuan Agatha.

"Eh iya, lu ga sekolah?" Tanya Rifqi.

"Ngga dulu, gue nunggu lo bangun dulu. Besok gue sekolah." Agatha.

"Bentar gue izinin dulu." Ucap Rifqi dan langsung mengambil hp nya yang awalnya di pegang oleh Agatha.

Selesai meminta izin, hp nya di kembalikan ke Agatha dan Rifqi menutup matanya dengan tangannya. Agatha terus mengusap usap kepala Rifqi sambil bermain ponselnya.

"Thanks tha." Ucap Rifqi tiba tiba.

"Hah?" Ucap Agatha bingung.

"Makasih udah jagain gue sampe gue sadar. Maaf gue pasti ngerepotin." Ucap Rifqi.

"Heh, harusnya gue yang minta maaf. Gue ga denger kata kata lo. Gue lebih pentingin ngegame." Ucap Agatha.

"Besok besok jangan di ulangin lagi ya." Rifqi.

"Iya." Agatha.

Rifqi memegang tangan Agatha dan memeluk tangannya. Mereka menikmati matahari pagi bersama

Ga ada pesan pesan sih,yaudah lah ya.

Thx pengikutnya Agatha(。♡‿♡。)

@sfynalia_

Papai👋

*Vote*

About Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang