~Pengakuan~

75 11 2
                                    

HAPPY READING!📚


Agatha yang merasa terpanggil pun menoleh ke arah Rifqi dan betapa terkejutnya ia melihat Rifqi sedang memegang kepalanya dan menahan diri nya dengan meja.

"Eh Ki, lu ga papa?" Agatha mulai panik.

Karena Rifqi sudah ga tahan, ia jatuh dalam pelukan Agatha. Badan mungil yang menghilang dan membuat nya rindu kini kembali lagi kepadanya. Rifqi rindu segalanya tentang Agatha, dan betapa jahat nya Agatha berubah secara tiba tiba.

"Eh Ki, aduh jangan pingsan di sini dong. Lu berat tau!" Agatha memegang dahi Rifqi dan seketika ia terkejut karena badan Rifqi yang sangat panas.

"Ki, badan lo panas banget. Ya–yaudah gue anter lu pulang." Dengan terpaksa Agatha menggendong Rifqi di punggung nya dengan sekuat tenaga. Berat? Tentu saja. Tapi ini keadaan darurat.

Agatha menuruni tangga dengan hati hati dan menuju ke parkiran. Sesampai nya di parkiran, ia segera memasukan Rifqi ke dalam mobil Rifqi. Dan Agatha naik ke bangku depan di tempat supir.

"Duh, dah lama gue ga bawa mobil. Gue masih bisa ga ya?" Agatha selama ini hanya mengenal motor kesayangannya saja. Yah, motor ninja nya yang dulu masih tersimpan rapih di rumah nya.

Saat Agatha mencoba menjalankan mobil nya, ia mendapatkan telpon yang entah dari siapa. Ia segera mengecek nya dan tertara nama 'kak Alvin👿' di hp nya.

"Halo, iya kak?"

"Kamu di mana?"

"Emang kenapa?"

"Kakak di rumah kamu, tapi kamu ga ada. Kata papah kamu belom pulang kuliah dari tadi."

"Iya kak aku pulang sebentar lagi. Tadi ada kendala sedikit. Aku matiin dulu ya kak. Bye.." Agatha langsung mematikan telponnya dan mulai menjalankan mobil nya menuju rumah Rifqi.

Agatha mencoba melajukan lebih cepat mobil nya itu. Ia pun sampai di rumah Rifqi. Ia menggendong Rifqi kembali di punggung nya dan membawa nya masuk ke dalam rumah Rifqi.

"Permisi Tante!" Teriak Agatha dari luar.

"Iya tunggu sebentar." Tak lama pintu terbuka dan menampakkan wajah mama Rifqi di sana.

"Agatha?" Mama Rifqi.

"Tan Rifqi kayak nya sakit deh gara gara lembur di kampus." Agatha.

"Oh yaudah langsung bawa ke kamar nya aja." Mama Rifqi mempersilahkan Agatha untuk masuk.

"Kenapa ga mama nya aja coba yang bawa. Masa harus gue lagi?" Batin Agatha.

Dengan terpaksa Agatha membawa Rifqi langsung ke kamarnya. Agatha menidurkan Rifqi di ranjang nya dan menyelimuti nya. Tak lama mama Rifqi masuk membawakan baskom dan handuk kecil. Buat apa lagi kalo bukan buat mengompres anak nya itu.

"Agatha, makasih ya udah bawa Rifqi pulang." Mama Rifqi.

"Iya sama sama tante. Tapi tan, aku harus pulang sekarang." Agatha.

"Oh begitu. Yaudah ga papa. Yuk, biar Tante anter ke depan." Mama Rifqi keluar duluan dari kamar Rifqi.

Agatha memutar balikan badan nya menghadap Rifqi. Ia tersenyum kecil melihat Rifqi.

"Cepet sembuh lo bocah nyusahin!" Ucap Agatha dan langsung meninggalkan kamar Rifqi.

Agatha segera berpamitan kepada mama Rifqi dan segera pulang ke rumah kesayangannya. Saat ia sampai di rumah nya, ia kembali dioceh kan oleh kakak nya itu. Seakan akan ia tuli, ia tetap melanjutkan langkahnya menuju ranjang kesayangannya, mengunci pintu kamar dan tidur dengan kepala yang di tutup oleh bantal agar dia ga mendengar celotehan kakak nya lagi.

About Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang