~Tawuran~

174 18 0
                                    

Line

Unknown
|Hai cantik
21.18

Dih, sp lu?|
21.18
Read

|Wih fast respon!
21.18

Alvin kan lu?|
21.18
Read

|Cie, hafal aja
21.19

Hafal dari gila lo tau ga!|
21.19

Malam itu banyak yang men chat Agatha dan banyak yang minta kenalan. Beberapa menit lamanya Agatha bermain hp di temani dengan bulan, bintang dan juga teh malam. Setelah itu Agatha memilih untuk tidur. Agatha pun tertidur lelap dan menuju mimpinya.

Pagi hari, lagi lagi dan lagi Agatha terlambat berangkat sekolah. Agatha bangun jam 7 lagi.

"Shit! Telat lagi!" Terik agatha dan langsung berlari ke kamar mandi dan bersiap siap untuk ke sekolah.

"Duhh, pasti gue berurusan lagi ni ama Rifqi." Ucap Agatha sambil memakai sepatu.

Selesai memakai sepatu, Agatha langsung pergi ke sekolah.

kali ini dia ga lari karena dia berpikir, kalau dia lari juga percuma, gerbang pasti udah di tutup. Dan dia hanya sia sia-in tenaga nya.

"Non, perlu saya antar?" Tanya pak supir.

"Ga ngga usah. Jalan juga bisa." Ucap Agatha.

"Tapi non sudah sangat telat."

"Nyampe sana juga judulnya telat." Ucap Agatha dan di anggukan oleh pak supir.

Saat Agatha berjalan, Agatha melihat ada anak clash dan anak lainnya sedang tawuran. Agatha berhenti di pinggir jalan yang tak jauh dengan kejadian tawuran. Agatha hanya ingin melihat bagaimana mantan geng nya tawuran tanpa Agatha.

Sejak dulu ada Agatha di geng clash, mereka selalu tawuran dengan anak geng lain. Dan anak clash selalu menang karena Agatha. Karena perempuan itu yang mengajari anak anak nya bela diri dengan benar.

Agatha melihat anak clash mulai mundur. Agatha yang melihat itu hanya tersenyum kecil dan langsung maju tanpa senjata. Agatha melawan mereka hanya dengan tangan kosong.

Semua berakhir saat ada satu yang sudah menjadi korban, dan tentunya korban itu bukan anak clash. Saat semua sudah bubar. Agatha dan anak clash pergi ke warung terdekat untuk beli obat, perban dan minuman.

"Ngapain lu bantuin kita?" Tanya Alan.

"Malu malu–in tau ga! Mundur ko sama bocah!" Ucap Agatha sambil tersenyum miring kepada anak anaknya. Saat Agatha ingin pergi, Alan memanggilnya lagi.

"Agatha." Panggil Alan membuat Agatha berhenti tanpa berbalik.

"Baju lo kotor, ni pake Hoodie gue biar ga ketauan guru." Ucap Alan tanpa menatap ke Agatha.

"Ga. Bau keringet!" Ucap Agatha dan alan hanya menunduk dan menghembuskan napas pasrah dengan tangannya yang masih di ulurkan sambil memegang Hoodie nya.

Agatha berbalik dan mengambil Hoodie nya dan langsung memakainya.

"Thanks." Ucap Alan dan hanya di beri senyuman sinis oleh Agatha. Agatha langsung pergi meninggalkan mereka.

Sesampainya di sekolah, Agatha bersandar di tembok samping gerbang sekolahnya. Agatha tahu kalau Rifqi akan datang dan melihat ke gerbang siapa yang terlambat.

Beberapa menit kemudian, Rifqi pun datang.

"Hem, bener aja." Ucap Rifqi.

Agatha langsung menatap Rifqi dan mengangkat sebelah alisnya.

"Lo lagi, lo lagi." Rifqi.

"Yaudah gue balik."

"Siapa yang nyuruh Lo balik?"

"Ga ada."

"Berantem lagi lu?" Ucap Rifqi sambil membukakan gerbang untuk Agatha.

Setelah gerbang terbuka, Agatha langsung masuk dan melewati Rifqi namun Rifqi menahan tangan Agatha.

"Huft.. apa?" Agatha.

"Lu berantem lagi?" Rifqi.

Rifqi ga dapet jawaban dari Agatha.

"Milih jawab apa gue absen–in lagi ke siswa yang telat?" Rifqi.

"Kalo gue jawab lu ga bakal absen–in gue ke siswa yang telat?" Agatha.

"Nggak, karena hari ini cuma lo yang telat." Rifqi.

"Iye gue berantem." Agatha.

"Ke UKS?" Rifqi.

"Ga usah, luka kecil." Agatha.

"Huft." Rifqi menghela nafas nya dan langsung menarik tangan Agatha ke UKS untuk mengobati luka yang ada di wajah Agatha.

"Diem lu! Duduk di situ!" Suruh Rifqi saat mereka sampai di UKS.

Agatha hanya mengikutinya dan menunggu Rifqi mengambil obat.

Guys.makasih banget yang mau baca.

Masih lanjut ya!

Stay trus yaw!🤗

@sfynalia_

Thx for reading teman!🖤

Papai👋

About Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang