~Rumah Pohon~

96 12 2
                                    

Jangan lupa bacanya pake suara,okeh~
.
.
.
Happy reading!

"Kok gitu? Jadi selama ini lu boongin gue?!" Rifqi.

Seketika Agatha hanya terkekeh melihat sikap Rifqi.

"Lucu?" Rifqi.

"Iya lah lucu, ketos bodoh! Gampang banget di boongin. Hahaha." Agatha.

"Maksudnya?" Rifqi.

"Lu liat bintang nya. Yang paling terang cuma ada dua, dan yang lainnya redup. Dua bintang itu cuma gue sama elu." Agatha.

"Tapi, bintang yang di sana banyak kok yang terang." Ucap Rifqi sambil menunjuk bintang yang ada di sebelah kanan.

"Itu? Itu bintang yang akan berusaha meredupkan dua bintang ini." Ucap Agatha memberi jeda.

"Kamu percaya? Kamu orang yang pertama kali membuat aku merasakan jatuh cinta, cemburu dan sakit hati walaupun teman ku cowok semua." Agatha.

"Makasih ya tha, maaf juga soal tadi pagi." Rifqi.

"Aku mau jadi orang cuek yang ga gampang cemburuan, boleh?" Agatha.

"Iyaa. Yaudah balik ke tenda yuk." Rifqi.

Mereka kini kembali ke tenda. Mereka sampai di depan tenda Agatha.

"Tidur yang nyenyak ya cantik." Rifqi.

"Iya. Yaudah kamu juga balik gih, takut ada yang liat. Tidur nya jangan malem malem." Agatha.

"Iya, yaudah aku pergi." Rifqi.

Saat kejadian itu, Agatha sudah ga kepikiran lagi tentang kejadian tadi pagi dan bisa tidur dengan nyenyak.

Pagi hari pun tiba. Agatha bangun lebih dahulu sebelum Luna dan Ajeng. Ia tiba tiba mendengar suara deringan telpon Ajeng, Agatha hanya melihat sekilas namanya. nope! Unknown.

Agatha pergi ke luar untuk menghirup udara pagi. Agatha berniat untuk pergi ke sungai. Jalan menuju sungai yaitu melewati tengah hutan.

Agatha jalan sambil melihat pepohonan dan dia menemukan sebuah satu lapis batang kayu seperti rumah pohon tapi tidak ada atap nya. Jarang jarang Agatha ketemu sama pohon yang begini. Agatha menuju pohon itu dan benar saja ada tangga kayu di batang pohon itu.

Agatha naik dan duduk sejenak sebelum ia pergi lagi ke sungai. Agatha sangat terpukau melihat hutan dari atas.

"Whoa! Ini siapa yang buat?" Ucap Agatha terpesona.

tak jauh dari tempat nya Agatha, dia melihat ada seseorang yang sedang bertelepon. Agatha hanya memperhatikan orang itu. Tak lama dari arah tenda, Ajeng datang sambil berlari.

Ajeng pov~

"Nih, jatah lo. Sorry banget baru bisa ngasih sekarang. Gue terlalu sibuk. Lagian usaha lo kemaren gagal, jadi gaji lo gue potong!" Ajeng.

"Yaudah bos ga papa. Makasih ya bos." Orang itu.

"Iya, yaudah sono pergi. Tar kalo gue butuh lo lagi, gue panggil lu lagi." Ajeng.

"Siap bos." Orang itu.

Agatha pov~

Yah, sekarang Agatha ingat. Dia adalah orang yang ingin berniat jahat kepada Agatha saat itu.

"Oh.. jadi dia yang ngerencanain buat bunuh gue? Malu gue ama caranya, terlalu kekanakan!" Ucap Agatha sambil tertawa kecil.

Agatha ga terlalu mikirin, karena siapapun yang berani macam macam dengannya, bakal kelar hidupnya. Yang penting, Agatha tau siapa yang berniat jahat sama dia.

About Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang