"Tha yaampun, gue cariin kemana mana. Lu ga papa?" Alvin.
"Kok lu jadi khawatirin gue? Ya gue ga ngapa lah." Agatha.
"Ya iyalah gue khawatir sama lo. Gue kaget banget pas Rifqi bilang kaya gitu ke elo." Alvin.
"Udahlah, gue ga terlalu mikirin." Agatha.
"Eh btw itu siapa?" Tanya Alvin menunjuk ke Thanisa.
"Oh, ini temen gue namanya Thanisa." Agatha.
"Weh, punya temen lu?" Ucap Alvin mencoba menghibur Agatha yang dari tadi mengeluarkan senyum terpaksa nya.
"Apaan sih? Dia temen sebangku gue di bis." Agatha.
"Yah, berteman yang baik dah lo berdua ya." Alvin.
"Lu udah ngeliat keadaan Rifqi?" Agatha.
"Lu masih sempet sempet nya mikirin orang itu. Gue liat lo diginiin aja udah ga tahan tha." Alvin.
"Kok lu jadi omelin gue? Udah ah gue mau ke Rifqi dulu. Thanisa, gue duluan ya." Ucap Agatha dan langsung meninggalkan mereka.
Agatha pergi ke UKS, dia ingin melihat kondisi Rifqi karena tadi lukanya seperti terbuka lagi. Siapa lagi yang bisa nanganin selain Agatha.
Sesampainya di UKS, Agatha melihat Rifqi yang berusaha mengobati pinggang nya sendiri. Benar saja pinggang nya berdarah lagi.
"Perlu bantuan?" Tanya Agatha tanpa tersenyum sama sekali.
"Gatha?" Rifqi.
Agatha masuk ke UKS dan pertama tama dia melihat ke tempat tidur yang tertutup gorden. Di sana ada Ajeng yang sedang tertidur.
"Sini gue bantuin." Agatha.
Agatha langsung membantu mengobatinya lalu mengganti perbannya. Agatha sudah biasa melihat perut kotak milik Rifqi itu karena selama sakit, Agatha lah yang merawat luka nya. Selesai itu, dia langsung membereskan obat obatan nya kembali lalu berjalan ke luar.
"Eh tha." Ucap Rifqi sambil memegang tangan Agatha.
"Sama sama. Ga usah jalan dulu! Denger!" Ucap Agatha dan langsung mengelak dari tangan Rifqi.
Agatha langsung pergi ke tendanya kembali. Siang hari pun tiba, murid murid di suruh untuk membuat lingkaran dan duduk bersama.
Anggota OSIS membacakan acara apa saja yang akan di persembahkan.
"Assalamualaikum." Ucap kak Devi, salah satu anggota OSIS.
"Waalaikumsalam." Ucap seluruh murid.
"Sebelumnya kami dari anggota OSIS ingin mengingatkan kalau kalian harus lebih hati hati ketika berjalan di pinggir jurang." Ucap kak Devi.
"Betul, karena di takutkan terjadi hal yang tidak di inginkan seperti tadi. Bisa di mengerti?" Teriak kak vio.
"Siap bisa kak!" Jawab murid murid.
"Baik. Ada yang mau maju ke depan buat memperlihatkan kemampuan kalian di sini?" Kak Adit.
"Saya kak. Saya mau nyanyi." Ucap salah satu murid.
Mereka bersenang senang saat itu juga. Sampai malam hari pun tiba. Mereka mengadakan acara api unggun dan menyanyi nyanyi bersama.
Di sana sudah ada Rifqi. Murid murid masih dengan posisi membentuk lingkaran. Mereka juga bermain berbagai game.
Agatha kini memakai jaket nya dan di tambah kupluk nya.
"Baik. Kini udah jam 09.00. kalian boleh ke tenda sekarang! Ga ada yang keluyuran ke mana mana. Bisa di mengerti?" Rifqi.
"Siap bisa kak!" Jawab seluruh murid dan mereka langsung bubar berjalan ke tenda masing masing.
Agatha kembali lagi ke tendanya. Rencananya Agatha ingin makan, tapi melihat ada dua nenek lampir di dalam tenda, napsu makan Agatha mendadak hilang.
"Eh tha, cowok lu kan bantuin gue pas gue hampir jatuh ke jurang." Ajeng.
"Ga nanya, ga peduli, udah tau, udah liat, ga usah bacot, gue mau tidur!" Agatha.
"Ye, bilang aja lo cemburu." Ajeng.
"Bukan sikap gue banget najis. Lagian mao lu di tolong Rifqi kek, di tolong siapa kek, gue ga peduli. Gue cuma peduli–in kapan lo jatuh ke tu jurang!" Ucap Agatha dan langsung tidur.
"Ye kurang ajar lo." Ajeng.
"Udah lah jeng, tar aja. Gue mau tidur duluan ya bye." Luna.
Yap, semua murid langsung terlelap saat itu juga kecuali Agatha. Dia hanya pura pura tidur karena dia ga mau mendengar celotehan nenek lampir itu lagi.
Agatha bener bener ga bisa tidur. Agatha terus kepikiran dengan kejadian tadi pagi. Karena ga bisa tidur, Agatha mengambil jaket nya dan pergi ke luar untuk mencari angin.
Agatha duduk di samping pohon besar sambil termenung.
"Ga denger ga boleh keluyuran?" Ucap Rifqi membuyarkan lamunan Agatha.
"Astaga ngagetin aja lu setan!" Agatha.
"Heh! Sembarangan lo kalo ngomong. Kok belom tidur?" Rifqi.
"Ya kali ga tau jawabannya." Agatha.
Rifqi tiba tiba duduk di sebelah Agatha, tapi Agatha menjauh.
"Kenapa?" Rifqi.
"Sok polos lo!" Agatha.
"Ngambek yah?" Rifqi.
"Dih caper!" Agatha.
"Maafin dong." Rifqi.
"Bacot." Agatha.
"Kasar lo. Maapin dong tha, yah plis." Rifqi.
"Gua bilangin mamah lo, kalo lo selingkuh!" Agatha.
"Iya, sono bilang." Rifqi.
"Bener ya, gue telpon mama sekarang!" Agatha.
"Eh, iya iya jangan. Udah dong jangan marah. Kan guabnya juga udah minta maaf." Rifqi.
Tiba tiba tubuh Agatha di tarik sampai tiduran di rumput dan terlihat bintang dan sinar bulan.
"Gimana?" Rifqi.
"Wah, bintang nya." Agatha.
"Lu sadar ga kenapa malem ini keliatan lebih gelap dari malem sebelumnya? Karena ada yang cemberut mulu dari pagi." Rifqi.
"Gara gara siapa orang itu bisa sampe cemberut dari pagi?" Agatha.
"Ah, males gue ngomong sama lo. Susah adu bacot nya." Rifqi.
"Lu sadar ga? Gue baru pertama kali ngerasain jatuh cinta, cemburu dan sakit hati." Agatha.
"Oh ya?" Rifqi.
"Iya. Dan yang mulai semua itu cuma elo." Agatha.
"Gue orang pertama di hidup lu?" Rifqi.
"Enggak, sebenernya gue punya pacar. Terus gue terima elo karena kasian aja." Agatha.
"Hah?!" Rifqi.
"Kenapa?" Agatha.
"Kok gitu? Selama ini lu boongin gue?!" Rifqi.
♡♡♡
Hola!ketemu lage.
Yang penasaran tunggu aja.
Yang mau lanjut komen ye!
Thx yg udah baca🖤
Bayarnya pake vote ae cukup ko:)
SEMANGAT PUASANYA KAWAN!
Ig:@sfynalia_
Papai👋
KAMU SEDANG MEMBACA
About Me [END]
Любовные романы-how lucky i am.- ~malam percaya atau tidak, tapi aku serius!. malam yang menciptakan segalanya, malam yang memulai segalanya, dan malam pun yang menghilangkan segalanya. Aku dan kamu tak akan bisa melupakan kebaikan malam hari. . . . 📚 'Possessiv...