Brem....
Suara deru motor tepat di sampingnya. Ia menoleh dan mendapati Altair dengan motor ninja nya.
"Gue anterin," kata Altair
Daisy menggeleng dan menundukan kepalanya.
"Ck," decak Altair
Altair turun dari motornya dan menggendong daisy dan mendudukannya di motor.
Daisy terbelalak, "Ih! Aku nggak mau!" seru nya.
"Pegangan, kasih tau jalan rumah lo." Altair menjalankan motornya tanpa mau mendengar ucapan Daisy yang mengumpati dirinya
Di sepanjang perjalanan hanya keheningan di antara mereka berdua.
"Alamatnya di mana?" tanya Altair.
"Jln. Anggrek no. 12." Daisy hanya menunduk dan sesekali meresapi semilir angin yang mengelus lembut pipinya
"Sampai," kata Altair
Daisy tak menatap Altair, ia terlalu malu.
"Terimakasih." Daisy langsung berlari ke dalam rumahnya setelah berterimakasih.
Altair belum pergi setelah Daisy masuk. Ada perasaan ngilu yang menyerang hatinya.
Padahal dirinya sendiri baru kenal dengan gadis itu beberapa hari lalu, bahkan untuk meminta berteman pun sulit.
Tapi sekarang ia tak tega dengan gadis itu.
Perasaan apa ini? Tak mungkin kan jika dia ... sangat tidak mungkin.Altair berucap lirih, "panti asuhan."
Menatap tempat yang menjadi gadis itu pulang. Mata nya sendu menatap rumah untuk berpulang gadis itu.
Tak tahan dengan semua pemikiran yang ada, ia pergi dari sana.
Ternyata daisy melihat mata sendu milik Altair. Dengan senyum getir ia berbalik ke arah tempat tidurnya.
"Aku tau ini yang akan terjadi. Alasan mengapa aku tak ingin berteman denganmu," lirih Daisy.
****
"Ck, siapa yang menaruh makanan itu di atas, aku tak sampai." Daisy melompat-lompat kecil untuk mengambil makanan ringan.
"Ini." Tangan itu mengambil makanan yang ingin di ambilnya.
"Kamu!" seru daisy
"Ya, gue Altair. Kenapa?" Altair sibuk mengambil makanan di rak itu.
Dengan cepat daisy pergi dari Altair. Tapi, tak semudah itu.
"Jangan merasa malu. Mau bagaimana kamu, aku akan menjadi temanmu. Aku bukan orang lain yang suka memilih teman," kata Altair. "jangan menghindar, gue nggak suka."
Daisy hanya menunduk mendengar ucapan tulus Altair.
Setelah sampai di rumah, ia langsung pergi ke kamarnya.
"Kenapa dia mau temenan sama aku, jelas-jelas kan ... hiks."
Tak kuat menahan tangisnya akhirnya setetes air mata jatuh mengenai pipinya.
"Huft ... mending lanjut baca buku kemarin." Daisy menyeka air matanya dan berjalan ke arah rak buku.
Sekali lagi ia mengamati sampul buku yang di pinjamnya. Seperti magnet, buku itu seakan menarik nya untuk menyelesaikan untuk membaca buku itu.
"Apa maksud dari lambang ini, ya."
Dia memiliki lambang sebuah bunga
Melambangkan kemurniaan
Juga kepolosan dirinya
Berwarna indah dan terangTak akan redup
Walau sinar hitam menguasainya
Dia terlindung
Carilah pelindung mu"Percuma, aku nggak akan paham," kata Daisy dan mencoba menutup matanya dan tertidur.
Di dunia yang penuh dengan bunga,
Tanah yang tertutupi indahnya bunga
Dirinya berdiri di tengah-tengah tanah itu."Astaga! Mimpi ini lagi?!"
Dengan sekuat tenaga ia berlari untuk menemukan jalan keluar, hanya saja ia tak akan berbohong jika yang ia pijaki sekarang adalah tempat yang indah
"Cepat datang, semua akan hancur bila kau terlambat." Suara itu menggema di langit.
Seakan menyuruhnya untuk datang, ia bingung. Tempat ini saja ia tak tau, bagaimana caranya datang ke tempat yang di maksud suara tadi!
"Kau harus yakin dengan dirimu, jangan ragukan apa yang kau miliki!" seru suara itu
"Tolong ... beri tau, aku harus kemana!"
Lelah dengan keadaan yang mendesaknya, ia berlari sampai cahaya putih menenggelamkan penglihatannya.
Daisy terbangun dengan wajah peluh dengan keringat
"Apa maksud dari semua ini?!"
Frustasi. Itu yang sekarang ia rasakan.
"Suara apa itu? Tempat apa yang ada di sana? Indah dan menyeramkan menjadi satu? Aku tak bisa berfikir jernih! Suara-suara itu seakan meminta aku untuk ke sana! Tapi di mana." Lelah dengan mimpinya yang terus datang
Daisy beranjak dari tempat tidurnya, belum sampai pada gagang pintu sudah ada anak panah yang melesat hampir mengenai dirinya.
Prank....
Kaca jendela kamarnya pecah karena panah itu.
"Apa lagi ini!"
Saat ingin mengambil anak panah itu, pintu kamarnya di gedor kedua orang tuanya.
"Daisy! Apa yang terjadi?!"
Kedua orang tuanya masuk dan kaget mendapati kamar anaknya yang berantakan karena pecahan kaca jendela berada di mana-mana
"Astaga! Ada apa, Daisy? Apa yang terjadi?" tanya Bunda
Untung saja ia cepat menyembunyikan anak panah tadi di kolong tempat tidurnya.
"Sepertinya hanya anak kecil yang iseng dan melempar batu ke arah jendela, Bunda dan Ayah jangan khawatir," kata Daisy
Ayah menghela napas.
"Tapi Daisy tak apa, kan?"
Daisy hanya mengangguk pelan
"Daisy jangan menyentuh pecahan ini, biar ayah saja, ya." Ayah mulai membersihkan pecahan kaca di bantu bunda.
Selesai membereskan pecahan kaca, Ayah berkata, "jika ada apa-apa katakan pada Ayah, oke."
Daisy mengangguk dan orangtua nya turun ke bawah.
"Apa ini." Daisy mengambil anak panah itu dari bawah tempat tidurnya dan membuka surat yang ada di tengah gagangnya.
Cepat atau lambat, kau akan bertemu dengan ku.
P
Tubuh daisy menegang, ia berkata lirih, "apa lagi ini?"
******
Halo para readers 👋
Terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk baca cerita aku 😊Semoga makin suka ya💜
*Jangan lupa untuk vote and komen ya*
Agar rajin updatenya 😆
Sekian.
Terimakasih. 🙇
Jangan lupa, next ➡
Happy reading.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elected Girl And Prince [COMPLETE]
FantasyBerkeliling dunia. Itu adalah impian semua orang, keinginan bagi para travelling. Dan menjelajahi berbagai tempat di negara lain. Tapi, bagaimana jika berkeliling dunia menemui tempat yang seharusnya hanya ada pada zaman dahulu dan sebuah mitos yang...