Berlatih

158 18 3
                                    

Pagi-pagi sekali para Raja, Ratu, pangeran dan putri datang mengunjungi rumahnya. Rencana nya mereka akan melatih dirinya hari ini. Tapi, ini terlalu pagi, bahkan masih jam 6 mereka mengunjunginya.

"Oh! Kau baru bangun," kata Ratu Iris.

Ia hanya mengangguk sambil mengucek matanya. Ibunya membangunkannya ketika ia akhirnya bisa bermimpi indah, maksudnya adalah tak bermimpi tentang hal-hal menyeramkan.

"Apa kau masih mengantuk?" tanya Raja Aqtoris. Ia hanya mengangguk sekilas dan duduk di depan mereka semua.

Raja Hali menggaruk tengkuknya. "Kurasa kita sangat bersemangat. Maafkan kami ya, Daisy." Ia menggeleng. "Tak sepantasnya seorang Raja meminta maaf, lagi pula aku yang salah. Sudah seharusnya aku siapa kapan saja jika kalian mau melatihku," sesal Daisy

"Anakku, jika kau masih mengantuk, mungkin siang nanti kita bisa mulai berlatih," kata Raja Ilarion.

"Tidak! Aku akan mandi. Sebentar." Daisy berlari meninggalkan para raja, ratu, pangeran dan putri. Berlari ke kamarnya untuk melaksanakan ritual mandinya.

Tak butuh waktu lama, ia sudah selesai. Penampilannya sangat sederhana, mungkin jika ia berlatih bersama mereka akan terlihat berbeda.

"Aku yang gadis biasa bisa berlatih dengan mereka orang-orang kerajaan adalah hal luar biasa. Aku harus semangat!" serunya

Ketika sampai di ruang makan ternyata sudah ada raja, ratu, pangeran, putri dan kedua orangtua nya.

"Selamat pagi," sapa Daisy

Mereka semua menoleh dan menjawab, "Pagi."

Mereka semua makan dengan keadaan hening. Tak berama lama mereka selesai makan dan berpindah ke ruang keluarga untuk berdiskusi

"Kau akan berlatih bersama Ratu Lana," kata raja Obelix

"Berlatih apa kali ini, Ratu."

Mereka semua terdiam. Sebenarnya para petinggi kerajaan itu sedang menyeringai. "Berlatih pedang, anakku." Ratu Lana menyerigai. "Kau tak keberatan bukan?" Ratu Lana menatap Daisy tajam

Yang di tatap hanya menggelengkan kepala. "Aku akan berlatih semampuku," tegas daisy

"Tentu saja, anakku."

Di belakang rumah Mr. Calisto mereka berdua berlatih pedang. Sepertinya sang ratu tidak bermain-main dalam latihannya kali ini. Buktinya ratu memberikan pedang yang cukup besar berwarna hitam dan ada garis di tengah pedang yang berwarna merah.

"Kau bisa mengangkatnya, Daisy?" Ia hanya mengangguk sekilas.

Berat. Sensasi memegang benda sebesar itu, tapi ia tak bisa berbohong jika benda itu indah.

"Coba kau lawan aku."

Daisy menggerakan pedangnya ke arah kanan dan ratu Lana berhasil menghindar, serangan yang di berikannya tak pernah mengenai ratu Lana.

"Kau harus bisa mengenaiku setidaknya sekali, Nak," kata ratu Lana.

Ia mencobanya lagi, mengarahkan mata pedangnya ke segala arah, bukan lagi mengindar. Ia melesakkan pedangnya dari arah kanan ke kiri dan Ratu bisa membaca pergerakannya, alhasil ia gagal.

Ia fokus dengan gerakan yang di lakukan lawan, dan tanpa di duga sekali serang ia bisa mengarahkan mata pedangnya ke leher Ratu Lana.

"Wah!"

Semua tersentak dengan apa yang di lakukannya.

"Kau berhasil. Selamat, sayang." Ratu Lana memeluknya erat dan menepuk pundaknya pelan.

Elected Girl And Prince [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang