PERANG 1

80 6 0
                                    

Suasana malam ini sangatlah menyeramkan, hawa dingin menyentuh kulit, bahkan kegelapan malam semakin pekat.

Mereka semua sudah berkumpul, dengan Daisy berada di barisan bersama raja, ratu, pangeran dan putri. Tetangganya pun berada di medan perang membantu dirinya yaitu Hero.

Ayah dan Ibunya juga berada di barisan depan. Barisan belakang ada para prajurit bersama panglima perang masing-masing kerajaan.

"Kemana penyihir itu?!" geram Arkatama

Memang sedari tadi belum ada tanda-tanda penyihir datang. Mereka menunggu penyihir, padahal yang terlintas dipikiran mereka adalah penyihir yang sampai terlebih dahulu.

"Awas saja nanti kalau kau kalah oleh pasukan penyihir!" gertak Airin

Arkatama terkekeh. "Tak akan terjadi!"

Di sisi lain, ada banyak pasukan yang menuju ke arah yang sudah di tentukan tuanya. Dalam kegelapan malam hawa keberadaan pasukan tersebut disamarkan oleh tuan mereka.

Dalam 1 pasukan memiliki banyak sekali prajurit bersenjata. Mereka terlihat tak gentar. Dengan 1orang yang memimpin semua pasukan itu.

"Kalian siap?!" teriak pemimpin seluruh 7 pasukan

"Kami siap!"

Pemimpin 7 pasukan itu menyungingkan senyum, ia terlihat senang bahkan sangat senang. Di sampingnya ada seseorang yang akan membantunya.

"Kalian harus meratakan tempat yang aku tentukan!"

"Baik!" balas seluruh pasukan

Pemimpin seluruh pasukan itu duduk di kursi yang telah di sediakan. Lalu, meminum sesuatu di gelas yang di siapkan pelayan. Merah, sesuatu yang ia minum  rasanya sangat menyegarkan.

"Kau mau?" tawarnya pada orang yang ada di sampingnya.

pria yang di samping pemimpin itu hanya bergeming. Pandangannya kosong, berdiri kaku seperti patung tapi ia mematuhi perintah dari pemimpin 7 pasukan itu.

"Oh! Kau akan mendapatkan imbalan jika aku berhasil mengambil pemain utama kita malam ini!"

Terdengar suara jahat dari pemimpin itu. Pohon-pohon bergoyang, angin semakin kencang dan dedaunan beterbangan menghiasi malam yang kian menyeramkan.

"Kalian semua berangkat! Hancurkan semua titik yang aku tentukan!"

Semua pasukan itu berangkat, menyisakan pasukan inti yang dimiliki oleh pemimpin itu. Pria di samping pemimpin masih setia berdiri dalam pandangan yang makin kosong.

"Ayo, kita berangkat," bisik pemimpin itu kepada pria di sampingnya

Mereka semua berangkat ke suatu tempat. Bahkan suara sang pemimpin masih sangat menggema.

7 pasukan yang telah berangkat menuju tempat yang telah di tentukan sampai di sebuah hutan. Mereka menunggu intruksi dari pemimpin mereka.

Sementara di tanah lapang. Kabut semakin tebal, hawa dingin semakin terasa, burung-burung beterbangan di langit serta malam yang terasa semakin menyeramkan.

Mereka yang berada di tanah lapangan merasa ngeri dengan keadaan di sana. Seketika ada asap yang muncul entah dari dan menutupi seluruh permukaan tanah lapang.

"Asap ini...."

"Penyihir."

Dengan sigap barisan depan yang dipimpin Daisy sudah bersiap dengan apa yang ada di hadapan mereka. Asap itu semakin membumbung tinggi dan semakin sulit menatap ke arah depan

"Bersiap!" teriak Daisy

Ia merasa penyihir sudah berada di depan mereka. Setelah asap itu hilang, terlihatlah sosok yang ditunggu oleh mereka. Suara tawa nya membuat keadaan semakin mencekam. Tapi, penyihir terlihat seorang diri tanpa ada pasukan atau apapun.

Elected Girl And Prince [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang