Kenyataan

259 22 0
                                    

Pagi ini daisy olahraga bersama dengan adik-adiknya ke taman dekat rumah mereka.

Ada Nio, Via, Rara dan Zeya yang ikut bersama nya ke taman. Yang paling kecil adalah Rara. Gadis kecil itu berumur 7 tahun, rambutnya selalu di kuncir kuda.

"Kakak! Tangkap bolanya!" seru Zeya

Ia dan Rara tak ikut bermain basket setelah berlari-lari kecil di taman.

"Kak," panggil Rara

"Kalo sudah besar, Rara boleh main bola basket kaya mereka?" Daisy mengangguk.

"Boleh, tapi tetap hati-hati, ya." Dengan semangat Rara mengangguk dan memeluk tubuh Daisy.

Adik-adiknya kembali dengan keringat yang membasahi dahi mereka.

"Adik ayo pulang," ajak Nio

Rara mengangguk.

"Kalian duluan saja, oke." Mereka mengangguk dan perlahan berjalan menjauh.

Sekarang yang harus di lakukannya adalah pergi ke toko bunga untuk membeli bunga.

Di pertengahan jalan ada seseorang yang memanggilnya. Suaranya tak asing, seperti di kenalnya.

Mata Daisy terbelalak melihat siapa yang memanggil namanya.

"Ka Val!"

Daisy langsung memeluk tubuh seseorang yang di panggilnya 'kak' dengan hangat.

Masih dalam pelukan, Daisy berkata, "kakak, aku kangen. Kemana aja? Nggak inget sama rumah, ya."

Laki-laki itu mengelus pelan rambutnya dan menangkup wajahnya.

"Kakak kangen sama keluarga dan juga kamu, hanya saja tak mau merepotkan ayah dan bunda itu saja," sahutnya

"Menyebalkan! Intinya aku kangen sama kakak! Ayo pulang, pasti mereka senang melihat kakak." Daisy menarik tangan laki-laki itu.

Di sisi lain ada yang melihat kejadian Daisy memeluk laki-laki yang seperti nya akrab dengannya.

"Dia siapa, ya? Kok kaya akrab, sih, masa gue harus ribut sama dia baru dapetin Daisy," gumam seseorang itu.

Dengan menghela napas, ia berkata, "terdeteksi satu lawan."

****

Terbukti semua orang yang berada di rumah menyambut Daisy dan laki-laki yang di bawanya dengan haru.

"Kakak Val, kemana saja? Tak merindukan kami?" tanya Meri

"Kami nakal, ya. Sehingga kakak pergi dari rumah," lirih Vio

Laki-laki itu mensejajarkan tingginya dengan adik-adiknya.

"Kakak nggak pernah benci, marah dan kesal dengan kalian. Hanya saja kakak harus melakukan ini demi cita-cita kakak," jawabnya.

"Apakah kakak masih akan pergi?" Vero melihatnya dengan mata yang sendu.

"Kakak mungkin akan sesekali menjenguk kalian."

Semua berteriak senang, akhirnya kakak yang mereka tunggu-tunggu datang.

"Nak," panggil Bunda

Laki-laki memeluk tubuh Bundanya dengan tangis yang tak bisa di bendung.

"Maafin Val, Bun. Val tau ini egois tapi ... aku cuma mau mandiri," lirih laki-laki itu

Bunda mengangguk, menatap anak laki-lakinya.

"Valeo Anako. Anak ayah, tak mau berpelukan, hm."

Laki-laki itu bernama Valeo Anako, dia berumur sekitar 20 tahun. Anak tertua di keluarga itu.

Elected Girl And Prince [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang