OPENING

244 19 0
                                    

Paginya pangeran, putri dan keluarga Daisy sudah berkumpul. Untuk sekolah, sudah di urus oleh orangtua nya. walaupun terasa aneh karena mereka pindah sekolah secara bersama-sama, tapi untungnya Ayah bisa membuat kepala sekolah percaya.

Mereka semua berada di meja makan, tak ada diskusi, hanya makan dengan hening. Setelahnya para perempuan membereskan meja makan dan laki-laki menuju ruang keluarga.

"Jadi, kapan kita akan pergi?" tanya Arkatama.

Tamu yang membuat orangtua nya terlihat menghormati mereka ternyata teman-temannya di sekolah. Siapa lagi jika bukan Alardo, Arkatama, Darien, Leandro, Altair, Airin, Inara dan marcille. Ternyata ia memiliki teman seorang pangeran dan putri!

"Bagaimana jika sekarang? Lebih cepat lebih baik, kan," kata Leandro.

Mereka semua mengangguk.

"Kita lebih baik lewat portal yang ada di hutan. Tapi, untuk ke sana lebih baik jalan kaki, karena jika tidak, itu hanya membuat orang-orang di sekitar sini curiga," jelas Ibu.

Dahi Darien mengerut. "Jika tak di curigai berarti kau sering ke sana, benar?"

Ibu dan Ayah tersenyum dan menjawab, "benar, Pangeran."

Akhirnya mereka berjalan ke hutan yang tak terlalu jauh dari rumahnya. Hutan itu jarang sekali di datangi manusia, karena setiap yang datang sulit untuk kembali, begitu kabarnya.

"Bu," panggil Daisy

Ibu menoleh. "Ya."

"Kabarnya jika kita memasuki hutan itu akan sulit kembali, ya." Ibu mengangguk sebagai jawaban.

"Hahaha."

Terdengar suara tawa yang menggelegar dari pangeran dan putri, bahkan juga Ayah.

"Kalian jangan seperti itu! Daisy memang seharusnya tak tau!" seru Ibu dan mereka terdiam. Melanjutkan perjalanan dengan sesekali berbicang.

"Hutan itu di lindungi mantra sihir, mereka yang tinggal di antara manusia akan melewati hutan itu sebagai portal atau pintu masuk dan keluarnya dari word of kingdoms and islands. Jadi, mereka yang bukan warga asli seperti kita, akan sulit untuk kembali. Kecuali mereka yang berniat baik," jelas Ibu dan ia mengangguk kepala tanda mengerti.

Tak terasa akhirnya mereka sampai di hutan itu. Aneh. Udara di sana terasa dingin seakan menusuk tulang. Tapi, juga tekanan nya terasa berat.

"Nak, kau merasa kedinginan juga tekanan nya berat, kan." Ia mengangguk

Ayah membacakan sebuah mantra dan tak lama tubunya terasa hangat dan tekanan tadi hilang dengan sekejab.

"Bagi mereka yang baru memasuki hutan ini, memang seperti. Dan yang Ayahmu bacakan mantra nya adalah sihir dasar untuk semua klan," ujar Alardo.

"Begitu," gumam Daisy

Mereka semua berada di tengah-tengah hutan. Dan mulai membuat sebuah lingkaran, pangerang dan putri nampak membaca mantra yang tak ia ketahui. Kemudian, cahaya putih yang sangat silau menyelimuti tubuh mereka.

Ketika membuka mata, yang pertama ia lihat adalah tempat yang aneh. Pohon-pohon yang berukuran sangat besar dan berwarna hijau tua. Pohon itu rata-rata adalah jamur. Walapun, tempat itu berwarna hijau tua, tapi di sana sangat terang. Seolah-olah tempat itu di terangi pepohonan yang ada di sana

Sambil berjalan ia juga melihat-lihat sekitarnya tanpa memerdulikan orangtua nya dan teman-temannya yang sudah berjalan jauh di depannya. Hal semacam ini terlalu bagus untuk di lewatkan!

Para pangeran, putri dan orangtua Daisy menengok kebelakang. Ternyata Daisy tertinggal jauh dari tempat mereka berdiri.

"Daisy!" seru Inara

Elected Girl And Prince [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang