Healing

145 17 1
                                    

Pagi ini Daisy sudah bersiap dengan beberapa perlengkapannya untuk pergi ke rumah kecil yang pernah di beritahu oleh Ibunya.

"Wah! Kau sudah sangat rapi, sayang. Ingin kemana, hm?" tanya Ayah.

Ia duduk di kursi dan menatap Ayahnya. "Aku ingin pergi ke rumah kecil yang Ibu tunjukan waktu pertama aku kemari. Apa boleh, Ayah?" Daisy memasang wajah memelasnya agar di beri izin oleh Ayah.

"Tentu, dengan siapa kau ke sana?"

"Sendiri," kata Daisy

Ibu datang dengan semangkuk sup yang asapnya masih mengepul di sana. Tak lama ada sulur tumbuhan yang membawa piring, mangkuk, sendok dan garpu.

"Apa tak masalah jika kau pergi sendiri? Kau ingat jalan menuju ke sana?" tanya Ibu

Ia mengangguk dengan semangat. Ibunya tersenyum.

"Tentu, kau boleh pergi kesana hanya saja harus makan terlebih dahulu. Jika ingin lebih lama di sana, bawalah beberapa makanan," ucap Ibu dan menaruh beberapa makanan di tas yang akan di bawanya.

Setelah selesai makan ia langsung menuju ke rumah kecil itu. Di sepanjang perjalanan ia banyak menemukan tumbuhan yan indah dan cantik.

Terkadang tumbuhan di sana bisa menyala bagaikan lampu. terdapat banyak sekali hewan yang berkeliaran. Semilir angin menerbangkan rambutnya, kicauan burunh bagaikan lagu.

aauu....

Terdengat suara serigala. Walaupun begitu hewan-hewan di sini masih berkeliaran seolah suara serigala yang menakutkan itu bukanlah ancaman bagi mereka.

Bulu roman nya berdiri, tubuhnya bergetar, udara seakan menjadi dingin. Ia takut, tapi jika berlari dan tiba-tiba bertemu dengan serigala itu apa yang harus di lakukannya.

"Ah! Aku harus bersembunyi," gumam Daisy

Ia berjalan lurus dan menemukan pohon yang cukup besar dan ada bebatuan di bawahnya. Cukup untuk dirinya memanjat sampai dahan tertinggi, setidaknya ia tak akan mudah di temukan jika di atas sana.

Hap!

"Berhasil," pekiknya.

Setelah berhasil di dahan yang lebih rendah, ia mencoba naik lebih tinggi. Sedikit sulit mengingat dirinya menggunakan gaun yang panjangnya semata kaki.

Hap!

Ia berhasil sampai dahan selanjutnya. "Paling tidak serigala itu tak akan bisa sampai ke sini."

Aauuu....

Suata itu terdengar lagi, hanya saja suaranya bukan seperti hewan kelaparan. Seperti suara kesakitan. Ia menajamkan pendengarannya untuk bisa menentukan suaranya dari arah mana.

"Hm, suaranya dari arah timur," gumam Daisy.

Kini, indra penglihatannya ia fokuskan menatap arah timur. Ada sesuatu di sana, besar dan darah?

"Astaga! Serigala itu terluka. Aku harus menolongnya."

Ia turun dari dahan tertinggi dan sampai pada tanah dengan mulus. Tapi langkahnya terhenti saat pikirannya berfikir logis.

"Jika aku ke sana dan di makan oleh hewan itu bagaimana?! Tapi jika dia tak segera di tolong, dia akan mati karena kehabisan darah!"

Ia menggigit jarinya, bingung. Apa yang harus di lakukannya.

"Aku harus meyelamatkan serigala itu! Setelah mengobati hewan tersebut aku akan langsung lari!" seru Daisy dan mulai berlari menghampiri hewan berbadan besar itu.

Ketika sampai di sana, ia melihat serigala itu terkapar dengan darah di sekitar tubuhnya. Luka itu berada tepat di bagian perutnya.

"Hm, pasti sakit."

Elected Girl And Prince [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang