"Kalian lihat mereka sangat cocok, ya," kata Arkatama dengan wajah jahilnya.
Seketika mereka semua melihat Arkatama dengan pandangan yang tak bisa di artikan.
"Apa? Ada yang salah dengan ucapanku?" tanya Arkatama. Mereka menggeleng dan menatap kedua orang yang sedang berlatih itu.
Tampaknya sekarang Daisy sudah cukup mahir memainkan pedangnya. Tak lagi menghindar dari serangan lawan, bahkan sekarang lebih sering menyerang lawan. Tentunya Daisy menggunakan setiap kesempatan yang terlihat dengan tak sia-sia. Menyerang ketika musuh lengah.
Sreng...
Mata pedang Miliknya hampir mengenai lengan Altair. Semua terkejut dengan apa yang di lakukannya, tapi setelah itu suara tepuk tangan terdengar di telingannya.
"Ma-maafkan a-ku, Pangeran," ucap Daisy sambil menunduk
Altair sedikit menunduk menatap manik mata Daisy yang sangat indah. "Santai saja, aku tak apa." Dengan lemas Daisy duduk di dekat pangeran dan putri.
"Kau hebat!" seru Inara
Daisy menoleh ke arah Inara. Apa nya yang hebat? Dirinya hampir melukai seorang Pangeran!
"Maaf, aku benar-benar tak sengaja."
Mereka semua menatapnya dengan pandangan aneh. "Habislah aku," gumam Daisy. Tiba-tiba saja rambutnya serasa di elus seseorang.
"Tak apa santai saja. Buktinya orang itu masih hidup, kan."
"Kau berharap aku mati, hah!" bentak Altair.
Leandro hanya mengangkat kedua bahunya.
"Dasar kau kejam!"
Semua tertawa melihat interaksi Leandro dan Altair yang lucu.
"Daisy," panggil Darien
Ia menoleh ke arah orang yang memanggilnya. "Ya."
"Mau mencari buah yang segar di hutan?" tanya Darien
Semua menganga, seorang Darien mengajak Daisy yang berjenis kelamin perempuan untuk mencari buah segar di hutan yang secara tak langsung mengajak jalan-jalan?!
"Kau?!" teriak mereka semua
"Apa?" Dengan tak berdosanya, Darien malah balik bertanya.
Telunjuk Arkatama berada tepat di depan wajah Darien. Wajah Arkatama menatap Darien penuh selidik.
"Kau! Ingin berbicara apa dengan, Daisy?!" Lagi-lagi Darien hanya mengangkat bahunya.
"Kau bisa pergi, Darien. Asal jangan macam-macam," kata Leandro
Darien mengangguk sekilas dan mengajak Daisy pergi keluar.
"Hei! Kau---"
"Diam saja! Tak akan ada hal bahaya di wilayah nya sendiri," sela Leandro.
Altair menggembungkan pipinya. Kesal.
"Auh! Adikku manis sekali!" seru Marcille dan mencubit pipi Altair.
"Ssh ... Kakak!" Altair menatap kesal sang kakak.
"Kau memang sangat lucu," ejek Airin
Inara menatap semua temannya dengan senyum. Tak lama ia mengambil makanan yang ada di tasnya.
"Kalian mau pie susu?" tanya Inara
Mereka semua sontak menatap Inara dan mengangguk dengan mata berbinar.
"Mau!"
Hening di antara Darien dan Daisy. Mereka berjalan tanpa sepatah kata pun. Darien berjalan di depan dan Daisy mengekor di belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elected Girl And Prince [COMPLETE]
FantasyBerkeliling dunia. Itu adalah impian semua orang, keinginan bagi para travelling. Dan menjelajahi berbagai tempat di negara lain. Tapi, bagaimana jika berkeliling dunia menemui tempat yang seharusnya hanya ada pada zaman dahulu dan sebuah mitos yang...