Pada akhinya ia bertarung melawan penyihir juga, sekarang semangatnya lebih membara ketimbang sebelumnya. Mereka semua berhasil mengalahkan pasukan penyihir. Hanya tinggal satu, nasib kerajaan yang entah bagaimana kabarnya, tapi ia merasa jika kerajaan akan aman di tangan para raja dan ratu.
"Daisy, aku akan merebut Altair darimu!" tegas penyihir
Ia hanya diam dan tak menanggapi ucapan penyihir.
Serangan penyihir kali ini tak sekuat di awal. Ia bahkan bisa menyerang dan melukai penyihir dengan cukup mudah.
Ia menggerakkan pedangnya pada titik yang akan digores. Penyihir melancarkan serangan es nya, ia membalas dengan air raksasa dengan pasir di dalamnya.
Air raksasa itu pecah dan mengenai penyihir. Tampaknya ada yang kesal dengan apa yang dilakukannya.
"Apa yang kau lakukan!"
"Sedikit bermain, mungkin," kata Daisy
Penyihir dengan sulurnya melilit Daisy, tapi yang dililitnya hanya diam tak bergerak.
Dari bawah mereka semua melihat penyihir yang sedang melilit Daisy dengan sulur. Mereka semua panik, gadis itu hanya diam tak bergerak.
"Daisy! Sadarlah! Kami mohon!" seru Airin
Mereka semua berada di tengah tanah lapang, duduk melingkar sambil mengamati Daisy juga penyihir.
"Bagaimana ini? Daisy," lirih Inara
"Hei! Jangan menangis." Alardo menangkan adiknya dengan memeluk Inara
Tak ada yang tahu jika ia menyembunyikan senyumnya di balik rambutnya yang panjang.
"Hahaha, akhirnya! Altair menjadi milikku!" ungkap penyihir
Sulur yang melilit Daisy hancur seketika. Penyihir menatap sulur miliknya yang hancur dan terlihat Daisy yang sedang tersenyum miring
"Kau akan menang? Oh, tak semudah itu aku menyerah untuk memperjuangkan cintaku!"
Daisy menyerang penyihir dengan pedangnya. Sekali lagi, ia dapat menggores lengan penyihir.
"Dasar bocah!"
Penyihir menyerang Daisy dengan tanah membentuk bola yang cukup besar dan dilempar ke arahnya. Ia menangkisnya dengan pedang, lalu mengeluarkan kekuatan es yang dibentuk menjadi sebuah burung yang akan mengikuti arah tangannya
Dengan ayunan tangannya, burung itu mengarahkan parunya pada kepala penyihir. Lalu, mencoba untuk membakar sayap demon milik penyihir menggunakan api.
"Arrgh!"
Terlihat sayap demon yang ada di pundak penyihir mulai terbakar dan kepalanya yang berdarah karena patukan dari burung es buatannya.
Tak terima dengan serangannya, penyihir membalas dengan membuat elang yang terbuat dari tanah. Elang itu tak kecil melainkan besar.
"Kau meniru apa yang aku buat?" tanya Daisy
"Tidak!"
"Mengelak!" seru Daisy
Ia terbang ke arah elang itu, dengan kecepatan yang tinggi ia terbang dan menebas kepala elang itu.
Terdengar suara jeritan elang itu dan hancur menjadi debu. Ia menyeringai kepada penyihir.
"Serangan apa lagi yang akan kau buat?"
Penyihir geram, akhirnya menyerang Daisy menggunakan kekuatannya secara membabi buta. Dengan gerakan cepat ia menangkis segala serangan penyihir
KAMU SEDANG MEMBACA
Elected Girl And Prince [COMPLETE]
FantasyBerkeliling dunia. Itu adalah impian semua orang, keinginan bagi para travelling. Dan menjelajahi berbagai tempat di negara lain. Tapi, bagaimana jika berkeliling dunia menemui tempat yang seharusnya hanya ada pada zaman dahulu dan sebuah mitos yang...