Altair memasuki rumah dengan perasaan lebih baik dari sebelumnya. Seharian ia berjalan-jalan ke pasar yang ada di kota.
"Hm, mungkin makan malam daging panggang tak buruk."
Ia segera menyiapkan bahan-bahan dan mulai meracik bumbu. Setelah itu menyiapkan panggangan. Altair menggunakan kekuatan sulur untuk membantunya agar pekerjaanya cepat selesai.
Sulur tumbuhan membantu dalam menyiapkan api untuk memanggang daging. Selesai meracik bumbu langsung saja ia panggang daging itu. Harum dari daging yang di panggang membuat perutnya berbunyi.
"Akhirnya matang juga."
Altair memakan daging panggang beserta makanan lainnya di halaman rumah. Menatap ke arah langit yang nampak indah.
"Jika kau masih hidup, mungkin kita akan menatap bintang bersama," lirih Altair.
Segera ia habiskan makanannya dan membereskan peralatan yang digunakan. Altair masuk ke kamar dan tertidur.
***
"Nemia."
Ia pun menoleh ke arah gadis yang sudah bersamanya beberapa minggu. Ada sebuah keinginan di mata gadis itu, tapi tak berani diungkapkan.
"Butuh sesuatu?"
Gadis itu menggeleng.
"Aku sudah sembuh," katanya
"Lalu?"
Gadis itu terdiam.
"Katakan saja, kau ingin apa?"
Sambil menunduk gadis itu menjawab, "Pergi ke suatu tempat."
Nemia mengangguk dan duduk di sebelah gadis itu.
"Tentu saja. Kurasa kau sudah sembuh dan bisa pergi dari sini," kata Nemia
Gadis itu mendongak dan memeluknya.
"Benarkah?"
"Tentu saja!"
"Aku akan membereskan pakaianku. Sekali lagi terimakasih, Nemia," ujar gadis itu
Nemia mengangguk.
"Aku harap tak ada lagi yang mencoba menyakitimu, Nona."
***
Perjalanan gadis itu memakan waktu cukup lama, tujuannya adalah demon kingdom. Ia menikmati perjalanan itu meski hanya sendiri.
Saat ini ia sudah sampai di The ice kingdom. Pakaian hangat telah disiapkan sebelum menuju ke tempat dingin seperti ini.
"Dingin," kata gadis itu
Ternyata ada badai salju yang membuat perjalanannya terhambat. Dengan cepat ia mendirikan sebuah rumah kecil yang berbentuk bola dengan akar sebagai dinding.
Gadis itu masih kedinginan, akhirnya ia membuat api dengan kekuatannya. Tubuhnya tak lagi kedinginan, ia merasa hangat setelah api itu menyala.
"Apakah masih ada badai?" gumamnya dan berjalan ke luar untuk melihat sekitar.
Ternyata badai salju sudah berlalu ia melanjutkan perjalanannya menuju water kindom.
Tak terasa akhirnya sampai pada portal yang menghubungkan The ice kingdom dengan water kingdom. Hanya saja, matahari sudah berganti dengan bintang.
"Aku akan beristirahat di sini saja."
Matanya menatap hutan di The ice kingdom, dengan kekuatan yang dimilikinya ia membuat rumah pohon.
"Perjalanan ini hanya mengingatkan aku tentang kejadian beberapa minggu lalu," gumam gadis itu dan tertidur
Suara kicauan burung terdengar di telinga gadis itu. Ia pun membuka mata dan menghalangi cahaya matahari yang menerpa wajah.
"Pagi cepat sekali datang."
Setelah berkemas ia melanjutkan perjalanan dan memasuki portal. Sesampainya di water kingdom ia langsung menuju hutan untuk masuk ke dalam portal selanjutnya.
"Rasanya air laut itu sangat segar."
Ia menatap laut dengan keinginan menceburkan diri, tapi teringat hal yang harus dilakukannya, ia berjalan kembali menuju portal.
"Selamar tinggal water kingdom dan selamat datang demon kingdom," kata gadis itu
Memasuki portal lalu sampai pada demon kingdom ia tersenyum. Berjalan menyusuri kota yang ramai dengan banyaknya rakyat.
Tak sengaja matanya menatap penjual makanan yang terlihat enak. Lantas ia mengampiri penjual tersebut.
"Nyonya, aku ingin ini."
Penjual itu memberikan makanan yang ia pilih. Setelah cukup bersenang-senang di kota ia melangkahkan kaki menuju desa.
"Hm, harum pedesaan," ujar gadis itu
Ada sebuah tempat untuk menyewa rumah. Ia masuk dan bertemu lelaki yang sepertinya pemilik tempat itu.
"Selamat datang, Nona," sambut lelaki itu
Ia mengangguk.
"Masih ada rumah yang bisa ku sewa?"
Lelaki itu menganguk
"Mari, ikuti saya."
Ia mengikuti langkah lelaki itu. Sampai pada sebuah rumah bercat putih dengan tanaman yang menghiasi halaman.
"Wah, indah sekali."
"Ku harap kau menyukainya, Nona. Selamat bersenang-senang." Lelaki itu pergi dan ia masuk ke dalam rumah yang telah ia sewa.
Di dalam rumah ternyata cukup luas dan ia rasa terlalu berlebihan menyewa tempat sebesar ini dan hanya dirinya yang menempati.
"Ah! Lelahnya."
Terdengar suara tawa yang merdu memasuki telinganya. Ia beranjak dari tempat tidur lalu membuka jendela. Terlihat seorang lelaki yang sedang asik bermain dengan hewan-hewan
"Pasti dia penyuka hewan," komentar gadis itu
Saat lelaki itu berbalik, ia bisa melihat wajah orang itu dengan jelas. Tetangga baru nya tersenyum dan melambai padanya.
"Halo! Tetangga baru," kata lelaki itu
Ia tersenyum dengan tangan melambai
"Terimakasih penyambutannya!"
Lelaki itu tersenyum dan berjalan ke arahnya. Tangan lelaki itu terulur, mengajak dirinya berkenalan
"Perkenalkan aku Altair," kata lelaki itu.
"Perkenalkan aku Amarante."
***
Hai, teman-teman, para readers dan kawan-kawan.
Jadi, bagaimana dengan cerita aku?
Tulis, yuk! Komen kamu di kolam komentar 😊Aku sangat butuh komentar kalian, loh.
*Jangan lupa untuk vote and komen cerita aku, ya.
Biar rajin publish nya 😆
Terimakasih sudah meluangkan waktu membaca cerita aku 💜
Jangan lupa next ➡
semoga ketagihan 😄Sekian dari aku.
Terimakasih.
Happy reading 📖
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elected Girl And Prince [COMPLETE]
FantasyBerkeliling dunia. Itu adalah impian semua orang, keinginan bagi para travelling. Dan menjelajahi berbagai tempat di negara lain. Tapi, bagaimana jika berkeliling dunia menemui tempat yang seharusnya hanya ada pada zaman dahulu dan sebuah mitos yang...